Pada Jumat (26/12/2025) malam, KM Putri Sakinah lepas tali dari Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Laut tampak tenang saat kapal kayu itu merayap perlahan dengan haluan mengarah ke Pulau Padar, destinasi wisata berikutnya.
Kapal tersebut dicarter keluarga Martin Carreras Fernando (44), wisatawan asal Spanyol. Ada istrinya, Ortuno Andrea, serta keempat anak mereka, yakni Martin Garcia Mateo, Martines Ortuno Maria Lia, Martines Ortuno Enriquejavier, dan Mar Martinez Ortuno.
Manifes penumpang kapal itu terekam dalam laporan Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Labuan Bajo. Selain keluarga Fernando yang berjumlah enam orang, di kapal tersebut terdapat seorang pemandu wisata dan empat awak kapal.
Keluarga Fernando baru saja menikmati keindahan Pulau Komodo, pulau yang menarik banyak wisatawan dari berbagai negara. Di pulau itu, hidup komodo, reptil purba yang masih bertahan hidup. Komodo pernah ditetapkan sebagai salah satu keajaiban dunia pada tahun 2012.
Pulau Komodo menjadi ikon destinasi pariwisata setempat. Keberadaanya kian dikenal setelah ramai dipromosikan dan dan menjadi bagian dari destinasi superprioritas Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat. Pada tahun 2024, lebih dari 400.000 turis berkunjung ke Pulau Komodo. Pada liburan akhir tahun ini, keluarga Fernando pun tak ketinggalan.
Selain Pulau Komodo, Pulau Padar juga tak kalah menarik. Saat berada di puncak perbukitan pulau itu, wisatawan dapat melihat pemandangan lekukan bikit yang indah. Apalagi, pada Desember, tampak rumput menghijau di atas bukit karang.
Waktu yang paling tepat untuk menikmati panorama Pulau Padar adalah ketika matahari terbit. Banyak wisatawan mencarter kapal untuk berlayar ke Pulau Padar pada malam hari. Mereka tidur di atas kapal, lalu mendaki ke puncak Padar pada pagi hari.
Namun, setelah sekitar 30 menit berlayar, mesin KM Putri Sakinah tiba-tiba mati. Kapal hilang kendali, terombang ambing oleh gelombang, lalu tenggelam. Para penumpang pun berjuang menyelamatkan diri dan keluarganya.
Dalam tragedi itu, tujuh orang selamat dan empat orang hilang. Korban hilang adalah Fernando dan tiga anaknya, yaitu Martin Garcia Mateo, Martines Ortuno Maria Lia, dan Martines Ortuno Enriquejavier. Istri Fernando, Ortuno Andrea, dan seorang anaknya, Mar Martinez Ortuno, selamat bersama awak kapal dan pemandu wisata.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Maumere, Fathur Rahman, mengatakan, setelah mendapat informasi mengenai kejadian itu, petugas langsung bergerak menuju lokasi. Tim berhasil menyelamatkan tujuh orang. Korban selamat kemudian dibawa ke Labuan Bajo untuk menjalani perawatan.
Pada Sabtu (27/12/2025), petugas melakukan pencarian menggunakan Kapal RIB Pos SAR Manggarai Barat, Sea Rider KSOP Labuan Bajo, RIB Lanal Maumere, dan RIB Ditpolair Polda NTT. Penyisiran dilakukan di sekitar lokasi kejadian di sebelah utara Pulau Padar sejak pagi hingga pukul 18.00 Wita.
Tim SAR gabungan lalu menemukan badan dan serpihan badan kapal KM Putri Sakinah. Ada juga tabung gas, badan kamar nahkoda, serta berbagai barang lainnya. Barang-barang itu ditemukan dalam radius radius 5 mil laut dari lokasi kejadian tenggelamnya kapal.
