PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) menegaskan komitmennya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan masyarakat pesisir melalui Program Pengembangan Wisata Pesisir Terintegrasi Pantai Pasir Putih Tlangoh di Desa Tlangoh, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.
Sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang mengelola Blok West Madura Offshore sejak 2011, PHE WMO tidak hanya berfokus pada kinerja operasional hulu minyak dan gas bumi (migas), tetapi juga memperkuat penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Hingga Juni 2024, PHE WMO mencatat produksi minyak sebesar 1.703 barel per hari (BOPD) dan gas sebesar 26,454 MMSCFD, dengan wilayah operasi di lepas pantai barat Madura.
Baca Juga: Teknologi Migas Andal, Legislator Apresiasi Kinerja PHE
Sebelum program dijalankan, Desa Tlangoh menghadapi tantangan abrasi pantai yang cukup serius, mencapai sekitar 7 meter per tahun. Kondisi tersebut diperparah oleh aktivitas penambangan pasir ilegal serta timbulan sampah pesisir yang mencapai 1.488 meter kubik per hari, sehingga menghilangkan potensi ekonomi kawasan pantai.
Untuk menjawab persoalan tersebut, PHE WMO mengembangkan hexa reef, yakni struktur buatan berbentuk segi enam yang ditanam di bawah laut guna menahan arus dan pasir agar tidak terbawa gelombang.
Hingga saat ini, PHE WMO telah menanam sekitar 390 ton hexa reef di perairan Pantai Tlangoh. Inovasi ini merupakan pengembangan dari kompetensi inti perusahaan dalam strukturisasi platform lepas pantai.
Hasil implementasi program mulai terlihat. Studi pada 2025 menunjukkan terbentuknya sedimentasi atau akresi pantai hingga 5 meter pada segmen tertentu, disertai perbaikan kualitas ekosistem bawah laut. Hexa reef kini berfungsi sebagai habitat baru dengan teridentifikasi 20 spesies ikan karang, serta menjadi media tumbuhnya terumbu karang alami.
Baca Juga: Pertamina Patra Niaga Hadirkan Nuansa Natal di SPBU Manado Lewat Kehadiran Sinterklas
Dampak positif program juga dirasakan langsung oleh masyarakat. Kawasan yang sebelumnya menjadi lokasi pembuangan sampah kini bertransformasi menjadi destinasi wisata Pantai Pasir Putih Tlangoh. Lebih dari 40 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal tumbuh dan beroperasi, menciptakan lapangan kerja baru, termasuk bagi mantan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang memilih menetap dan berwirausaha di desa tersebut.
Manager Communication Relations & CID Regional 4, Rahmat Drajat, mengatakan program ini sejalan dengan strategi perusahaan yang tertuang dalam Konsep One Belt One Road (OBOR). Program ini juga mendukung agenda internasional Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya Tujuan 13 Penanganan Perubahan Iklim, Tujuan 14 Ekosistem Lautan, serta Tujuan 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.
“Pengembangan Pantai Pasir Putih Tlangoh sejalan dengan cita-cita besar PHE WMO untuk memajukan pesisir utara Bangkalan melalui payung program OBOR. Inovasi hexa reef diharapkan menjadi solusi abrasi pantai sekaligus mendorong kesejahteraan dan kemajuan Desa Tlangoh melalui pariwisata,” ujarnya.
Baca Juga: Lewat Operasi Pasar di 9 Kab/Kota di Aceh, Pertamina Distribusikan Lebih dari 100 Ribu Tabung LPG 3 Kg
Senada, Senior Manager Relations Regional Indonesia Timur, Sigit Dwi Aryono, menegaskan komitmen Regional Indonesia Timur dalam menjalankan program berkelanjutan sesuai kerangka ESG.
“Program ini merupakan implementasi aspek sosial, yakni hubungan dengan komunitas di sekitar wilayah operasi. Harapannya, kami dapat menjalankan peran sebagai pendukung ketahanan energi nasional sekaligus menumbuhkan kemandirian masyarakat lokal,” katanya.





