Kisah Mengharukan Seorang Tukang Sepatu

erabaru.net
5 jam lalu
Cover Berita

EtIndonesia. Demi 36 yuan, seseorang rela mencari orang lain selama tiga tahun penuh. Orang yang mencari itu bernama Pak Zhang, seorang tukang sepatu. Dia membuka lapak kecil di pinggir jalan—melayani memperbaiki sepatu dan menyemir sepatu. Usahanya sudah berjalan delapan sampai sembilan tahun, tak pernah berpindah tempat. Karena keahliannya baik dan sikapnya jujur, pelanggannya pun banyak dan sebagian besar menjadi pelanggan tetap.

Orang yang dicari Pak Zhang bernama Shi Hui. Dia tinggal di sekitar sana dan merupakan salah satu pelanggan Pak Zhang.

Pak Zhang punya kebijakan: pelanggan boleh menyetor uang di muka dan mendapat potongan harga 20%. Ide ini menarik banyak orang. Dia menyimpan tiga buku besar yang tebal, berisi catatan rapi setiap setoran dan setiap transaksi—tak pernah ada kesalahan.

Di antara catatan itu, ada satu pelanggan yang masih memiliki sisa saldo 36 yuan, tetapi tiga tahun tidak pernah datang lagi. Pelanggan itulah yang dicari Pak Zhang. Dia ingin mengembalikan uang itu, atau setidaknya meminta agar uang tersebut dihabiskan untuk jasanya.

Masalahnya, Pak Zhang hanya tahu namanya Shi Hui dan dia tinggal di sebuah kompleks perumahan di sekitar situ. Dia tak punya alamat pasti, tak ada nomor telepon, tak ada kontak apa pun. Maka Pak Zhang pun memakai cara paling sederhana: bertanya dari orang ke orang.

Setiap pelanggan yang datang menyemir atau memperbaiki sepatu, selalu dia tanyai: “Apakah Anda mengenal seseorang bernama Shi Hui?”

Lama-kelamaan, pertanyaan itu menjadi kebiasaan.

Ada pelanggan yang heran lalu bertanya balik: “Kenapa Bapak terus mencari orang ini?”

Pak Zhang pun menjelaskan semuanya. 

Ada yang menasihatinya :  “Mungkin dia sudah pindah, atau memang tak datang lagi. Uangnya kan sedikit, sudahlah.”

Namun Pak Zhang menjawab dengan serius: “Tidak bisa begitu. Sekecil apa pun, itu uang titipan orang. Kalau dia tidak menggunakannya, saya wajib mengembalikannya.”

Perlahan, semua pelanggan tahu bahwa Pak Zhang sedang mencari seseorang bernama Shi Hui.

Suatu hari, seorang pelanggan berkata dengan berat hati bahwa dia pernah mengenal Shi Hui, tetapi dua tahun lalu Shi Hui telah meninggal dunia karena sakit. Dia juga tidak tahu alamat pasti atau cara menghubungi keluarganya.

Pak Zhang sangat sedih. Namun dia tidak berhenti. Dia berpikir, kalau Shi Hui sudah tidak ada, setidaknya aku harus menemukan keluarganya dan mengembalikan uang itu kepada mereka. Maka dia tetap bertanya kepada setiap pelanggan lama yang datang :  “Apakah Anda mengenal Shi Hui?”

Hari-hari pun berlalu, diiringi pertanyaan yang sama, berulang-ulang.

Akhirnya, seorang pelanggan baru berkata : “Saya mengenal suami Shi Hui.”

Keesokan harinya, suami Shi Hui datang ke lapak kecil Pak Zhang. Pak Zhang mengambil sebuah buku catatan lama yang tebal, membukanya pada satu halaman, lalu berkata dengan sopan : “Sisa uang titipan istri Anda masih 36 yuan. Saya akan kembalikan, atau kalau Bapak mau, bisa digunakan untuk memperbaiki atau menyemir sepatu.”

Namun suami Shi Hui menolak dengan tegas. 

Dia berkata:  “Hanya demi uang sekecil ini, Anda mencari kami selama tiga tahun. Itu sudah sangat menyentuh hati saya. Uang ini tidak bisa saya terima.”

Yang satu bersikeras mengembalikan, yang satu lagi bersikeras menolak menerima.

Akhirnya, Pak Zhang mendapat sebuah ide: “Bagaimana kalau kita sumbangkan saja uang ini, sebagai kenang-kenangan untuk Shi Hui?”

Keesokan harinya, Pak Zhang mendatangi Palang Merah setempat, dan menyumbangkan 336 yuan atas nama Shi Hui. Dari jumlah itu, 36 yuan adalah sisa uang titipan Shi Hui tiga tahun lalu, sedangkan 300 yuan sisanya adalah tambahan dari suami Shi Hui.

Kisah ini pun berakhir dengan penutup yang hangat dan penuh kebaikan.

Aku menceritakan kembali kisah ini dengan rinci karena ingin menyampaikan satu hal: masyarakat ini tidak pernah kekurangan kebaikan—yang kita butuhkan adalah kejujuran, tanggung jawab, komitmen, dan kesetiaan pada janji, serta begitu banyak nilai luhur lainnya.(jhn/yn)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Viral Tersangka Penusukan yang Ditangguhkan Polisi Ancam Pedagang Pasar Lemabang
• 21 jam lalukumparan.com
thumb
Kelakar Pramono Ungkap Kisah Kucing Betina Kawin di Rumah Dinas, Damkar yang Jadi Penyelamat
• 16 menit laludisway.id
thumb
Capaian Kinerja Persampahan dan Pertamanan Polman 2025, DLH Catat Berbagai Terobosan Inovatif
• 1 jam laluharianfajar
thumb
KSAD Ungkap Upaya Sabotase Jembatan Bailey di Sumatera: Biadab...
• 8 jam lalukompas.com
thumb
Pintu Belakang Tanjung Puting: Potensi Besar yang Selama Ini Terlupakan
• 5 jam lalukumparan.com
Berhasil disimpan.