Orang Kaya Makin Kaya di 2025, 10 Manusia Ini Panen Cuan Rp 8.000 T

cnbcindonesia.com
10 jam lalu
Cover Berita
Foto: Infografis/ Daftar 5 Orang Terkaya di Dunia per 1 Desember 2025/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia - Bisnis perusahaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) sepanjang 2025 telah mendongkrak kekayaan para taipan teknologi Amerika Serikat. Para pengusaha yang berinvestasi pada bisnis teknologi tersebut memperoleh untung besar.

Mengutip The Guardian yang melansir data Bloomberg, hingga malam Natal, total kekayaan para pendiri dan CEO 10 perusahaan teknologi terbesar di AS mencapai hampir US$2,5 triliun (Rp42 triliun). Angka tersebut melonjak tajam lebih dari US$500 miliar (Rp dibandingkan sekitar US$1,9 triliun (Rp32 triliun) pada periode yang sama tahun sebelumnya.


Konglomerat Elon Musk kembali menjadi figur paling diuntungkan dari euforia AI. Kekayaan bersih Elon Musk meningkat hampir 50% menjadi US$645 miliar.

Taipan yang memiliki kepentingan bisnis termasuk xAI tersebut menjadi orang pertama yang memiliki kekayaan bersih lebih dari US$500 miliar pada bulan Oktober tahun ini. Seperti diketahui, bisnis xAI merupakan sebuah perusahaan kecerdasan buatan. Ia bisa menjadi triliuner pertama di dunia jika mencapai target yang ditetapkan oleh Tesla, perusahaan mobil listrik yang dia jalankan.

Elon Musk, yang sudah menjadi orang terkaya di dunia, sekali lagi terbukti menjadi salah satu pemenang terbesar karena demam emas AI telah mendorong pasar saham AS ke rekor tertinggi.

Musk berada di porisis teratas dari pendiri Google Larry Page dan pendiri Amazon Jeff Bezos dalam peringkat miliarder terkaya di dunia. Page diperkirakan memiliki kekayaan US$ 270 miliar, sementara kekayaan Bezos mencapai US$255 miliar.

Lonjakan kekayaan para elite teknologi ini kembali memicu perdebatan global soal ketimpangan dan konsentrasi harta. Sejumlah pihak mendorong penerapan pajak kekayaan yang lebih efektif untuk menyeimbangkan struktur ekonomi.

Selain itu, kepala eksekutif pembuat chip Nvidia, Jensen Huang, juga mendapat untung besar dengan nilai investasi, ekuitas, dan aset-aset lainnya yang naik US$41,8 miliar. Hal itu membawa kekayaan pribadinya menjadi US$ 159 miliar. Jumlah tersebut menempatkannya di peringkat sembilan dalam Bloomberg Billionaire Index.

Huang diketahui telah melepas hampir US$1 miliar saham Nvidia tahun ini, memanfaatkan lonjakan harga saham produsen chip tersebut.

Nvidia sendiri mencatatkan tonggak bersejarah dengan kapitalisasi pasar menembus US$5 triliun pada Oktober, menjadikannya perusahaan publik terbesar di dunia. Nilai tersebut bahkan melampaui produk domestik bruto (PDB) sejumlah negara besar. Chip buatan Nvidia dinilai krusial untuk pengembangan komputasi berperforma tinggi yang dibutuhkan teknologi AI.

Sedangkan Kekayaan Page dan Sergey Brin, salah satu pendiri Google, membengkak masing-masing sekitar US$102 miliar dan US$92 miliar.

Pilihan Redaksi
  • Sosok Wanita Terkaya RI, Dari Batu Bara Hingga Bos Teknologi
  • Kisah Raja Terkaya RI Bagi-bagi Uang Rp30 M Agar Rakyat Tak Menderita

Para investor menaruh harapan besar pada langkah Google dalam mengembangkan teknologi AI, termasuk pengembangan chip internal Tensor Processing Unit (TPU).

Meskipun demikian, dibalik euforia tersebut, risiko koreksi tetap membayangi. Bank of England sebelumnya memperingatkan potensi koreksi mendadak di pasar global jika ekspektasi investor terhadap AI tidak terpenuhi. Otoritas moneter Inggris menilai valuasi saham, khususnya di sektor teknologi dan AI, sudah berada pada level yang cukup tinggi.

"Dalam beberapa ukuran, valuasi pasar ekuitas tampak melebar, terutama untuk perusahaan-perusahaan teknologi yang berfokus pada kecerdasan buatan," ujar para pembuat kebijakan di bank sentral pada bulan Oktober, dikutip Sabtu (27/12).

Meskipun teknologi adalah industri yang dominan di antara para peraih peringkat miliarder, ada juga nama-nama yang tidak asing lagi. Bernard Arnault, pimpinan perusahaan barang mewah LVMH asal Prancis, yang memproduksi tas Louis Vuitton dan sampanye Dom Perignon, mengalami peningkatan kekayaan sebesar US$28,5 miliar selama setahun terakhir.

Pria berusia 76 tahun ini menguasai sekitar separuh saham LVMH dan para analis menjadi lebih positif terhadap saham ini dalam beberapa bulan terakhir, dengan belanja yang kuat dari para konsumen kaya di Amerika Utara.

Selain itu, Amancio Ortega dari Spanyol, yang memegang 59% saham Inditex, perusahaan induk peritel pakaian kelas atas Zara, dan tujuh merek lainnya, termasuk di antara para peraih keuntungan terbesar, dengan menambahkan US$34,3 miliar pada kekayaannya yang mencapai US$136 miliar. Hal ini didorong oleh rekor dividen sebesar €3,1 milyar dari grup ritel ini.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Inovasi Teknologi TPFx & Jurus Raup Cuan di Bursa Berjangka

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
68 Pejabat di Lingkungan Kejaksaan Dimutasi, Termasuk Kajari Bekasi Hingga HSU
• 1 jam laludisway.id
thumb
Bansos Anak, Lansia dan Disabilitas Jakarta Cair Desember 2025, Cek Infonya!
• 10 jam laludetik.com
thumb
Arus Lalin Puncak Bogor Diprediksi Meningkat Besok, One Way Disiapkan
• 23 jam laludetik.com
thumb
OJK sambut baik wacana kewajiban asuransi perjalanan bagi wisman
• 23 jam laluantaranews.com
thumb
Menteri Agama: Penghujung Tahun Diisi dengan Refleksi dan Doa, Bukan Hura-hura
• 15 jam laluliputan6.com
Berhasil disimpan.