Kisah Viral Dika, Bocah Pencari Ular di Bandung

kumparan.com
13 jam lalu
Cover Berita

Kaki kecil Dika perlahan menapaki pematang sawah yang masih basah oleh sisa air hujan. Bocah 11 tahun itu sigap mengamati setiap gerak di antara rumput padi. Di tempat inilah, dalam lima bulan terakhir, Dika menghabiskan waktunya, mencari ular yang kerap berkeliaran di sawah dan kebun.

Nama lengkapnya Muhammad Nandika Saepulloh. Namun, warga sekitar lebih mengenalnya dengan panggilan Dika. Dengan keberanian yang tak biasa untuk anak seusianya, ia menyusuri sawah seorang diri. Setiap ular yang berhasil ditangkap dibawanya pulang, lalu dijual kepada tetangganya, Moel.

"Satunya kalau dari ular koros cuma Rp10.000, emang murah kan ular kayak gitu. Kebanyakan dikilo kalau dari orang lain. Kalau saya ngambilinnya per ekor," ujar Moel saat berbincang dengan kumparan, Jumat (26/12).

Aktivitas menangkap ular Dika diabadikan Moel melalui media sosialnya dan mendapat sorotan publik. Banyak yang kagum dengan keberanian bocah tersebut.

Berawal dari Mancing Belut

Moel menuturkan, awal mula Dika hobi mencari ular adalah karena melihat Moel sedang memandikan ular di sawah. Dika yang saat itu sedang memancing belut, merasa tertarik dengan ular karung belang atau ular kadut yang sedang dimandikan Moel itu.

"Awal-awalnya lagi mancing belut, terus lihat saya lagi mandiin ular. Jadi dia suka mendekati saya," kata Moel.

Dika pun mencoba memegang dan memainkan ular tersebut. "Bawa-bawa ular kadut, dia sambil mancing belut," ujar Moel.

Moel menyadari keberanian Dika. Ia pun meminta Dika menangkap ular di sawah untuk pakan ular yang lebih besar. Sebagian hasil tangkapan, ia jual di Pasar Minggu Banjaran.

"Ada yang buat kasih makan, ada yang buat dijual lagi," tutur Moel.

"Di tempat saya masih banyak sawah. Di persawahan, ular masih banyak," lanjut Moel.

Moel juga sigap mengedukasi Dika soal ular apa saja yang boleh dan tidak boleh ditangkap.

"Saya juga ngasih edukasi ke dia. Kalau ular yang berbisa, tidak boleh ditangkap. Kalau saya lagi ngasih makan ular, suka dijelasin ke Dika juga. Takutnya ular apa saja, nanti ditangkap," ujar Moel.

Uang Hasil Tangkap Ular untuk Keluarga

Moel mengatakan, Dika sosok yang baik hati dan penyayang keluarga. Setiap mendapat uang, Dika selalu berbagi kepada ibu dan ketiga adiknya.

"Kalau dapat uang dari saya, adik-adiknya suka dikasih sama dia. Kalau saya dapat gaji dari konten, suka dikasih," ujar Moel.

"Bagusnya Dika gitu, (uangnya) nggak dimakan sama dia aja, dikasih ke mamanya, dikasih ke adik-adiknya," ujarnya melanjutkan.

Pendapatan Dika dari menangkap ular tidak menentu. Dalam satu hari, paling banyak ia mendapat Rp 50.000, tak jarang juga ia pulang dengan tangan kosong.

"Kadang ada satu hari dia nggak dapat ular. Soalnya kan dia nggak tiap hari nemu. Paling banyak sekitar lima," kata Moel.

Ayah Dika bekerja sebagai buruh bangunan dan sang ibu berjualan perabotan.

"Kalau ayahnya di bangunan. Kalau ibunya suka jualan perabotan. Dika ini uang-uang yang didapat dari nangkap ular dibagi-bagi ke adiknya, ibunya," kata Moel.

Putus Sekolah

Moel mengatakan, Dika seharusnya saat ini menduduki bangku kelas 5 sekolah dasar (SD). Namun, ia putus sekolah setelah sempat pindah dari sekolah lama.

"Seharusnya sekolah kelas 5. Cuma dia berhenti di kelas 4. Soalnya sudah 2 kali tempat sekolah, nggak dilanjut," kata Moel.

Dika sendiri belum mengungkapkan alasannya berhenti sekolah. Moel menyebut, ia telah menghubungi orang tua Dika untuk membicarakan hal tersebut.

"Saya dulu nge-inbox ke mamanya. Rencananya mau dilanjutin lagi," ujar Moel.

Dika mengatakan, dirinya bercita-cita menjadi seorang polisi.

"Cita-citanya jadi polisi," ungkap Dika singkat.

Sosok Dika 'Si Bocah Oray' yang Hobi Cari Ular Buat Tambah Uang Jajan

Moel menyebut Dika merupakan sosok yang dermawan. Meski tak menentu, upah yang didapat Dika selalu dibagikan kepada ibu dan adiknya.

"Kalau dapat uang dari saya, adik-adiknya suka dikasih sama dia. Kalau saya dapat gaji dari konten, suka dikasih," ujar Moel.

"Bagusnya Dika gitu, nggak dimakan sama dia aja (uangnya). Dikasih ke mamahnya, dikasih ke adik-adiknya," ujar Moel melanjutkan.

Moel mengatakan, ayah Dika bekerja sebagai buruh bangunan. Sementara sang ibu berjualan perabotan.

Dika saat ini seharusnya menjadi siswa kelas 5 SD. Namun, pendidikannya terputus setelah ia sempat pindah sekolah.

"Seharusnya sekolah kelas 5. Cuma dia berhenti di kelas 4. Soalnya sudah 2 kali tempat sekolah, nggak dilanjut," kata Moel.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Daftar Kenaikan UMK 2026 di Jabodetabek dan Cilegon, Mana Paling Tinggi?
• 7 jam laludisway.id
thumb
Bom Bunuh Diri Meledak di Masjid, 5 Orang Tewas di Tempat
• 10 jam lalucnbcindonesia.com
thumb
RS di Gaza Kembali Beroperasi Usai Dapat Solar, Stok Cuma Cukup 2 Hari
• 14 jam laludetik.com
thumb
Airlangga Respons Protes Buruh: UMP 2026 Pertimbangkan Kondisi Ekonomi RI
• 10 jam lalukatadata.co.id
thumb
Airlangga tanggapi protes pengusaha soal UMP 2026
• 17 jam laluantaranews.com
Berhasil disimpan.