Diabetes Basah dan Kering: Kesalahan Pemahaman yang Bisa Berakibat Fatal

kumparan.com
1 jam lalu
Cover Berita

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular yang jumlah penderitanya terus meningkat di Indonesia. Sayangnya, di tengah tingginya kasus diabetes, masih berkembang pemahaman keliru di masyarakat tentang jenis penyakit ini. Istilah “diabetes basah” dan “diabetes kering” masih sangat populer digunakan, bahkan sering menjadi dasar penilaian kondisi kesehatan seseorang.

Tidak jarang kita mendengar pernyataan seperti, “Diabetesnya basah karena sudah ada luka,” atau “Diabetesnya kering, makanya badannya kurus.” Padahal, pemahaman semacam ini tidak hanya keliru, tetapi juga berpotensi membahayakan karena dapat menunda penanganan yang tepat.

Tidak Ada Istilah Medis Diabetes Basah dan Kering

Dalam dunia medis, tidak dikenal istilah diabetes basah maupun diabetes kering. Diabetes Melitus secara ilmiah diklasifikasikan berdasarkan penyebab dan mekanismenya, antara lain Diabetes Melitus Tipe 1, Tipe 2, diabetes gestasional, dan beberapa tipe khusus lainnya.

Istilah basah dan kering sebenarnya muncul dari penafsiran awam terhadap komplikasi diabetes, bukan jenis penyakitnya. Luka yang sulit sembuh, misalnya, bukanlah tanda bahwa seseorang menderita “diabetes basah”, melainkan akibat kadar gula darah yang tidak terkontrol sehingga merusak pembuluh darah dan saraf tepi.

Luka pada Diabetes: Masalah Kendali Gula Darah

Baik penderita yang tubuhnya tampak kurus maupun yang bertubuh gemuk, sama-sama berisiko mengalami luka apabila kadar gula darahnya tinggi dan tidak terkontrol. Luka pada penderita diabetes, yang sering disebut ulkus diabetikum, terjadi karena beberapa faktor di antaranya: aliran darah yang buruk, kerusakan saraf (neuropati), serta penurunan daya tahan tubuh.

Dengan kata lain, luka bukan penanda jenis diabetes, melainkan indikator bahwa penyakit tersebut sudah menimbulkan komplikasi. Ironisnya, ada penderita yang merasa “aman” karena menganggap dirinya mengalami diabetes kering, sehingga abai terhadap perawatan kaki atau pemeriksaan rutin.

Tubuh Kurus Bukan Jaminan Aman dari Komplikasi

Anggapan bahwa diabetes kering hanya membuat tubuh kurus tanpa risiko luka juga perlu diluruskan. Penurunan berat badan memang dapat terjadi pada penderita diabetes, terutama jika kadar gula darah sangat tinggi dan tidak tertangani. Namun, kondisi ini justru menandakan gangguan metabolik yang serius, bukan kondisi yang lebih ringan.

Banyak kasus menunjukkan bahwa penderita diabetes dengan tubuh kurus tetap dapat mengalami infeksi berat, luka kronis, bahkan amputasi apabila pengelolaan penyakitnya tidak optimal.

Mengubah Cara Pandang, Menyelamatkan Kesehatan

Meluruskan miskonsepsi tentang diabetes basah dan kering bukan sekadar soal istilah, tetapi menyangkut keselamatan dan kualitas hidup penderita. Ketika masyarakat memahami bahwa kunci utama pengelolaan diabetes adalah kendali gula darah, pola hidup sehat, kepatuhan minum obat, dan deteksi dini komplikasi, maka risiko akibat diabetes dapat ditekan secara signifikan.

Sudah saatnya kita meninggalkan istilah yang menyesatkan dan mulai menggunakan pemahaman yang benar. Diabetes bukan soal basah atau kering, kurus atau gemuk, tetapi soal seberapa baik penyakit ini dikelola. Edukasi yang tepat akan membantu masyarakat mengambil keputusan kesehatan yang lebih bijak dan pada akhirnya, mencegah komplikasi yang seharusnya bisa dihindari.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Harga Emas Antam, UBS dan Galeri 24 serta Buyback di Pegadaian Hari Ini, Sabtu 27 Desember 2025
• 12 jam lalubisnis.com
thumb
DPR Soroti Nasib Tenaga Administratif di Tengah Kenaikan Insentif Guru
• 9 jam lalutvrinews.com
thumb
Besaran Upah Minimum Diprotes Buruh, Ini Alasan Menko Perekonomian Soal Indeks Alfa
• 13 jam lalumerahputih.com
thumb
Sabtu, BMKG prakirakan sebagian besar Indonesia hujan ringan
• 12 jam laluantaranews.com
thumb
Dua Pejalan Kaki Jadi Korban Tabrak Lari di Trotoar, 1 Tewas
• 6 jam lalurealita.co
Berhasil disimpan.