- KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengungkap sabotase terhadap pembangunan jembatan bailey di wilayah bencana Sumatra.
- Sabotase dilakukan dengan membongkar baut-baut jembatan, ditemukan dua hari sebelum konferensi pers hari Senin (29/12/2025).
- Tindakan tersebut dinilai Maruli bertujuan menjelekkan pemerintah dan mengorbankan masyarakat korban bencana.
Suara.com - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengungkapkan ada pihak yang melakukan sabotase terhadap jembatan bailey yang tengah dibangun di wilayah-wilayah terdampak bencana di Sumatra.
Melalui konferensi pers bersama di posko di Lanud Halim Perdanakusuma, Maruli menjelaskan bagaimana sabotase tersebut dilakukan.
Ia turut menayangkan potongan video.
"Ini masih ada orang yang berusaha mensabotase jembatan bailey kita. Dua hari yang lalu, mungkin ada ditayangkan ininya, dibongkar baut-bautnya. Kami juga tidak menyangka ada orang sebiadab ini ya, terus terang saja," kata Maruli, Senin (29/12/2025).
"Memang kami pikir masyarakat sedang bencana, ini baut-bautnya dibongkar. Terlihat itu berpindah, nanti kalau ada yang perlu lihat fotonya, nanti saya kasih," Maruli menambahkan.
Maruli masih tidak menyangka ada pihak yang tega mengorbankan masyarakat dengan menyabotase jembatan bailey yang sedang dibangun.
"Jadi dalam kondisi begini pun masih ada kelompok-kelompok orang yang mau (menjelekan), bisa dikatakan arahnya kepada pemerintah," kata dia.
Warga dan kendaraan melewati jembatan darurat bailey Krueng Tingkeum yang baru selesai dibangun di Kuta Blang, Bireuen, Aceh, Sabtu (27/12/2025). (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)"Mengorbankan masyarakat, masyarakat yang sedang bencana pun mau dikorbankan. Jadi terus saya semalem tidak bisa tidur saya memikirkan ini karena saya pikir orang sebiadab ini luar biasa," lanjutnya lagi.
Maruli menegaskan pembangunan jembatan-jembatan di wilayah bencana tersebut merupakan hasil dari gotong royong antara petugas dan masyarakat.
Baca Juga: Menuju Fase Rehabilitasi: Pemerintah Pastikan Sekolah, RSUD, dan Pasar di Sumatra Mulai Pulih
"Jadi kalau kita tidak kompak, Bapak-Ibu sekalian, ini akan membuat berat kita dalam pekerjaan. Nah ini sudah dilepas nih," kata Maruli.
"Nanti ada lagi yang bilang, oh ini sengaja nih pengkondisian. Kalau pengkondisian membuat masyarakat mati, bukan pengkondisian namanya itu. Itu biadab namanya. Jadi ini bukti-bukti nyata sudah ada, kasihan masyarakat korban. Jangan lagi sampai jiwanya korban lagi," tuturnya.


:strip_icc()/kly-media-production/medias/2913249/original/058240300_1568693252-KPK_1.jpeg)