Pantau - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengambil langkah mitigasi untuk meminimalkan dampak bencana di destinasi wisata alam, khususnya di wilayah Sumatera yang tengah terdampak banjir dan longsor.
Kemenpar telah menerbitkan pedoman atau modul keselamatan yang berisi topik-topik penting mengenai penanggulangan kebencanaan, pengelolaan pengunjung, dan aspek keberlanjutan.
"Pedoman/modul tersebut dapat dijadikan sebagai acuan bagi Pemerintah Daerah (Pemda), pengelola destinasi wisata dan desa wisata, serta pelaku usaha industri pariwisata", tulis Kemenpar dalam keterangan resminya.
Fokus pada Destinasi Berisiko TinggiKemenpar mendorong penerapan manajemen risiko destinasi pariwisata di daerah-daerah dengan tingkat kerawanan bencana yang tinggi.
Upaya ini mengacu pada Petunjuk Teknis Implementasi Manajemen Risiko serta panduan tambahan seperti Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability (CHSE), penanggulangan kebencanaan, dan pengelolaan pengunjung.
Langkah ini bertujuan untuk memastikan keamanan, kenyamanan, dan keberlanjutan destinasi wisata, baik bagi wisatawan maupun masyarakat lokal.
Puluhan Desa Wisata dan DTW Terdampak BanjirDalam laporan hingga 25 Desember 2025, Kemenpar mencatat bahwa di Sumatera Utara terdapat 53 desa wisata dan 29 daya tarik wisata (DTW) yang terdampak banjir.
Di Sumatera Barat, terdapat 28 desa wisata dan 74 DTW yang turut terdampak.
Sementara itu, data di Aceh belum dapat dikonfirmasi ulang karena situasi di lapangan masih belum kondusif dan fokus pemerintah masih pada pemulihan serta penyaluran bantuan dasar.
Pemerintah saat ini memprioritaskan evakuasi, penyelamatan, dan pemenuhan kebutuhan dasar bagi korban terdampak bencana.
Bantuan Disalurkan Lewat KolaborasiKemenpar bekerja sama dengan pelaku usaha pariwisata dan mitra strategis untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke wilayah terdampak di Sumatera.
Jenis bantuan yang disalurkan mencakup makanan, alat sanitasi, perlengkapan dan makanan bayi, pakaian, perlengkapan umum, dan perlengkapan sekolah.
Dukungan juga datang dari civitas akademika Poltekpar Medan yang menyalurkan bantuan kepada warga di Besilam, Sumatera Utara.
Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) turut menyalurkan bantuan makanan pada 28 November 2025 kepada warga terdampak longsor di Desa Lobu Pining, Kabupaten Tapanuli Utara, serta korban banjir di Desa Sihombu, Kabupaten Humbang Hasundutan.
"Kemudian pada 4 Desember 2025, BPODT juga menyalurkan bantuan makanan dan pakaian kepada masyarakat terdampak banjir di Kecamatan Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah", jelas Kemenpar.



