Warga Pilih Berobat ke Luar Negeri, RI Dorong Potensi Health Tourism

bisnis.com
5 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia berpotensi kehilangan devisa hingga US$11,5 miliar atau sekitar Rp 180 triliun akibat banyaknya warga negara yang memilih berobat ke luar negeri. 

Asisten Deputi Pemasaran Pariwisata Mancanegara II Kemenpar RI, Yulia memaparkan bahwa wetiap tahun, sekitar 1 juta orang Indonesia melakukan perjalanan medis ke luar negeri. 

Sekitar 750 ribu di antaranya berobat ke Singapura, sementara sisanya memilih Malaysia, Jepang, Jerman, dan negara lainnya.

"Kondisi ini menunjukkan pentingnya penguatan peran dan sinergi antara kementerian maupun regulator untuk mendukung ekosistem pasien, baik domestik maupun internasional, agar lebih banyak yang memilih berobat di dalam negeri," katanya.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

Selain itu, keberadaan agen asuransi, mitra rumah sakit internasional, serta website agency yang menyediakan layanan pendampingan medis dan kemudahan lain turut memiliki pengaruh besar terhadap keputusan pasien dalam memilih layanan kesehatan.

Kemenpar memaparkan target-target pariwisata nasional yang harus dicapai, seperti jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, kontribusi pariwisata terhadap PDB, nilai devisa, serta serapan tenaga kerja. Untuk 2025, target kunjungan wisatawan mancanegara ditetapkan sebesar 14–15 juta, sementara pada 2026 meningkat menjadi 16–17,6 juta wisatawan.

Baca Juga

  • Pakar Pariwisata Sebut Indonesia Punya Potensi Kembangkan Wellness Tourism
  • Wellness Tourism ala Desa Wisata Bugisan
  • Pengembang Mulai Lirik Pengembangan Hunian Berkonsep Wellness

Yulia menjelaskan bahwa untuk mencapai target tersebut, Kemenpar menjalankan lima program prioritas, yaitu gerakan wisata bersih, pengembangan Tourism 5.0 berbasis teknologi digital, penguatan tiga flagship pariwisata (gastro tourism, marine tourism, dan wellness tourism), penyelenggaraan event berkualitas internasional, serta pengembangan desa wisata.

Wellness tourism yang menjadi bagian dari health tourism kini menjadi salah satu fokus besar Kemenpar, dengan pemetaan sejumlah destinasi unggulan mulai dari Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat, DKI Jakarta, NTB, hingga Bali, Jogja, dan Solo.

Untuk wisata medis, Yulia menegaskan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk menarik kembali masyarakat yang selama ini berobat ke luar negeri, sekaligus menjadi tujuan bagi wisatawan mancanegara yang mencari layanan kesehatan.

Lebih lanjut, dia juga memaparkan strategi pemasaran wisata medis dan wellness Indonesia, yang meliputi identifikasi segmen pasar potensial, penguatan produk wisata yang relevan dengan karakteristik pasar, serta kolaborasi lintas kementerian dan industri baik kesehatan maupun pariwisata.

“Kolaborasi menjadi kunci, baik dengan kementerian lain maupun industri terkait,” ujarnya.

Untuk memperluas jangkauan pasar, Kemenpar menjalankan empat jenis kegiatan promosi, mulai dari partisipasi dalam pameran pariwisata internasional, sales mission yang mempertemukan pelaku industri Indonesia dengan pasar luar negeri, program joint promotion bersama mitra internasional, serta penyelenggaraan fam trip bagi industri pariwisata mancanegara agar mereka dapat melihat langsung potensi di Indonesia.

Di sisi lain, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Strategi Layanan RSJPDHK, Maya Marinda Montain, menjelaskan bahwa Indonesia sebenarnya memiliki peluang besar dalam wisata medis. 

Menurutnya, kualitas layanan dan akreditasi beberapa rumah sakit nasional dapat bersaing dengan rumah sakit pusat layanan jantung unggulan di Singapura.

Namun sayang, menurutnya masih banyak pasien ragu memilih layanan kesehatan Indonesia karena persoalan kepercayaan, keamanan, serta kemudahan akses. Padahal negara lain justru mengelola aspek ini dengan sangat serius.

"Malaysia, misalnya, mereka memberi insentif penerbangan, menawarkan layanan cashless, serta menyediakan paket wisata medis terintegrasi yang dipromosikan secara agresif," ujar Maya.

Layanan Medical Check Up (MCU) di rumah sakit Malaysia terbilang sangat murah. Menurutnya, itu adalah strategi marketing mereka, sebab MCU akan menjadi pintu yang menghubungkan pasien dengan tindakan medis yang biayanya jauh lebih besar.

Sebagai rumah sakit yang menjadi bagian dari ekosistem wisata medis, RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) terus memantapkan langkah strategis untuk menjadikan Indonesia salah satu destinasi utama wisata medis, khususnya di bidang kardiovaskular.

Persiapan menuju wisata medis dilakukan melalui peningkatan kualitas layanan, digitalisasi sistem pelayanan pasien internasional, serta penguatan fasilitas intervensi kardiovaskular.

Upaya ini juga dibarengi pemetaan strategi pasar, analisis kompetitor di kawasan ASEAN seperti Singapura dan Malaysia, hingga identifikasi target pasien yang meliputi medical seeker, premium medical seeker, dan premium care seeker.

“Dengan pengalaman panjang dan kompetensi unggulan dalam layanan kardiovaskular, kami berkomitmen menjadi rujukan regional bagi pasien dalam dan luar negeri,” ujarnya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Pertamina Gelar Trauma Healing bagi Anak-anak Korban Banjir Bandang di Sumatera Barat
• 19 jam lalupantau.com
thumb
Rais Aam dan Gus Yahya Sepakat Gelar Muktamar ke-35 Usai Konflik Pemakzulan Ketum PBNU
• 20 jam lalubisnis.com
thumb
Gempa 3,9 Magnitudo Getarkan Gayo Lues, Aceh
• 16 jam lalukumparan.com
thumb
Waspada, DKI Jakarta Diprakirakan Dilanda Hujan Disertai Petir Hari Ini
• 2 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Pengungsi Gunung Lewotobi Tetap Khusyuk Rayakan Natal dalam Kesederhanaan
• 8 jam lalumetrotvnews.com
Berhasil disimpan.