Penulis: Fityan
TVRINews – Jakarta
Produksi melimpah, ketersediaan dipastikan mencukupi kebutuhan masyarakat hingga periode Lebaran mendatang.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengonfirmasi bahwa ketersediaan telur ayam ras dalam negeri berada dalam kondisi surplus dan mampu memenuhi kebutuhan konsumsi nasional secara berkelanjutan, termasuk menyongsong periode Lebaran tahun depan.
Dalam keterangan resminya yang dikutip Sabtu 27 Desember 2025, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, menyatakan bahwa produksi domestik tetap menjadi tulang punggung utama pasokan pangan. Ia memastikan tidak ada kekhawatiran terkait kekurangan stok di tingkat pasar.
"Stok telur kita secara nasional banyak. Intinya sangat memenuhi kebutuhan nasional," ujar Ketut di Jakarta. Ia menambahkan bahwa surplus produksi ini diproyeksikan akan terus bertahan melampaui masa Ramadan dan Lebaran.
Program Makan Bergizi Gratis Aman Lancar
Pihak Bapanas menjamin bahwa peningkatan permintaan telur saat ini tidak mempengaruhi jalannya program Makan Bergizi Gratis (MBG) .
Berdasarkan Proyeksi Neraca Pangan Nasional, total produksi telur nasional diperkirakan mencapai 6,561 juta ton per tahun.
Dari jumlah tersebut, kebutuhan untuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) pada 2025 hanya mencakup sekitar 1,96 persen atau setara 127.300 ton.
Pemerintah memproyeksikan stok akhir telur ayam ras pada tahun 2025 akan mengalami peningkatan signifikan hingga 154,2 persen dibandingkan akhir tahun sebelumnya, mencapai angka 74.500 ton.
Meskipun pasokan melimpah, pemerintah tetap fokus pada pemantauan harga di tingkat konsumen agar tetap mendekati Harga Acuan Penjualan (HAP) sebesar Rp30.000 per kilogram.
Data Panel Harga Pangan menunjukkan tren penurunan tipis dalam sepekan terakhir. Per 24 Desember, harga rata-rata nasional berada di posisi Rp31.595 per kg.
Di beberapa wilayah seperti Bali, harga bahkan menyentuh angka Rp27.635 per kg, berada di bawah ketentuan HAP.
Senada dengan itu, Kepala Bapanas sekaligus Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan pentingnya pengawasan ketat untuk mencegah spekulasi harga di tengah kondisi stok yang mencukupi.
"Telur ayam lebih dari cukup. Jadi aman. Saya katakan tidak boleh naik. Kalau naik, kita tindak," tegas Amran saat melakukan peninjauan di Pasar Wonokromo, Surabaya.
Pemerintah berkomitmen untuk menjaga keseimbangan harga antara peternak yang berada di kisaran Rp22.000 hingga Rp25.000, sehingga harga di tingkat pedagang tetap terjangkau bagi masyarakat luas.
Editor: Redaktur TVRINews