Serial Artikel
"Permaisuri" Komodo dari Puncak Padar
Puncak Pulau Pandar dicapai setelah melewati 815 anak tangga. Puncak itu menawarkan pesona lekukan teluk yang saling membelakangi. Bersama Pulau Komodo, Padar biasa ditawarkan sebagai destinasi kepada wisatawan.
Sepanjang pencarian pada hari kedua, tim mengalami hambatan berupa gelombang dengan ketinggian hingga 1,5 meter disertai arus yang sangat kencang. Selain itu, hujan lebat juga mengurangi jarak pandang.
Pencarian akan dilanjutkan pada Minggu (28/12) ini. Tim SAR gabungan menyisir kembali perairan Pulau Padar dengan perluasan area hingga 5,25 mil laut dari lokasi kejadian.
"Pada Pukul 10.30 Wita juga kami kerahkan Kapal KN SAR Puntadewa bersama 27 rescuer dan tenaga pendukung dari Kantor SAR Maumere menuju lokasi. Estimasi tiba di Labuan Bajo sekitar Pukul 20.30 Wita," kata Fathur.
Namun, setelah sekitar 30 menit berlayar, mesin KM Putri Sakinah tiba-tiba mati. Kapal hilang kendali, terombang ambing oleh gelombang, lalu tenggelam
Sejak pekan lalu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini cuaca buruk untuk 22-28 Desember 2025. Perairan Komodo dan destinasi Labuan Bajo termasuk dalam daerah yang terdampak cuaca buruk.
Pada Kamis (25/12), Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Kupang, NTT, juga telah mengeluarkan peringatan akan terjadi gelombang tinggi pada 26-29 Desember. Peringatan itu menyebut, tinggi gelombang di Selat Sape, dekat perairan Komodo, bisa mencapai 2,5 meter. Adapun kecepatan angin mencapai 25 knot atau 46,3 kilometer per jam.
Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Sti Nenot'ek, pada Selasa (22/12) melaporkan, sedang terjadi sirkulasi siklonik di antara wilayah utara Australia dan selatan NTT. Pusaran angin membawa uap air untuk dibentuk jadi awan. Dinamika atmosfer itu berpotensi menjadi bibit siklon tropis.
Akibatnya, terbentuk belokan, pertemuan, dan perlambatan kecepatan angin di wilayah NTT. "Kondisi ini mendukung terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat," kata Sti.
Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Labuan Bajo, Stephanus Rudiyanto, mengatakan, kondisi KM Putri Sakinah dipastikan laik untuk berlayar. Namun, dalam perjalanan, terjadi anomali cuaca di laut yang tidak terprediksi oleh prakiraaan cuaca. Pada saat penetapan surat perintah berlayar, prediksi tinggi gelombang oleh BMKG kurang dari 0,5 meter.
"(Anomali cuaca) Berupa gelombang tinggi atau swell yang berlangsung dalam periode singkat. Saya sendiri turun evakuasi malam itu dan sempat terkena swell 2 meter lebih selama kurang dari 3 menit. Sehabis itu cuaca landai lagi," katanya.
Kecelakaan kapal yang dialami keluarga Fernando pun menggemparkan dunia, khususnya para penggemar sepak bola. Daily Mail, media berbasis di Inggris, menyebut, Fernando merupakan pelatih sepak bola tim putri klub Valencia. Klub yang berbasis di Spanyol itu telah menyampaikan penghormatan kepada sang pelatih.
"Valencia CF sangat berduka atas meninggalnya Fernando Martin, pelatih tim B putri Valencia CF, dan tiga anaknya dalam kecelakaan perahu tragis di Indonesia, sebagaimana dikonfirmasi oleh pihak berwenang setempat" tulis Daily Mail mengutip pernyataan pihak Valencia.
Sejak Minggu pagi, para petugas dikerahkan untuk mencari Fernando bersama ketiga anaknya. Andrea, istri Fernando, tampak datang ke pos komando pencairan di Pelabuhan Marina, Labuan Bajo. Wajahnya penuh duka. Liburan yang seharusnya membahagiakan itu berakhir tragis.




