Tim SAR Hentikan Pencarian 8 ABK KM Maulana-30 yang Hilang di Perairan Lampung

kompas.id
12 jam lalu
Cover Berita

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Lampung resmi menghentikan operasi pencarian delapan anak buah Kapal Motor Maulana-30 yang hilang setelah kapal terbakar di perairan Lampung pekan lalu. Hingga Jumat (26/12/2025) atau hari ketujuh pencarian, tak ada satu pun korban ditemukan.

KM Maulana-30 yang mengangkut 33 anak buah kapal (ABK) terbakar di perairan Lampung, tepatnya di sekitaran Selatan Belimbing, Kabupaten Tanggamus, pada Sabtu (20/12/2025) pagi. Sebanyak 25 nelayan berhasil dievakuasi dengan selamat, sementara 8 orang sisanya masih dalam pencarian.

Dari delapan korban yang hilang, tujuh orang di antaranya berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah. Mereka adalah M Rifky Isna (22), Fattahillah (30), Syaiful Parno Majid (46), M Yusron Muttaqo (33), Rasmat (46), Agus Ramadlon (47), dan Mujahidn (39). Adapun satu nelayan yang hilang berasal dari Depok, yakni Syahrudin Dirwanto (22).

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Lampung Deden Ridwansah mengatakan, operasi pencarian dihentikan setelah tim pencarian dan pertolongan (SAR) gabungan mencari secara intensif selama tujuh hari. Selama masa pencarian, tim SAR tidak menemukan tanda-tanda keberadaan korban.

”Operasi SAR telah dilaksanakan sesuai dengan rencana operasi dan perhitungan SAR Map Prediction. Namun, hingga hari ketujuh, korban belum ditemukan,” kata Deden.

Selama tujuh hari masa pencarian, tim SAR telah melakukan berbagai upaya untuk menemukan korban. Salah satunya dengan mengerahkan satu pesawat udara jenis ATR 62-500 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk memantau dari udara. Selain itu, tim SAR mencari hingga perairan Ujung Kulon, Pulau Panaitan, hingga perairan Gunung Anak Krakatau.

Pada hari ketujuh pencarian, tim SAR gabungan mencari di area seluas 142 mil laut (Nm). Pencarian menggunakan Kapal Negara (KN) SAR 224 Basudewa dengan menyisir sejumlah titik koordinat yang telah ditentukan.

Tim juga menyisir sepanjang pesisir Tampang hingga wilayah Way Bangik dan Teluk Kiluan di wilayah perairan barat Lampung. Namun, tim SAR tidak menemukan tanda-tanda keberadaan korban.

“Setelah berkoordinasi dengan pihak keluarga korban, operasi SAR kecelakaan kapal KM Maulana-30 resmi dihentikan dan dilanjutkan dengan pemantauan. Seluruh unsur SAR yang terlibat dikembalikan ke kesatuannya masing-masing,” kata Deden.

Ia menyampaikan duka cita mendalam atas tragedi KM Maulana-30 yang terbakar di perairan Lampung. Deden berterima kasih kepada seluruh unsur tim SAR gabungan yang terlibat, meliputin petugas Basarnas Lampung, petugas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Polairud Polda Lampung, TNI, serta masyarakat maupun nelayan yang telah membantu.

Baca JugaKapal Nelayan Asal Jakarta Terbakar di Perairan Lampung, Delapan ABK Hilang
Cuaca buruk

Deden menambahkan, cuaca buruk di perairan Lampung menjadi kendala utama selama masa pencarian di laut lepas. Di tengah kondisi tersebut, pihaknya tetap memprioriotaskan keselamatan seluruh personel selama menjalani misi tersebut.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung memang mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem. Hujan deras disertai angin kencang masih berpotensi mengguyur sebagian wilayah Lampung selama beberapa hari ke depan.  

Pada Desember 2025, Lampung juga sudah memasuki musim hujan. Dinamika atmosfer, kelembaban udara yang cukup tinggi, dan hangatnya suhu permukaan air laut memicu terjadinya hujan.

Gelombang dengan ketinggian 1,25 meter sampai 2,5 meter berpotensi terjadi di perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, dan perairan Teluk Lampung bagian Selatan.

Direktur Pengendalian Operasi Armada Kementerian Keluatan dan Perikanan Saiful Umam mengatakan, KM Mualana-30 diketahui berlayar dari Pelabuhan Muara Angke sejak Rabu (17/12/2025). Kapal itu mencari ikan menuju daerah penangkapan ikan atau fishing  ground WPP NRI 572. 573. Saat berlayar dari Pelabuhan Muara Angke, kondisi kapal dinyatakan laik berlayar. Kapal juga melengkapi seluruh dokumen persyaratan untuk bisa berlayar dan mencari ikan.

Namun, setelah tiga hari berlayar, kapal dilaporkan terbakar di perairan Lampung pada Sabtu (20/12/2025) sekitar pukul 08.00 WIB. Tim memonitor melalui sistem untuk melacak posisis kapal tersebut.

Dari hasil pelacakan, kapal yang terbakar diketahui berada pada koordinat 6°17'23.16"LS 104°16'9.48"BT, tepatnya di wilayah peraiaran selatan Belimbing, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Selanjutnya, KKP menghubungi kapal nelayan terdekat agar membantu penyelamatan anak buah kapal.

KKP juga menerjukan Kapal Pengawas (KP) Orca 05 untuk membantu evakuasi korban. Saat ini, sebanyak 25 korban yang selamat sudah dibawa kembali ke Jakarta.   

Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, kebakaran kapal nelayan itu dipicu oleh gangguan teknis di dalam kapal. Kendati demikian, KKP akan menunggu hasil investigasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran kapal.

Baca JugaPencarian 8 ABK yang Hilang di Laut Berlanjut, Tim SAR Bergerak ke Perairan Krakatau

 


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Wardatina Mawa Ogah Dipoligami dengan Inara Rusli, Mantap Cerai dari Insanul Fahmi
• 5 jam lalufajar.co.id
thumb
Menikmati Terangnya Bundaran HI di Tengah Light Festival: Ramai Warga Foto-foto
• 1 jam lalukumparan.com
thumb
Bareskrim Bongkar Perdagangan Orang di Kamboja, Diimingi Gaji Rp9 Juta
• 14 jam lalurctiplus.com
thumb
Jelang WFA, Airlangga dan 3 Menteri Ramai-ramai Cek Mal di Jakarta
• 23 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Gempa Magnitudo 5,8 Guncang Enggano Bengkulu Pagi Ini, BMKG: Waspada Potensi Susulan
• 12 jam lalukompas.tv
Berhasil disimpan.