Jakarta, tvOnenews.com - Mantan kepala kru Marc Marquez, Santi Hernandez, mengenang masa-masa terberat yang dialami pembalap Spanyol tersebut pada musim terakhirnya bersama Honda di MotoGP 2023.
Hernandez menyebut periode itu sebagai titik terendah dalam karier Marquez.
- MotoGP
Marc Marquez yang kini berusia 32 tahun berhasil bangkit dan meraih gelar juara dunia MotoGP 2025, setelah tampil dominan bersama tim pabrikan Ducati.
Ia mencatatkan 11 kemenangan balapan utama dan 14 kemenangan sprint, sekaligus mengakhiri penantian gelar selama enam tahun.
Gelar tersebut menjadi puncak dari perjuangan panjang Marquez setelah mengalami cedera lengan serius pada 2020.
Cedera itu membuatnya harus menjalani empat operasi besar dalam dua tahun, dengan harapan bisa kembali bersaing di level tertinggi.
Bersama Santi Hernandez, Marquez sebelumnya meraih enam gelar juara dunia MotoGP dalam tujuh musim bersama Honda pada periode 2013 hingga 2019. Namun, masa kejayaan itu runtuh setelah cedera dan menurunnya performa motor Honda.
Musim 2023 menjadi salah satu periode tersulit. Meski telah menjalani operasi lanjutan dan pemulihan panjang, hasil yang diharapkan tidak kunjung datang. Ditambah lagi, performa motor Honda yang tidak kompetitif membuat situasi semakin sulit.
Akibat kondisi tersebut, Marquez memutuskan meninggalkan Honda lebih cepat dari kontraknya dan bergabung dengan tim Gresini Ducati untuk musim 2024.
- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Salah satu momen paling menentukan pada 2023 terjadi di GP Jerman. Di sirkuit yang selama ini menjadi salah satu lintasan terbaiknya, Marquez mengalami lima kali kecelakaan dan akhirnya tidak ikut старт balapan.
Dalam dokumenter DAZN yang mengulas gelar juara dunia MotoGP 2025, Santi Hernandez menceritakan bagaimana Marquez sempat kehilangan kepercayaan diri.
“Pada 2023, setelah operasi lagi dan pemulihan panjang, hasilnya tidak kunjung datang,” ujar Hernandez.
“Dulu, dia sempat berpikir masalahnya ada di lengan. Tapi setelah operasi terakhir, dokter mengatakan lengannya memang tidak akan kembali seperti semula, meski sudah tidak memiliki keterbatasan besar seperti sebelumnya.”
Di titik itu, Marquez mulai mempertanyakan dirinya sendiri.




