Ujian di Tengah Kegelapan

erabaru.net
3 jam lalu
Cover Berita

EtIndonesia. Pada usia 19 tahun, dia mengalami kecelakaan saat bermain ski. Tulang lehernya mengalami patah serius, yang mengakibatkan kelumpuhan total dari leher ke bawah.

Sejak itu, dia menjadi penyandang disabilitas yang bahkan hanya mampu menggerakkan kepala. Setiap kali membayangkan hidupnya harus dihabiskan di atas kursi roda, hatinya terasa hancur. Rasa putus asa menyelimuti seluruh jiwanya. Berkali-kali dia mencoba mengakhiri hidup, namun selalu berhasil diselamatkan.

Keluarganya memahami keputusasaannya. Mereka berusaha menghibur dan membujuknya agar kembali bangkit, tetapi semua upaya itu sia-sia. Di matanya, hidup telah kehilangan alasan dan makna.

Suatu senja, sang ayah tanpa banyak bicara menggendongnya masuk jauh ke dalam hutan. Ayahnya meletakkannya di atas sebuah tunggul pohon, lalu menutup matanya dengan penutup mata, seraya berkata:“Bagaimanapun kamu sudah tak ingin hidup. Kebetulan tempat ini sering didatangi serigala liar dan beruang kelaparan. Selama kamu tidak menangis atau berteriak meminta tolong, sebelum fajar menyingsing, kamu bisa meninggalkan dunia ini.”

Dia tak pernah menyangka ayahnya bisa bersikap setegas itu. Dia menghela napas panjang, dan air mata pun mengalir deras.

Tak lama kemudian, dia mendengar langkah kaki ayahnya yang semakin menjauh, disusul suara auman binatang buas dari kejauhan. Udara kian dingin. Kegelapan seakan menelannya bulat-bulat. Rasa takut perlahan berubah menjadi teror yang mencekam.

Tengah malam tiba. Angin kencang menerpa hutan, dan suara lolongan serigala terdengar semakin dekat. Ketakutan dalam dirinya memuncak. Dia tak sanggup lagi menahannya dan berusaha keras melepaskan penutup mata itu.

Untungnya, penutup mata tersebut tidak terikat terlalu kuat. Tak lama kemudian, penutup itu terlepas dan jatuh ke tanah.

Dengan jantung berdebar hebat, dia menatap sekeliling—dan mendadak terperanjat.

Di atas tunggul pohon tak jauh darinya, ayahnya sedang duduk, kedua tangannya terkepal, diam-diam menjaga dirinya sepanjang waktu.

Dia menangis tersedu-sedu dan bertanya : “Ayah… Ayah tidak pernah pergi?”

Sang ayah mendekat, memeluknya erat, lalu berkata dengan suara penuh keteguhan: “Anakku, apa pun keadaanmu, percayalah—selalu ada seseorang yang mencintaimu dan akan menemanimu. Selama itu ada, kamu tidak akan pernah benar-benar sendirian.”

Kata-kata itu ia simpan dalam hati seumur hidup.

Sejak hari itu, dia seperti menjadi manusia baru. Dia berjuang keras mempelajari kembali hal-hal dasar: makan, berpakaian, hingga akhirnya mampu mengemudikan kapal dan pesawat. Melalui kegigihan dan kerja keras tanpa henti, pada usia 45 tahun, dia terpilih menjadi Wali Kota Vancouver.

Dia adalah sosok luar biasa asal Kanada, Sam Sullivan.

Dia kerap berbagi pesan kepada banyak orang:

“Ketika kamu berada dalam kegelapan, jangan takut, jangan melarikan diri, dan jangan menangis dalam keputusasaan. Percayalah, selalu ada seseorang yang mencintaimu dan diam-diam menjagamu. Dengan keyakinan itu, kamu akan menjadi kuat—tak tergoyahkan, dan tak terkalahkan.” (jhn/yn)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Begini Cara Cek Status Kepesertaan BPJS Kesehatan dengan Mudah
• 42 menit lalumetrotvnews.com
thumb
Polri Kebut Identifikasi Jenazah Korban Bencana Sumatera
• 22 jam laluokezone.com
thumb
Arsip Foto ”Kompas”:  Kemeriahan Perayaan Tahun Baru yang Sempat Terjeda karena Covid-19
• 6 jam lalukompas.id
thumb
Rusia Bakal Perkuat Hubungan Bilateral dengan Indonesia di 2026, Simak Cakupannya
• 11 jam laluviva.co.id
thumb
Destinasi Liburan Berdasarkan Zodiak: Gemini Tak Suka Diam, Virgo Wajib Cari Tantangan
• 14 jam lalutabloidbintang.com
Berhasil disimpan.