Selamat Jalan Teman Bus, Berhenti Mengaspal Per 1 Januari 2026

harianfajar
7 jam lalu
Cover Berita

Masyarakat Sulawesi Selatan harus mengucapkan selamat jalan kepada Teman Bus Trans Mamminasata. Per 1 Januari 2026, layanan transportasi massal kesukaan masyarakat ini resmi berhenti beroperasi.

Oleh: Muh Muchtasim, Makassar

Layanan Teman Bus sudah menemani masyarakat Sulawesi Selatan, khususnya di kawasan Makassar, Gowa, Maros, dan Takalar (Mamminasata) selama tiga tahun belakangan. Pasang surut sering terjadi, baik dari segi kepuasan pengguna, cakupan rute, hingga minat masyarakat. Namun, tiga tahun pula Teman Bus Trans Mamminasata terus berbenah dan melayani mobilitas masyarakat yang tinggi.

Teman Bus sangat banyak dinikmati masyarakat dari berbagai kalangan, baik pekerja, mahasiswa, pelajar, hingga masyarakat umum yang mulai sadar akan pentingnya penggunaan transportasi massal. 

Semakin tinggi pengguna, maka semakin berkurang pula penggunaan kendaraan pribadi yang bisa berdampak langsung pada pengurangan kepadatan kendaraan di jalan atau kemacetan tinggi di ruas utama kota. Selain itu, masyarakat juga sudah terlanjur nyaman dengan fasilitas yang diberikan oleh Teman Bus. 

Namun, upaya untuk beralih ke moda transportasi massal akan kembali menuai jalan buntu. Sebanyak 20 Armada Koridor 5 Teman Bus yang melayani rute Unhas Gowa – Unhas Tamalanrea berhenti beroperasi mulai awal tahun. Subsidi dari Kementerian Perhubungan berakhir tahun ini. Armada yang melayani ratusan ribu masyarakat Mamminasata tersebut sudah dinanti kapal pengangkutnya di Pelabuhan Soekarno – Hatta, Makassar, untuk pulang ke Ibu Kota tanpa kepastian akankah mereka masih punya waktu untuk kembali mengaspal di Kota Daeng.

Kini, Kota Makassar makin jauh dari kata bebas macet. Program moda transportasi massal selalu menghantam jalan buntu. Upaya pemerintah dalam membangun kebiasaan bagi masyarakat untuk beralih ke moda transportasi massal menuai hambatan. Pada 1 Januari 2024, Teman Bus Trans Mamminasata hanya tersisa satu koridor.

Padahal, mulanya program subsidi dari Kementerian Perhubungan sejak tahun 2023 ini ditujukan agar kemacetan di Kota Makassar dan wilayah penyangga bisa menurun. Namun, tak hanya berliku, Teman Bus kini menuai jalan terjal.

Perjalanan panjang Teman Bus dimulai dengan diberhentikannya subsidi untuk dua dari empat koridor yang ada. Yakni koridor tiga dengan trayeknya Kampus PNUP – Kampus PIP dan koridor empat dengan trayek Unhas Teknik Gowa – Panakkukang Square.

Berhentinya dua koridor tersebut dengan alasan karena Kementerian Perhubungan tidak mampu mensubsidi semuanya. Selain itu, dua koridor ini stagnan mengalami load factor di bawah 50 persen, lebih rendah dibandingkan dua koridor lainnya. 

Sebanyak 34 unit bus ditarik kembali ke pusat dari dua koridor tersebut. 34 Pramudi pula kehilangan pekerjaannya. Tersisa koridor satu dengan trayek Panakkukang Square – Pelabuhan Galesong dengan 30 unit bus dan koridor dua Mall Panakkukang – Bandara Sultan Hasanuddin sebanyak 23 bus.

Situasi tersebut sempat menuai kritik dan protes dari masyarakat. Trayek empat merupakan rute penunjang mobilitas masyarakat dari Kabupaten Gowa ke pusat Kota Makassar. Selain itu, mahasiswa banyak memanfaatkan rute ke Kampus Teknik Unhas ini.

Karena permintaan masyarakat dan mahasiswa yang tinggi, pihak Unhas meminta trayek empat dikembalikan. Rektor Unhas pun bersurat kepada Kemenhub agar Unhas bisa mengelola trayek empat. Berkat upaya tersebut, pada Agustus 2024, Dishub Sulsel membuka koridor baru dengan mengatur ulang trayek koridor dua. 

