Bogor, IDN Times – Kebijakan berani Pemerintah Provinsi Jawa Barat meliburkan angkutan kota (angkot) di jalur Puncak dengan kompensasi Rp800 ribu saat libur natal dan tahun Baru (Nataru) membawa dampak besar bagi pariwisata. Memasuki akhir 2025, kawasan Puncak terpantau padat merayap namun tetap terkendali berkat hilangnya titik hambat dari angkutan umum yang biasa ngetem.
Kondisi ini rupanya memicu lonjakan wisatawan yang menginap. Kasatlantas Polres Bogor, AKP Rizky Guntama mengatakan, tanpa adanya angkot yang beroperasi di dua arah jalur Puncak, petugas kepolisian jauh lebih mudah mengatur sirkulasi kendaraan.
Efeknya, wisatawan merasa lebih nyaman menuju lokasi wisata maupun penginapan karena hambatan di bahu jalan berkurang drastis. Ia menyebut, arus lalu lintas kini didominasi sepenuhnya oleh kendaraan pribadi yang ingin berlibur.
"Sangat membantu di mana arus lalu lintas alhamdulillah lebih mudah diurai karena memang tidak ada yang berhenti di pinggir jalan, tidak ada yang angkut penumpang. Jadi memang pure kendaraan yang menuju tempat wisata," ujar Rizky, Sabtu (27/12/2025).



