Jakarta: Nilai tukar mata uang New Taiwan Dollar terhadap Rupiah (IDR) menjadi salah satu indikator ekonomi yang penting bagi hubungan perdagangan dan pariwisata antara Indonesia dan Taiwan. Berdasarkan kurs terkini, 1 NTD setara dengan Rp534,02.
Dampak nilai tukar
Nilai tukar tersebut memiliki implikasi langsung terhadap perdagangan internasional kedua negara. Dengan nilai NT yang relatif kuat, produk ekspor Indonesia seperti minyak sawit, batu bara, dan hasil perikanan menjadi lebih kompetitif secara harga di pasar Taiwan, sehingga berpotensi meningkatkan volume ekspor.
Sebaliknya, barang impor dari Taiwan, seperti komponen elektronik, mesin, dan suku cadang, menjadi lebih mahal bagi importir Indonesia, yang dapat mendorong inflasi impor atau mendorong penggunaan produk substitusi dari dalam negeri.
Dari sisi pariwisata dan transfer uang, penguatan NT memberikan daya beli yang lebih besar bagi wisatawan Taiwan yang berkunjung ke Indonesia. Kondisi ini berpotensi meningkatkan jumlah kunjungan serta pengeluaran wisatawan di sektor pariwisata, ritel, dan jasa.
Bagi tenaga kerja Indonesia di Taiwan, nilai tukar yang menguntungkan membuat remitansi yang dikirimkan ke Tanah Air memiliki nilai rupiah yang lebih tinggi, sehingga meningkatkan pendapatan riil keluarga penerima dan berkontribusi pada devisa negara.
Baca juga: Suriah Akan Luncurkan Mata Uang Baru Pada 2026, Hapus Dua Angka Nol
(Ilustrasi. Foto: dok MI)
Faktor yang mempengaruhi
Secara umum, nilai tukar NTD terhadap rupiah dipengaruhi oleh berbagai faktor makroekonomi, seperti perbedaan suku bunga antara Bank Indonesia dan bank sentral Taiwan, kinerja neraca perdagangan kedua negara, stabilitas politik dan ekonomi, serta dinamika permintaan dan penawaran mata uang yang dipicu oleh aktivitas perdagangan, investasi, dan arus modal.
Kurs 1 NT yang berada di level Rp 534,02 mencerminkan dinamika ekonomi Indonesia dan Taiwan saat ini. Nilai tersebut menghadirkan peluang sekaligus tantangan, khususnya di sektor perdagangan dan pariwisata.
Oleh karena itu, pelaku usaha, wisatawan, dan pekerja migran disarankan untuk terus memantau pergerakan nilai tukar dengan merujuk pada sumber resmi atau bank terpercaya guna mendukung perencanaan keuangan dan pengambilan keputusan yang lebih tepat. (Muhammad Adyatma Damardjati)


