JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, meminta aksi pengibaran Bendera Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pasca banjir bandang dan tanah longsor ditangani dengan dialog, bukan kekerasan apalagi memakai senjata.
Menurutnya, peristiwa pengibaran di sejumlah wilayah di bumi Serambi Mekkah itu perlu dipahami sebagai gejala sosial yang harus disikapi secara bijak, tenang, dan proporsional.
“Pengibaran bendera GAM ini merupakan gejala sosial. Kita berharap penyelesaiannya tidak dilakukan dengan kekerasan, apalagi menggunakan senjata. Pendekatan yang tepat adalah dialog dan langkah persuasif dengan sebaik-baiknya,” ujar TB Hasanuddin dalam keterangannya, Sabtu (27/12/2025).
Ia mengingatkan, Aceh memiliki sejarah panjang konflik.
Baca juga: TNI Tegaskan Pembubaran Demo di Aceh Persuasif dan Sesuai Hukum
Oleh karenanya, setiap langkah penanganan harus mengedepankan prinsip perdamaian dan stabilitas sosial.
var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=korban bencana, Bendera GAM, Dialog Aceh, TB Hasanuddin&post-url=aHR0cHM6Ly9uYXNpb25hbC5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8yNy8xMjIyMzc1MS9hbmdnb3RhLWRwci1taW50YS1wZW5naWJhcmFuLWJlbmRlcmEtZ2FtLWRpLWFjZWgtZGl0YW5nYW5pLWRlbmdhbi1kaWFsb2c=&q=Anggota DPR Minta Pengibaran Bendera GAM di Aceh Ditangani dengan Dialog, Bukan Kekerasan§ion=Nasional' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `Ia juga mengingatkan fokus pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan seharusnya diarahkan pada upaya rehabilitasi dan pemulihan korban bencana yang tengah dihadapi masyarakat Aceh.
Dia beranggapan, solidaritas dan kepedulian kemanusiaan harus menjadi prioritas utama di atas kepentingan lainnya.
“Fokus kita sekarang seharusnya lebih kepada rehabilitasi dan pemulihan korban bencana. Masyarakat membutuhkan kehadiran negara untuk membantu mereka bangkit, bukan suasana yang justru berpotensi memicu ketegangan,” tegas dia.
Lebih lanjut, TB Hasanuddin juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menahan diri dan tidak terpancing oleh provokasi yang dapat memperkeruh situasi.
Baca juga: Bendera GAM dan Romantisme Luka Lama di Tengah Bencana
Ia menekankan pentingnya menjaga perdamaian Aceh yang telah dibangun melalui proses panjang dan pengorbanan besar.
“Perdamaian adalah aset yang sangat berharga. Mari kita jaga bersama dengan mengedepankan dialog, kemanusiaan, dan kepentingan rakyat Aceh,” tandasnya.
Sebagai informasi, Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama kepolisian membubarkan sekelompok masyarakat yang mengibarkan bendera bulan bintang atau bendera Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Desa Meunasah Mee, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, Aceh, pada Kamis (25/12/2025) siang.
Kepala Penerangan Kodam Iskandar Muda Kolonel Infanteri Teuku Mustafa Kamal mengatakan, kelompok tersebut mulai berkumpul sekitar pukul 10.10 WIB dengan membawa bendera bulan bintang yang dipasang pada kayu.
“Sekitar pukul 10.30 WIB, mereka mengibarkan bendera dan mengayun-ayunkannya sambil meneriakkan kata ‘merdeka’ saat pengguna jalan melintas,” kata Mustafa dalam keterangan tertulis, Kamis.
Baca juga: Bendera GAM Berkibar di Lhokseumawe
Komandan Resor Militer 011/Lilawangsa Kolonel Infanteri Ali Imran berkoordinasi dengan Polres Lhokseumawe dan mendatangi lokasi bersama personel Korem dan Kodim 0103/Aceh Utara.
Setiba di lokasi sekitar pukul 11.10 WIB, aparat mengimbau massa untuk menghentikan aksi dan menyerahkan bendera, namun imbauan tersebut ditolak.
Menurut Mustafa Kamal, aparat lalu melakukan pembubaran dan mengamankan bendera bulan bintang.
Saat proses pemeriksaan, terjadi adu mulut antara petugas dan massa.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang




