KUPANG, KOMPAS - Kecelakaan kapal wisata kembali terjadi di destinasi pariwisata superprioritas Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Satu keluarga terdiri atas empat orang, asal Spanyol, hilang. Cuaca buruk hambat pencairan korban.
Para korban hilang tersebut terdiri atas ayah bernama Martin Carreras Fernando bersama ketiga anaknya, Martin Garcia Mateo, Martines Ortuno Maria Lia, dan Martines Ortuno Enriquejavier. Sang ibu, Ortuno Andrea dan satu anak lainnya, Mar Martinez Ortuno, selamat.
Fathur Rahman, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Maumere, dalam keterangan tertulis melaporkan, keluarga itu menumpangi kapal wisata KM Putri Sakinah menjelajah perairan Komodo. Kapal tenggelam saat dalam perjalanan dari Pulau Komodo ke Pulau Padar pada Jumat (26/12/2025) malam.
Setelah 30 menit berlayar dari Komodo, kapal mengalami mati mesin pada pukul 20.30 Wita. Kapal terombang ambil oleh kondisi cuaca buruk sehingga kapal tersebut pun tenggelam. Awak kapal dan penumpang berusaha mencari selamat.
Selain satu keluarga yang berjumlah enam orang itu, ada pula satu pemandu wisata dan empat awak kapal. Total 11 orang yang ikut dalam pelayaran tersebut. Keluarga asal Spanyol menyewa kapal untuk liburan beberapa hari perairan Komodo dan sekitarnya.
Setelah mendapat laporan kapal tenggelam, lanjut Fathur, tim langsung bergerak menuju lokasi dan menyelamatkan tujuh orang dimaksud. Korban selamat kemudian dibawa ke Labuan Bajo untuk menjalani perawatan lebih lanjut.
Pada Sabtu (27/12) pencarian dilanjutkan. Tim menggunakan Kapal RIB Pos SAR Manggarai Barat, Sea Rider KSOP Labuan Bajo, RIB Lanal Maumere, RIB Ditpolair Polda NTT. Penyisiran di sekitar lokasi kejadian di sebelah utara Pulau Padar sejak pagi hingga pukul 18.00 Wita.
Tim SAR gabungan mulai menemukan badan dan serpihan badan kapal KM Putri Sakinah. Ada juga tabung gas, badan kamar nahkoda, serta berbagai barang lainnya. Penemuan itu dalam radius radius lima mil laut dari lokasi kejadian tenggelamnya kapal.
Sepanjang pencarian pada hari kedua, tim mengalami hambatan berupa gelombang dengan ketinggian hingga 1,5 meter disertai arus yang sangat kencang. Selain itu, hujan lebat mengurangi jarak pandang. Pencarian akan dilanjutkan keesokan harinya.
Serial Artikel
Mengapa Kapal Wisata yang Tenggelam di Labuan Bajo Terus Berulang?
Keselamatan wisatawan harus jadi prioritas. Kecelakaan berulang dapat mencoreng nama destinasi superprioritas.
Sejak pekan lalu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika telah mengeluarkan peringatan dini cuaca buruk mulai 22 hingga 28 Desember. Perairan Komodo dan destinasi Labuan Bajo termasuk dalam daerah yang terdampak cuaca buruk.
Pada Kamis (25/12), secara spesifik, Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Kupang telah mengeluarkan peringatan akan terjadi gelombang tinggi mulai 26 hingga 29 Desember. Disebutkan, tinggi gelombang di Selat Sape, dekat perairan Komodo, bisa mencapai 2,5 meter. Kecepatan angin mencapai 25 Knot atau 46,3 kilometer per jam.
Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Sti Nenot'ek pada Selasa (22/12) melaporkan, sedang terjadi sirkulasi siklonik di antara utara Australia dan selatan NTT. Pusaran angin membawa uap air untuk dibentuk jadi awan. Dinamika atmosfer itu berpotensi menjadi bibit siklon tropis.
Akibatnya, terbentuk belokan, pertemuan, dan perlambatan kecepatan angin di wilayah NTT. "Kondisi ini mendukung terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat," kata Sti.
Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Labuan Bajo Stephanus Rudiyanto mengatakan, kondisi kapal dipastikan laik laut. Namun, dalam perjalanan terjadi anomali cuaca di laut yang tidak terprediksi oleh prakiraaan cuaca. Pada saat penetapan surat perintah berlayar, prediksi tinggi gelombang oleh BMKG kurang dari 0,5 meter.
"(Anomali cuaca) Berupa gelombang tinggi atau swell yang berlangsung dalam periode singkat. Saya sendiri turun evakuasi malam itu dan sempat terkena swell 2 meter lebih selama kurang dari 3 menit. Sehabis itu cuaca landai lagi," katanya.
Selama musim libur Natal dan Tahun Baru, Labuan Bajo menjadi salah satu destinasi yang ramai didatangi. Wisatawan akan bepergian ke Pulau Rinca, Pulau Padar, Pantai Pink, dan Pulau Komodo. Perjalanan menggunakan kapal.
Destinasi pariwisata superprioritas Labuan Bajo terkenal dengan keindahan pantai, lekukan perbukitan, dan daya tarik wisatawan bawah air. Ikon utama destinasi itu adalah binatang komodo, reptil purba yang hidup sampai hari ini.
Serial Artikel
Potensi Cuaca Buruk di Labuan Bajo, Pilihlah Kapal yang Aman
Periode Desember hingga Maret, perairan Labuan Bajo dan sekitarnya sering dilanda angin kencang. Cuaca dapat berubah secara cepat.