Koridor baru ini diberi nama koridor lima, dengan melayani trayek Kampus Unhas Gowa ke Unhas Tamalanrea. Sedangkan koridor dua mengalami perubahan trayek menjadi Unhas Tamalanrea ke Bandara Sultan Hasanuddin melalui Stasiun Mandai. Koridor satu tidak berubah. Tidak ada penambahan bus untuk koridor baru, hanya bus dari koridor satu dan dua yang dialihkan sebanyak 14 bus ke koridor lima.

Sejak saat itu, Mall Panakkukang tidak lagi menjadi titik pengendapan, melainkan sebagai area pengangkutan penumpang. Sehingga, sudah tidak lagi terlihat penumpukan unit Teman Bus parkir di Jl Boulevard.

Kehadiran koridor lima sempat menjadi angin segar bagi Moda Transportasi massal di Sulsel. Sebanyak 116 ribu penumpang Teman Bus dalam periode Agustus, dengan koridor lima menyumbang sebanyak 51 ribu penumpang. 

Koridor dua yang mengalami penyesuaian rute juga mengalami peningkatan load factor hingga mencapai 50 persen. Masyarakat mulai memanfaatkan Teman Bus menuju Bandara Sulhas dan Stasiun Kereta Api Mandai, alih-alih menggunakan kendaraan pribadi. 

Namun, pada 18 Desember 2024, Tenaga Ahli PT Surveyor Indonesia sebagai perwakilan Kementerian Perhubungan hadir di Kantor Gubernur. Mereka datang membawa kabar bahwa mulai Januari 2025 Kemenhub hanya memberi subsidi untuk satu trayek dengan load factor tertinggi, yakni koridor lima. Sementara itu, per 1 Januari koridor satu dan dua resmi berhenti beroperasi. Karena Kemenhub beranggapan program ini sebagai stimulan, sehingga pemerintah daerah harus melanjutkannya secara mandiri.

“Untuk yang berhenti sementara, itu kementerian (Kemenhub) punya. Per 31 Desember itu,” ujar Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Sulsel Andi Erwin Terwo, baru-baru ini.

Pemberhentian tersebut berdasarkan Surat Edaran Kemenhub yang menyatakan Teman Bus Trans Mamminasata dengan 20 unit bus berhenti pada pengujung tahun. Koridor lima selama ini melayani rutinitas mahasiswa dan pekerja yang melintas dari Kota Makassar ke Kabupaten Gowa maupun sebaliknya. Kontrak Teman Bus sejatinya telah berakhir dua tahun lalu, namun desakan Pemprov Sulsel hingga pihak Kampus Univesitas Hasanuddin berhasil melobi Keemenhub memperpanjang operasional Teman Bus selama dua tahun belakangan.

Ungkapan sedih sekaligus kecewa diutarakan salah seorang pengguna rutin Teman Bus, Naurah Afifah Hi Rauf, seorang pegawai swasta dari Kota Makassar yang hampir setiap hari menikmati layanan Teman Bus koridor 5. Sehari-hari ia berangkat dari Jl Veteran ke Mal Panakkukang menanti Teman Bus yang setia menjemput dan mengantarnya kembali, sepulang dari kantornya yang berada di Kabupaten Gowa. Biaya Rp4.600 sekali jalan sama sekali ringan bagi seluruh fasilitas yang dapat ia nikmati.

Ia juga merupakan salah saeorang content creator yang banyak mengulas layanan moda transportasi massal di Sulsel, misalnya Teman Bus. Ia mengaku mulanya hanya membuat konten untuk mengisi waktu, namun lambat laun banyak masyarakat yang tertarik pada konten miliknya. 

Ia kemudian menjadikan konten itu sebagai media edukasi kepada untuk membangun kesadaran masyarakat agar mau menggunakan transportasi umum. Sebab, kata ia, masih banyak yang belum paham cara menggunakan layanan Teman Bus, seperti fasilitas yang dapat dinikmati, tutorial pembayaran, hingga halte-halte yang tersedia. Ia juga lah yang belakangan ini sangat getol menyuarakan agar Teman Bus tidak berhenti beroperasi melalui berbagai akun media sosialnya.

“Dari situ saya semakin sadar bahwa saya harus lebih gencar membuat konten tentang Teman Bus, karena banyak orang bahkan belum tahu cara membuat kartu tap, di mana membuatnya, dan lain-lain. Jadi selain saya sebagai pekerja yang menggunakan Teman Bus, saya juga content creator yang fokus pada transportasi umum. Ibaratnya saya melakukan sosialisasi secara mandiri, tanpa dorongan siapa pun, murni dari kesadaran pribadi,” ujar Nau, sapaannya saat dihubungi FAJAR, Minggu, 28 Desember.

Nau mengaku begitu terpukul dan kaget sejak mendengar kabar layanan Teman Bus berakhir tahun ini. Pada mulanya ia hanya mendengar kabar angin sejak November lalu. Namun, ia turut memastikan informasi tersebut dengan langsung menanyakan kepada para driver dan pengawas Teman Bus.

