Pendapatan Premi Sektor Asuransi di Wilker OJK Malang Turun 14,15%

bisnis.com
3 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, MALANG - Akumulasi pendapatan premi sektor asuransi selama periode Januari sampai dengan Oktober 2025 mencapai Rp1,688 triliun atau menurun 14,15%en dari periode yang sama tahun sebelumnya. 

Kepala Kantor OHK Malang, Farid Faletehan, mengatakan  klaim asuransi tercatat sebesar Rp1,378 triliun, menurun 5,56% secara year-on-year.

“Dana pensiun tercatat mengalami peningkatan aset sebesar 5,53% yoy dengan nilai aset sebesar Rp237,59 miliar per November 2025 namun di sisi lain mencatat peningkatan investasi sebesar 3,42% yoy menjadi Rp216,24 miliar,” ujarnya seperti dikutip Sabtu (27/12/2025) .

Di sektor lembaga pembiayaan, perusahaan modal Ventura, lembaga keuangan mikro dan lembaga jasa keuangan lainnya, kata dia, piutang pembiayaan menurun 2,55% yoy dari Rp7,265 triliun menjadi Rp7,080 triliun.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

Rasio NPF, dia menegaskan,  masih terjaga di level 3,27% meskipun mengalami peningkatan 0,09%. 

Penyaluran piutang pembiayaan tersebut mayoritas untuk Pembiayaan Multi Guna (Rp4,50 triliun; porsi: 63,60%), Pembiayaan Investasi (Rp1,50 triliun; porsi: 21,23%), serta Pembiayaan Modal Kerja (Rp673,62 miliar; porsi: 9,51%). 

Baca Juga

  • Pemkot Malang Bakal Gelar Doa Bersama di Malam Tahun Baru 2026, Larang Pesta Kembang Api
  • Penyaluran Kredit Perbankan di Malang Tembus Rp110 Triliun
  • Investor Pasar Modal di Wilayah Kerja OJK Malang Tembus 341.834

Penyaluran piutang pembiayaan di wilayah kerja OJK Malang, kata Farid, masih didominasi kepada sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor (Rp1,61 triliun; porsi 22,74%); Aktivitas Jasa Lainnya (Rp891,96 miliar; porsi: 12,60%); serta Industri Pengolahan (Rp843,70 miliar; porsi 11,92%).

Sementara itu, pinjaman yang diberikan oleh lembaga keuangan mikro di wilayah kerja OJK Malang tumbuh 12,52% ytd dari Rp10,53 miliar per 31 Desember 2024 menjadi Rp11,85 miliar per-30 September 2025. 

Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai penurunan pendapatan premi asuransi ini dapat disebabkan oleh pemenuhan kebutuhan prioritas masyarakat seperti untuk pendidikan,   pangan, maupun kebutuhan dasar lainnya ditengah perlambatan peningkatan pendapatan. 

Aset yang terus berkembang di dana pensiun, kata dia, juga harus diimbangi dengan pengelolaan yang lebih hati-hati demi mendukung aktivitas perekonomian.

Sama halnya dengan lembaga pembiayaan seperti modal ventura dan lembaga keuangan mikro karena ketidakpastian perekonomian global yang masih terus berlanjut dan perekonomian domestik yang dihadapkan pada tantangan bencana hidrometeorologi yang dapat mengganggu produksi maupun distribusi sumber daya ekonomi.

Penyebab lain, Joko menilai, karena belum dijaminnya premi asuransi oleh LPS sehingga konfiden masyarakat berkurang, selain kesadaran Masyarakat untuk mengasuransikan jiwa selain BPJS, maupun aset seperti kendaraan dan lainnya juga masih rendah. 


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kecelakaan Besar Libatkan 50 Kendaraan Terjadi di Tol, Api Berkobar Hebat
• 6 jam laluokezone.com
thumb
Mantan Kepala Kru Ungkap Titik Terendah Marc Marquez di MotoGP: Dia Sempat...
• 4 jam lalutvonenews.com
thumb
Danantara dan AS sudah jalin komunikasi soal akses mineral kritis
• 22 jam laluantaranews.com
thumb
Gubernur Jateng Minta Tak Euforia di Malam Tahun Baru: Bisa Diisi Doa & Selawat
• 21 jam lalukumparan.com
thumb
Sudan di Ambang Kehancuran saat Perang Saudara Kian Brutal
• 6 jam lalumetrotvnews.com
Berhasil disimpan.