Persebaya Surabaya di Ambang Cuci Gudang, Fokus Bernardo Tavares: Benahi Kualitas Pemain Asing, Bek Incar Victor Luiz

harianfajar
2 jam lalu
Cover Berita

FAJAR, SURABAYA — Persebaya Surabaya seperti sedang berdiri di sebuah persimpangan besar. Di satu sisi, ada warisan musim yang penuh ketidakkonsistenan. Di sisi lain, terbentang harapan baru yang dibawa seorang pelatih asal Portugal bernama Bernardo Tavares. Penunjukan resmi Bernardo sebagai nakhoda anyar Green Force untuk Super League 2025/2026 bukan sekadar pergantian pelatih. Ia adalah sinyal dimulainya sebuah era, lengkap dengan potensi perombakan besar-besaran, baik di bangku pelatih maupun di ruang ganti pemain.

Pengumuman kedatangan Bernardo Tavares dilakukan Persebaya secara simbolik melalui akun Instagram resmi klub pada Selasa dini hari, 23 Desember 2025. Sebuah unggahan singkat, namun sarat makna. “Coach Bernardo Tavares is Green,” tulis manajemen. Kalimat sederhana itu seolah menegaskan bahwa Persebaya tengah membuka lembaran baru setelah musim yang dinilai gagal memenuhi ekspektasi.

Bernardo sendiri tak datang tanpa pesan. Pelatih berusia 44 tahun itu menyampaikan pernyataan yang bernuansa personal, seakan ingin membangun kedekatan sejak awal dengan Surabaya dan pendukungnya. Ia mengapresiasi kesabaran manajemen dan suporter selama proses negosiasi yang disebut-sebut cukup berliku. “Surabaya, aku datang,” tulis Bernardo, kalimat yang cepat menyebar dan memantik optimisme di kalangan Bonek.

Namun, yang lebih menarik bukan hanya siapa yang datang, melainkan siapa saja yang kemungkinan akan pergi. Bersamaan dengan pengumuman pelatih baru, berembus isu yang jauh lebih panas: rencana kedatangan lima pemain asing baru ke Persebaya Surabaya. Kabar itu pertama kali mencuat dari akun informasi sepak bola @liga_dagelann, yang menyebutkan secara singkat namun tajam bahwa Bernardo Tavares akan membawa lima pemain asing anyar.

Isu ini langsung memicu perbincangan luas. Sebab secara regulasi, Super League hanya mengizinkan maksimal 11 pemain asing dalam satu tim. Sementara itu, Persebaya saat ini sudah mengoleksi 10 pemain asing, gabungan dari rekrutan musim berjalan dan pemain yang dipertahankan dari musim sebelumnya. Artinya, secara matematis, Persebaya hanya memiliki satu slot kosong.

Jika benar lima pemain asing baru akan didatangkan, maka konsekuensinya tak terhindarkan: minimal empat pemain asing yang ada sekarang harus angkat kaki. Situasi ini menegaskan satu hal—Bernardo Tavares tampaknya tidak datang untuk sekadar melanjutkan apa yang sudah ada. Ia datang dengan visi, filosofi, dan keberanian untuk merombak.

Persebaya sebenarnya sudah memberi sinyal bahwa perubahan ini tidak akan setengah-setengah. Bernardo tidak datang sendirian. Ia akan membawa seorang asisten pelatih pilihannya sendiri, meski manajemen memastikan jajaran kepelatihan lama tetap dipertahankan untuk mendukung tugasnya. Model transisi ini mencerminkan upaya menjaga kesinambungan, sembari memberi ruang bagi pelatih baru untuk menanamkan idenya.

Nama Bernardo Tavares sendiri bukan sosok asing di sepak bola Indonesia. Ia dikenal luas lewat kiprahnya bersama PSM Makassar. Bersama klub asal Sulawesi Selatan itu, Bernardo membangun reputasi sebagai pelatih dengan pendekatan taktis disiplin, organisasi permainan rapi, dan keberanian memberi peran besar kepada pemain muda.

Prestasinya bersama PSM tidak bisa dipandang remeh. Ia membawa PSM menjadi finalis AFC Cup Zona ASEAN 2022/2023 dan melaju hingga semifinal ASEAN Cup 2024/2025. Total 129 pertandingan ia jalani bersama Juku Eja, sebuah catatan yang menunjukkan stabilitas dan kepercayaan jangka panjang—dua hal yang justru belum dirasakan Persebaya dalam beberapa musim terakhir.

Ironisnya, perpisahan Bernardo dengan PSM bukan disebabkan oleh kegagalan teknis, melainkan persoalan non-teknis: masalah gaji yang berulang. Keputusan untuk berpisah sebelum musim berakhir membuka jalan bagi Persebaya untuk bergerak cepat, terlebih setelah Edu Perez lebih dulu didepak akibat performa tim yang tak kunjung stabil.

Kini, semua mata tertuju pada langkah-langkah awal Bernardo di Surabaya. Apakah lima pemain asing itu akan benar-benar datang? Apakah ada wajah-wajah lama yang harus tersingkir demi memberi ruang bagi filosofi baru? Manajemen Persebaya masih memilih diam. Tidak ada konfirmasi, tidak pula bantahan. Keheningan ini justru membuat spekulasi semakin liar.

Bagi suporter, situasi ini adalah campuran antara harapan dan kecemasan. Harapan bahwa Bernardo Tavares bisa mengangkat kembali martabat Green Force di level domestik dan regional. Kecemasan bahwa proses perombakan bisa memicu gejolak di dalam tim.

Satu hal yang pasti, Persebaya Surabaya sedang bergerak. Tidak stagnan. Tidak pula menunggu. Dengan Bernardo Tavares di pucuk komando dan isu lima pemain asing yang menggema, Green Force bersiap menyongsong musim baru dengan wajah yang mungkin sangat berbeda. Era baru itu telah dimulai—penuh tanda tanya, tetapi juga sarat kemungkinan.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Sejarah 26 Desember: Dari Perang Banjar hingga Tsunami Aceh 2004
• 19 jam lalurctiplus.com
thumb
Terekam CCTV! Detik-Detik Curanmor Bersenpi Teror Warga Kembangan di Siang Bolong
• 8 jam lalusuara.com
thumb
Khofifah Nilai Kinerja MUI Jatim Periode 2020–2025 Solid dan Berdampak
• 2 jam lalusuarasurabaya.net
thumb
Banjir Bandang Terjang Agam, Prajurit TNI Naik ke Atap Selamatkan Diri
• 23 jam lalurealita.co
thumb
BRI Super League: Persib Terancam Tanpa Ramon Tanque Lawan PSM, Ini Harapan Bojan Hodak
• 3 jam lalubola.com
Berhasil disimpan.