Jakarta, tvOnenews.com — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca signifikan yang diprakirakan terjadi pada Sabtu, 27 Desember. Peringatan ini disampaikan seiring aktifnya Siklon Tropis Grand di Samudera Hindia barat daya Bengkulu serta kemunculan Bibit Siklon Tropis 96S di wilayah Samudera Hindia barat selatan Nusa Tenggara Barat (NTB).
BMKG mencatat, Siklon Tropis Grand saat ini bergerak ke arah barat dan dalam 24 jam ke depan diperkirakan menguat hingga mencapai kategori 2. Sistem cuaca ini memiliki kecepatan angin maksimum sekitar 50 knot atau setara 95 kilometer per jam, dengan tekanan udara minimum mencapai 988 hektopaskal.
Keberadaan Siklon Tropis Grand berpotensi meningkatkan kecepatan angin di sekitar pusat sistem, termasuk terbentuknya low level jet dengan kecepatan angin melebihi 25 knot. Wilayah yang terdampak paling signifikan meliputi Samudera Hindia barat daya Lampung dan sekitarnya. Kondisi ini berisiko memicu gelombang tinggi, hujan lebat, serta gangguan aktivitas pelayaran dan perikanan.
Bibit Siklon Tropis 96S Masih Terus DipantauSelain Siklon Tropis Grand, BMKG juga memantau Bibit Siklon Tropis 96S yang berada di Samudera Hindia barat selatan NTB. Sistem ini terpantau bergerak ke arah timur hingga tenggara dan diperkirakan masih bersifat persisten dalam 24 hingga 48 jam ke depan.
BMKG memperkirakan Bibit Siklon 96S akan mengalami sedikit peningkatan kecepatan angin dalam dua hari ke depan. Selanjutnya, dalam rentang waktu 48 hingga 72 jam, sistem ini diprediksi berbalik arah ke barat laut hingga barat. Tidak menutup kemungkinan bibit siklon ini berkembang menjadi siklon tropis dengan kategori rendah dalam kurun waktu 24 hingga 72 jam mendatang.
Dinamika Atmosfer Perkuat Potensi Hujan LebatBMKG juga mengamati adanya sejumlah sirkulasi siklonik di beberapa wilayah, yakni di Samudera Hindia barat Aceh, perairan barat Kalimantan Barat, serta Samudera Hindia barat daya Jawa Barat. Sirkulasi tersebut membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dan pertemuan angin (konfluensi) yang memanjang dari perairan timur Sumatra Utara hingga perairan timur Aceh, serta dari Selat Karimata hingga wilayah Kalimantan Barat.



