Malang: Kota Malang, Jawa Timur, tak pernah kehabisan destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Salah satu kawasan yang kini menjadi favorit wisatawan adalah Kayutangan Heritage.
Destinasi wisata sejarah ini terletak di jantung kota dan menawarkan pengalaman menyusuri jejak masa lalu Malang tempo dulu. Berada di kawasan Jalan Basuki Rahmat, Kayutangan Heritage menghadirkan suasana khas era kolonial dengan deretan rumah tua bergaya arsitektur Belanda yang masih terawat.
Gang-gang sempit yang tertata rapi membawa pengunjung seolah menapak waktu ke masa lalu. Suasana itu mengingatkan pada periode ketika Malang berkembang sebagai kota elite pada awal abad ke-20.
Baca Juga :
Ratusan Tempat Ibadah dan Destinasi Wisata Jadi Fokus Pengamanan Nataru di MalangTidak sekadar berjalan kaki, wisatawan juga dapat menemukan berbagai spot ikonik seperti rumah-rumah kuno, sumur tua, hingga lorong-lorong berornamen mural yang menceritakan sejarah kawasan tersebut. Setiap sudut Kayutangan Heritage menjadi latar favorit untuk berfoto, terutama bagi wisatawan yang gemar berburu konten estetik.
Selain nilai sejarah, kawasan ini juga hidup dengan aktivitas ekonomi kreatif warga. Sejumlah rumah difungsikan sebagai kedai kopi, galeri kecil, hingga lapak jajanan tradisional yang menawarkan cita rasa khas Malang. Kehadiran pelaku UMKM ini menambah daya tarik sekaligus memberi pengalaman wisata yang lebih berkesan.
Kayutangan Heritage juga dikenal ramah bagi wisatawan keluarga maupun pelancong solo. Aksesnya yang mudah, berada di pusat kota, membuat kawasan ini kerap menjadi tujuan singgah wisatawan yang ingin menikmati Malang tanpa harus menempuh perjalanan jauh.
Pada malam hari, suasana Kayutangan Heritage semakin semarak dengan pencahayaan lampu temaram yang mempertegas nuansa klasik. Tak jarang, wisatawan memilih datang sore hingga malam untuk menikmati suasana sekaligus berinteraksi dengan warga setempat.
Bagi wisatawan yang mencari alternatif liburan singkat, edukatif, dan sarat nilai budaya, Kayutangan Heritage menjadi rekomendasi wisata yang layak masuk dalam daftar kunjungan saat berada di Kota Malang.
Suasana Kayutangan Heritage di Jalan Basuki Rahmat, Kota Malang, Jawa Timur. (Dokumentasi/Medcom)
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mewacanakan penataan kawasan heritage terpadu yang saling terkoneksi, tidak hanya terpusat di Kampung Heritage Kayutangan, tetapi juga mencakup sejumlah kawasan cagar budaya di sekitarnya. Langkah ini diarahkan untuk memperkuat identitas sejarah Kota Malang sekaligus memperluas daya tarik wisata berbasis heritage.
“Kota Malang memiliki potensi besar. Jika dikelola dengan baik, hasilnya akan sangat luar biasa,” ujar Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, Selasa, 23 Desember 2025.
Sebagai langkah awal, Wahyu bersama jajaran perangkat daerah telah meninjau langsung sejumlah titik di kawasan Jalan Brawijaya dan Jalan Majapahit. Lokasi yang dikunjungi antara lain Pasar Burung Splendid, Pasar Ikan, Pasar Bunga, kompleks Yayasan Sekolah Kristen SD dan SMP Brawijaya, serta beberapa titik lainnya yang berada dalam satu kawasan cagar budaya.
Peninjauan tersebut dilakukan untuk menyusun konsep pengintegrasian kawasan Jalan Brawijaya–Jalan Majapahit dengan Kampung Heritage Kayutangan, Balai Kota Malang, Alun-Alun Tugu, hingga kawasan Skodam V/Brawijaya. Seluruh titik itu dianggap kbbmemiliki nilai sejarah yang saling terhubung dan berpotensi dikembangkan sebagai satu kawasan wisata heritage terpadu.
Wahyu menegaskan, penataan kawasan heritage tidak bisa dilakukan secara parsial. Menurutnya, penataan harus menyentuh berbagai aspek, mulai dari pengelolaan aktivitas pedagang, pengaturan parkir, sistem pengelolaan sampah, hingga peningkatan kenyamanan lingkungan bagi masyarakat.
Keberadaan dua sekolah di kawasan Pasar Burung Splendid yang selama ini terdampak aktivitas pasar juga disorot. Pihak sekolah kerap mengeluhkan kebisingan, persoalan kebersihan, hingga bau tidak sedap yang mengganggu kenyamanan siswa dan tenaga pendidik.
Ke depan, Pemkot Malang berencana mengoneksikan dan menata kawasan-kawasan tersebut secara lebih optimal dengan melibatkan para ahli tata kota dari perguruan tinggi serta berbagai pemangku kepentingan. Penataan ini diharapkan mampu menghadirkan kawasan heritage yang tertata rapi sekaligus memiliki nilai tambah sebagai destinasi wisata.
Melalui konsep kawasan heritage terpadu ini, wisatawan yang berkunjung ke Kota Malang, khususnya ke Kampung Heritage Kayutangan, nantinya dapat menikmati lebih banyak pilihan destinasi dalam satu jalur kunjungan. Mulai dari bangunan cagar budaya, sejarah Pasar Burung, Balai Kota Malang, Alun-Alun Tugu, Alun-Alun Merdeka, Hotel Tugu, hingga kawasan Skodam V/Brawijaya.
“Bahkan saat ini sudah ada konsultan tata kota dari Singapura yang menawarkan pendampingan secara gratis,” imbuh Wahyu.
Kawasan Jalan Brawijaya juga menyimpan potensi sejarah lain, seperti jembatan peninggalan era kolonial Belanda serta kisah Pasar Senggol yang pernah hidup di kawasan tersebut. Jembatan bersejarah itu ke depan diharapkan dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata, termasuk peluang menghidupkan kembali Pasar Senggol sebagai bagian dari konsep penataan kawasan.
Meski demikian, Wahyu menegaskan realisasi penataan kawasan heritage terpadu ini masih memerlukan kajian mendalam dan koordinasi lintas sektor. “Program ini melibatkan banyak pihak, mulai dari warga, pedagang, hingga perangkat daerah terkait, sehingga pelaksanaannya perlu disiapkan secara matang,” pungkasnya.



