Proyeksi Harga Minyak: Tekanan Teknikal Dinilai Masih Dominan

idxchannel.com
8 jam lalu
Cover Berita

Harga minyak dunia ditutup melemah pada Jumat (26/12/2025) lalu.

Proyeksi Harga Minyak: Tekanan Teknikal Dinilai Masih Dominan. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak dunia ditutup melemah pada Jumat (26/12/2025) lalu, di tengah ekspektasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan membahas peluang perdamaian Rusia-Ukraina dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Dalam perdagangan Jumat pekan lalu, kontrak berjangka (futures) minyak WTI ditutup turun 2,8 persen ke level USD56,74 per barel, namun masih membukukan kenaikan mingguan tipis sebesar 0,4 persen.

Baca Juga:
Tiga Emiten Gelar RUPS Jelang Tutup Tahun, MSTI Cairkan Dividen Interim

Sementara itu, Brent melemah 2,6 persen ke USD60,64 per barel, meski secara mingguan masih menguat 0,3 persen.

Analis Price Futures Group, Phil Flynn, mengatakan, dikutip Dow Jones Newswires, terdapat harapan akan tercapainya gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina mulai Tahun Baru. Menurutnya, harga minyak kemungkinan tengah membentuk area dasar (base) di level yang relatif rendah saat ini.

Baca Juga:
Kaleidoskop IHSG 2025: Dari Trading Halt hingga Rekor demi Rekor

Flynn menambahkan, meski momentum kenaikan belum terlihat kuat, potensi dukungan masih ada dari prakiraan cuaca yang lebih dingin ke depan.

Selain itu, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang lebih kuat dari perkiraan menunjukkan permintaan minyak diperkirakan tetap solid, bahkan berpeluang mencetak rekor.

Baca Juga:
IHSG Diproyeksi Mixed, EMAS-HRTA Bisa Dilirik Jelang Tutup Tahun

Proyeksi Harga Minyak

Harga minyak mentah WTI dan Brent masih berada di bawah tekanan secara teknikal, seiring terbatasnya ruang penguatan di tengah tren turun yang belum berubah.

Analis FX Empire, Christopher Lewis, menilai pergerakan harga saat ini belum menunjukkan sinyal pembalikan yang meyakinkan.

Pada perdagangan Jumat lalu, WTI sempat mencoba menguat di awal sesi, namun kembali berbalik arah.

Lewis menjelaskan, garis tren turun dan rata-rata pergerakan 50 hari (EMA-50) kini menjadi penghalang utama bagi kenaikan harga.

Munculnya tanda-tanda kelelahan (exhaustion) membuat WTI masih rentan untuk melanjutkan pelemahan, sejalan dengan tren yang berlaku.

Menurut Lewis, peluang penguatan baru akan terlihat signifikan jika harga mampu menembus level USD62 per barel.

Selama masih berada di bawah level tersebut, kenaikan yang terjadi cenderung terbatas dan lebih dipicu oleh aksi penutupan posisi jual (short covering), bukan oleh perubahan fundamental.

Sementara itu, kondisi teknikal minyak Brent dinilai tidak jauh berbeda.

Harga masih bergerak di sekitar EMA-50 hari dan garis tren turun, dengan resistance yang cukup tebal di atasnya. Lewis menilai struktur pasar masih kurang mendukung penguatan yang berkelanjutan.

Ia menambahkan, tekanan terhadap harga minyak terutama berasal dari ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan.

Produksi global dinilai masih terlalu besar dibandingkan permintaan, sementara sejumlah negara belum menunjukkan tanda-tanda pengurangan output.

Kondisi ini membuat harga minyak diperkirakan masih kesulitan untuk bangkit dalam waktu dekat. (Aldo Fernando)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Partai Gema Bangsa Sebut Kepala Daerah Harus Dipilih Rakyat, Bukan Elite Politik
• 4 jam lalujpnn.com
thumb
Update Bencana Sumatra: 22 Kabupaten/Kota Masih Fase Tanggap Darurat
• 5 jam lalucnbcindonesia.com
thumb
Media Kanada Bocorkan Gaji John Herdman sebagai Pelatih Timnas Indonesia
• 7 jam lalubisnis.com
thumb
Awal Mula Sekeluarga Ditemukan Tewas dalam Rumah di Situbondo
• 6 jam lalukompas.tv
thumb
Distribusi Pangan Lokal Tetap Jalan, Kereta Petani Jaga Pasokan Pangan Selama Libur Natal
• 16 jam laluwartaekonomi.co.id
Berhasil disimpan.