Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara terbuka menyatakan berakhirnya bentrokan perbatasan baru-baru ini antara Kamboja dan Thailand. Trump menyebut gencatan senjata baru sebagai hasil yang sukses dan menggunakan momen tersebut untuk mengkritik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dalam unggahan di platform Truth Social miliknya pada Minggu, Trump menyatakan pertempuran "akan berhenti untuk sementara waktu, dan mereka akan kembali hidup damai, sesuai dengan perjanjian awal yang baru saja kita sepakati." Pujian untuk Para Pemimpin Trump menyampaikan ucapan selamat kepada para pemimpin kedua negara Asia Tenggara atas "kecemerlangan mereka dalam mencapai kesimpulan yang cepat dan sangat adil ini." Ia menggambarkan proses diplomatik sebagai "cepat dan tegas, seperti seharusnya semua situasi ini!"
Baca Juga :
Konflik Mereda, Thailand dan Kamboja Mulai Berlakukan Gencatan Senjata"Dengan semua perang dan konflik yang telah saya selesaikan dan hentikan mungkin Amerika Serikat telah menjadi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang sebenarnya, yang sangat sedikit memberikan bantuan atau pertolongan dalam hal apa pun," tegas Trump, seperti dikutip dari Yeni Safak, Senin 29 Desember 2025.
Ia menyerukan agar PBB "mulai aktif dan terlibat dalam perdamaian dunia," membandingkan ketidakaktifan PBB dengan keterlibatan diplomatik Amerika di bawah pemerintahannya. Konteks Konflik dan Gencatan Senjata Permusuhan baru-baru ini, yang kembali terjadi pada 8 Desember setelah bentrokan perbatasan, telah menimbulkan korban jiwa yang besar. Otoritas Thailand melaporkan 26 tentara dan satu warga sipil tewas, dengan 41 kematian warga sipil lainnya yang disebabkan oleh dampak tidak langsung. Kementerian Dalam Negeri Kamboja menyebutkan 31 korban jiwa warga sipil.
Gencatan senjata yang baru diterapkan memperkuat gencatan senjata sebelumnya yang ditengahi pada bulan Juli oleh AS, Tiongkok, dan Malaysia, yang kemudian diformalkan dalam pertemuan Kuala Lumpur pada Oktober.
Pernyataan Trump menyoroti peran berkelanjutan yang Washington lihat untuk dirinya sendiri dalam menengahi perselisihan regional, bahkan ketika mereka mempertanyakan efektivitas badan-badan multilateral yang sudah ada.




