Sejumlah video yang memuat pengibaran bendera Gerakan Aceh Merdeka (GAM) bermunculan di media sosial. Video-video itu bernarasi pengibaran bendera GAM merupakan bentuk kekecewaan masyarakat Aceh terhadap penanganan bencana.
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto merespons pengibaran bendera GAM di Aceh tersebut. Ia menegaskan bendera Indonesia hanya satu, yakni bendera merah putih.
“Ya terkait dengan pengibaran bendera GAM di Aceh saya tegaskan bahwa bendera di Republik Indonesia itu hanya satu yaitu merah putih,” ucap Hasto saat ditemui di Sekolah Partai DPP PDIP, Jakarta Selatan pada Senin (29/12).
Namun, Hasto menilai pengibaran bendera itu harus diartikan sebagai harapan masyarakat akan penanganan bencana yang cepat.
“Tetapi dalam situasi yang terjadi saat ini di Aceh, kita harus melihat adanya suatu harapan-harapan kepada kita semua seluruh bangsa Indonesia, termasuk pemerintah, terkait dengan penanganan bencana yang cepat dan jangan masukkan aspek-aspek politik berkaitan dengan bencana ini. Politik kekuasaan,” tutur Hasto.
Hasto menilai, bencana di Aceh seharusnya menjadi momentum bangsa agar bergotong royong membantu sesamanya.
“Intinya bencana ini menyatukan kita secara kemanusiaan, menggelorakan gotong royong kita untuk membantu mereka. Termasuk diperlukan kesigapan dari pemerintah untuk secepatnya turun tangan, melakukan rehabilitasi terhadap fasilitas-fasilitas sosial, dan juga perumahan-perumahan rakyat,” ucap Hasto.
“Membangun suatu harapan baru dan partai menyatukan diri dalam upaya pemulihan bencana dengan seluruh dampak-dampaknya tersebut,” tambahnya.
Ia pun menekankan tidak boleh ada aspek politik kekuasaan dalam penanganan bencana di Aceh maupun wilayah lainnya yang terdampak.
“Jadi sekali lagi jangan masukan aspek-aspek kekuasaan politik, harus berbicara soal kemanusiaan, gotong royong, untuk membantu mereka. Luka di aceh, di Sumatera Utara, Sumatera Barat akibat bencana adalah luka seluruh anak bangsa,” tandasnya.