“Alasannya memang soal kontrak. Padahal, jumlah pengguna Teman Bus itu sangat banyak. Setiap kali saya pulang kerja dan naik Teman Bus, penumpangnya selalu ramai. Itu benar-benar terasa,” sebut perempuan berusia 26 tahun tersebut.

Nau merasa seolah akan berpisah dengan seorang teman sejati, alih-alih menganggapnya sebagai transpormasi massal belaka. Ia mengaku sangat nyaman dan merasa aman selama memanfaatkan layanan Teman Bus.

Armada busnya sangat bersih, tempat duduknya nyaman dan kokoh, tidak hanya membawa sebatang tubuhnya, tetapi sepenuh jiwanya merasakan aman. CCTV terpasang di banyak titik, termasuk salah satunya menghadap langsung ke driver. Sehingga, ia sama sekali tidak merasakan ada potensi ancaman gangguan dan kekerasan selama di dalam bus karena sangat terawasi.

“Driver Teman Bus juga ramah. Kalau bus penuh, mereka tetap berhenti di halte dan mengonfirmasi dengan sopan, misalnya, “Nanti bus selanjutnya ya, Dek.” Itu membuat kami merasa dekat dengan Teman Bus. Bagi kami, Teman Bus bukan sekadar fasilitas, tapi sudah menjadi kebutuhan,” ulas Nau.

Penggunanya pun beragam: pekerja, mahasiswa, pelajar, usia renta, anak-anak, keluarga, hingga masyarakat umum. Begitu banyak masyarakat yang sudah menggantungkan kebutuhan mobilitasnya terhadap Teman Bus.

Meskipun ia juga sudah mengetahui kabar bahwa Pemprov Sulsel punya program serupa, yaitu Trans Sulsel yang telah melayani dua koridor tahun ini secara gratis. Termasuk rencana Pemprov mengambil alih layanan koridor lima tahun depan. Namun, kata ia, fasilitasnya sangat jauh berbeda. Bagai langit dan bumi.

Nau bercerita bahwa armada bus Trans Sulsel tidak hanya berbeda dari segi warna dan ukuran dengan Teman Bus, tapi juga rasa aman dan nyaman yang disediakan. Kursi-kursi Trans Sulsel kata ia banyak yang rapuh, tidak kokoh dan goyang. Rasanya seperti menaiki bus tua yang dipermak cantik dari luar, meski tentu tidak semuanya.

Ia juga banyak menemui dirver yang tidak ramah bagi penumpang. Seringkali saat menunggu di halte, bus tidak berhenti meskipun tidak penuh. Para calon penumpang yang menunggu di halte justru dilewatkan begitu saja, kecuali mereka merapatkan diri ke badan jalan agar terlihat, tidak ada upaya bus untuk berhenti di halte secara terjadwal.

Dari sisi aplikasi juga jauh berbeda. Aplikasi Teman Bus sangat akurat, bisa tracking posisi bus, tahu halte mana yang akan dilewati, dan ada pengumuman otomatis di dalam bus. 

“Kalau kita ketiduran pun masih terbantu karena ada pengumuman halte yang sudah dekat. Sedangkan, di Trans Sulsel, tidak ada pengumuman halte. Kita harus hafal sendiri semua halte. Aplikasinya juga tidak akurat, titik busnya sering loncat-loncat. Itu sangat menyulitkan pengguna,” tukas Nau.

Ia mengaku tidak masalah jika Teman Bus akan digantikan oleh Trans Sulsel. Asalkan, armada, pelayanan driver, hingga fasilitasnya sama. Sebab, masyarakat akan memberi minat beralih ke moda transportasi massal jika mereka merasa aman dan nyaman. (uca)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Emas Terkoreksi Setelah Rekor Tertinggi, Arah Kenaikan Dinilai Masih Terjaga
• 8 jam lalumedcom.id
thumb
Gantikan Hendi, Endro Bidik Kebangkitan PDIP Kota Semarang
• 16 jam lalujpnn.com
thumb
Reaksi BNPB saat Kedes Kubu Bireun Ungkap Kondisi Korban Banjir Usai Sebulan di Pengungsian
• 18 menit lalukompas.tv
thumb
Banjir Sumatra Sudah Sebulan Berlalu, Krisis Air Bersih dan Sanitasi di Aceh Tamiang masih Menghantui
• 7 jam lalumediaindonesia.com
thumb
22 Desa Hilang dan 1.580 Kantor Desa Rusak Akibat Bencana Sumatera
• 2 jam laluokezone.com
Berhasil disimpan.