Bagaimana Tren Industri dan Produk Kecantikan di 2026?

kompas.id
4 jam lalu
Cover Berita
Apa yang bisa dipelajari dari artikel ini?
  1. Siapa pasar produk kecantikan di Indonesia?
  2. Apa jenis produk yang dicari konsumen sejauh ini?
  3. Tren apa yang akan dikembangkan industri kecantikan di 2026?
  4. Bagaimana pola konsumsi masyarakat Indonesia?
Siapa pasar produk kecantikan di Indonesia?

Generasi Z yang kini berusia 30 tahun atau lebih muda menjadi pangsa pasar terbesar produk kecantikan. Meski kemampuan belanja mereka terbatas, generasi ini mendorong peningkatan penjualan produk yang tengah ngetren karena kemampuan riset melalui media digital.

Laporan bertajuk ”Behaviour in Purchasing Beauty Categories” yang dipublikasikan SOCO Insight Factory oleh peritel produk kecantikan Indonesia, Social Bella, pada Januari 2025, menyebutkan, tren belanja generasi Z terus meningkat pascapandemi Covid-19.

Global make up artist Archangela Chelsea, dalam artikel Harpers Bazaar, meramal bahwa tren kecantikan di 2026 juga masih akan dipengaruhi generasi Z. Cara pandang mereka yang tidak takut mencoba hal baru dan suka membangun karakter pribadi menggerakkan kebiasaan mereka dalam mempercantik diri.

Menurut dia, tren make up 2026 juga masih akan dikaitkan dengan nilai penerimaan diri dan positivitas tubuh. Riasan tak lagi berfungsi sebagai alat untuk menutupi kekurangan diri, tetapi sebagai medium untuk menonjolkan karakter.

Baca JugaGenerasi Z Paling Getol Belanja Produk Kecantikan Dibandingkan Milenial 
Apa jenis produk yang dicari konsumen sejauh ini?

Kebutuhan produk kecantikan yang dicari konsumen terus berkembang dan kian beragam. Head of Commercial Guardian Indonesia Satria Bakti mengungkapkan, produk kecantikan tergolong cepat bergerak (fast moving). Jenis produk kecantikan terutama skincare, make up, dan parfum terus bergerak dinamis.

Untuk skincare, konsumen cenderung membeli produk kebutuhan harian, seperti cleanser, moisturizer, dan serum. Sementara pada kategori make up, minat lebih banyak pada lipstik terbaru hingga riasan wajah dan mata.

Parfum menjadi bintang baru industri kecantikan dalam beberapa tahun terakhir. Di Guardian, kategori ini mencatat pertumbuhan triple digit selama dua tahun berturut-turut. Bahkan, lebih dari 70 persen penjualan parfum didominasi merek lokal dengan harga terjangkau di kisaran Rp 80.000-Rp 200.000.

Data serupa terlihat dari SOCO Insight Factory milik Social Bella. Platform ini mencatat bahwa pada akhir 2025, penjualan parfum melonjak lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Jika pada 2023 pencarian masih didominasi make up, maka pada 2024–2025 terjadi peralihan kuat ke skincare, disertai meningkatnya minat terhadap parfum.

Baca JugaHarum Semerbak Parfum di Pengujung Tahun
Tren apa yang akan dikembangkan industri kecantikan di 2026?

Co-Founder sekaligus Brand Director BLP Beauty, Lizzie Parra, menilai bahwa tren kecantikan pada 2026 tidak akan berbeda jauh dari kondisi tahun 2025. Namun, ada satu pergeseran penting yang patut dicermati: riasan matte yang lebih bold (tegas) diprediksi semakin populer. Hal ini terpengaruh tren riasan di China.

Berbeda dengan tren kecantikan wajah dan kulit Korea yang lebih mengilap atau glowing dan minimalis, sebaliknya dengan tren China. Lizzie mengatakan, pengaruh China cukup besar, dengan semakin banyaknya merek dari negara itu yang masuk. Meski produk Indonesia tengah naik daun, produk luar juga akan memperkaya pilihan warna dan tekstur di pasar.

Tren riasan matte dan bold pun menjadi bahan inspirasi perusahaan ritel produk kecantikan dan kesehatan Guardian. Pada 2026, mereka akan meluncurkan kampanye tematik bertajuk ”Glow into 2026”, yang menggandeng penata artis profesional Indonesia. Tema ini menciptakan tren riasan ”Glow in Merlot” dengan nuansa warna merlot, yaitu warna merah pekat seperti anggur merah.

Baca JugaInovasi Produk Kecantikan yang Menggugah Sensoris
Bagaimana pola konsumsi masyarakat Indonesia?

Dari sisi konsumen, tren pembelian produk kecantikan semakin rasional dan berbasis kebutuhan kulit. SOCO Insight Factory mencatat, konsumen kini tidak hanya mempertimbangkan masalah kulit seperti jerawat, pencerahan, atau perlindungan skin barrier, tetapi juga semakin memperhatikan kandungan bahan.

Pada periode 2024-2025, pencarian bahan didominasi oleh centella, retinol, vitamin C, niacinamide, snail mucin, dan rice. Ke depan, minat mulai bergeser ke ingredients yang lebih gentle dan advanced seperti polydeoxyribonucleotide, yaitu potongan DNA kecil yang biasanya diekstrak dari ikan salmon.

Kesadaran ini muncul lintas generasi, dari milenial yang ingin menua dengan sehat hingga generasi alfa yang mulai membangun rutinitas perawatan kulit dasar.

Baca JugaKonsumen Produk Kecantikan Makin Kritis pada Bahan Kandungan dan Keberlanjutan 

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Prediksi Malut United Vs Borneo FC di Super League: Laskar Kie Raha Antisipasi Kebangkitan Pesut Etam
• 6 jam lalubola.com
thumb
Truk Tronton Bermuatan 38 Ton Keramik Hantam Pemotor dan Tugu di Wonosobo
• 20 jam laluliputan6.com
thumb
DPR : Penetapan UMP 2026  Harus Jaga Daya Beli Buruh dan Keberlanjutan Usaha
• 55 menit lalumediaindonesia.com
thumb
Ikuti Eliano di Persib, Tijjani Reijnders Bawa Manchester City Puncaki Klasemen Premier League
• 14 jam laluviva.co.id
thumb
5 Agenda Seru Akhir Pekan Terakhir Desember 2025 di Jakarta, dari Festival Cahaya hingga Jazz Senja
• 19 jam lalumediaindonesia.com
Berhasil disimpan.