Jakarta, VIVA – Pemulihan wilayah terdampak bencana hidrometeorologi menjadi bagian penting dalam menjaga keberlanjutan aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat. Gangguan pada akses transportasi, distribusi logistik, serta ketersediaan tempat tinggal sementara dapat memperlambat proses pemulihan daerah.
Sebab itu, penanganan pascabencana umumnya melibatkan koordinasi lintas pihak, termasuk pemerintah dan badan usaha, agar upaya pemulihan berjalan terukur dan sesuai kebutuhan di lapangan.
Di Kabupaten Aceh Tamiang, PT Hutama Karya (Persero) menyampaikan keterlibatannya dalam upaya pemulihan pascabanjir melalui inisiatif BUMN Peduli, sejalan dengan arahan Danantara Indonesia. Dukungan tersebut difokuskan pada pemulihan konektivitas wilayah serta persiapan hunian sementara (Huntara) bagi masyarakat terdampak.
Seluruh kegiatan dilakukan dengan berkoordinasi bersama pemerintah daerah, posko setempat, dan pemangku kepentingan teknis untuk menghindari tumpang tindih penanganan. Chief Operational Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria, menyatakan peran Danantara dan Badan Pengaturan (BP) BUMN dalam mendampingi masyarakat terdampak selama masa pemulihan.
“Danantara Indonesia dan BP BUMN hadir untuk mendampingi warga yang terdampak, memastikan kebutuhan dasar terpenuhi, serta membantu masyarakat menjalani proses pemulihan secara bertahap,” kata Dony, sebagaimana dikutip dari siaran pers, Jumat, 26 Desember 2025.
Pada fase pemulihan pascabencana, Hutama Karya mendapat penugasan untuk mendukung pembangunan hunian sementara di Aceh Tamiang. Secara keseluruhan, sebanyak 600 unit Huntara direncanakan dibangun oleh tujuh BUMN konstruksi.
Dari jumlah tersebut, Hutama Karya akan menangani pembangunan 120 unit di atas lahan seluas 52.581 meter persegi. Huntara disiapkan sebagai tempat tinggal sementara bagi warga selama masa transisi sebelum hunian permanen tersedia.
Lokasi pembangunan Huntara berada di Jalan Banda Aceh–Medan, Kebun Tj. Seumantoh, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang. Berdasarkan peninjauan awal, area tersebut masih memerlukan pembersihan lumpur, perataan lahan, serta penyiapan akses menuju lokasi.
Dari sisi desain, Huntara direncanakan menggunakan struktur rangka baja ringan. Material yang digunakan meliputi papan semen untuk dinding, multiplek lantai, serta atap zincalume. Setiap unit memiliki luas sekitar 12 hingga 30 meter persegi dan dilengkapi fasilitas bersama, seperti dapur umum, area cuci, mushola, serta sarana sanitasi.





