Fenomena Urban Jakarta: Mengapa Banyak yang Bertahan di Gang Sempit Minim Cahaya Matahari?

kompas.com
3 jam lalu
Cover Berita

JAKARTA, KOMPAS.com - Permukiman padat di Jakarta kerap dipandang sebagai kenyataan yang “sudah dari dulu ada”.

Gang sempit, rumah berhimpitan, minim cahaya matahari, dan buruknya sanitasi seolah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari wajah kota.

Salah satunya bisa ditemui di Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat.

Dalam banyak kasus, kondisi tersebut dinormalisasi sebagai konsekuensi urbanisasi dan keterbatasan ruang di ibu kota.

Kepadatan permukiman di jantung Jakarta bukan sekadar persoalan sempitnya gang atau rapatnya bangunan rumah yang saling berhimpitan.

Di balik lorong-lorong sempit dan hunian yang tumbuh tanpa pola, tersimpan sejarah panjang tentang bagaimana sebuah wilayah perlahan dipaksa berubah dari kampung menjadi kota, tanpa pernah benar-benar dipersiapkan sebagai ruang hidup yang layak.

var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=Jakarta, gang sempit, indepth, bertahan hidup di Jakarta, gang sempit jakarta&post-url=aHR0cHM6Ly9tZWdhcG9saXRhbi5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8yOS8xNjM4NDI3MS9mZW5vbWVuYS11cmJhbi1qYWthcnRhLW1lbmdhcGEtYmFueWFrLXlhbmctYmVydGFoYW4tZGktZ2FuZy1zZW1waXQtbWluaW0=&q=Fenomena Urban Jakarta: Mengapa Banyak yang Bertahan di Gang Sempit Minim Cahaya Matahari?§ion=Megapolitan' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `
${response.judul}
Artikel Kompas.id
`; document.querySelector('.kompasidRec').innerHTML = htmlString; } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } }); xhr.open("GET", endpoint); xhr.send();

Situasi ini tidak lahir secara tiba-tiba. Itu merupakan akumulasi dari absennya pengaturan tata kota sejak awal, sekaligus respons warga yang berusaha bertahan hidup sedekat mungkin dengan sumber penghidupan mereka.

Ketika ruang kota tidak disiapkan secara terencana, masyarakat pada akhirnya memanfaatkan celah yang ada, menjadikan kawasan padat sebagai tempat tinggal sekaligus ruang ekonomi, meski dengan risiko yang besar.

Kondisi tersebut lambat laun dinormalisasi. Kepadatan, ketidakteraturan, dan keterbatasan fasilitas seolah dianggap sebagai keniscayaan kehidupan kota.

Baca juga: Potret Kehidupan Warga Kampung Rawa Tanpa Cahaya Matahari

Urbanisasi bukan sekadar perpindahan penduduk

Pengamat sosial Rissalwan Habdy Lubis menjelaskan, urbanisasi sering dipahami sebagai arus perpindahan penduduk dari desa ke kota.

Namun, menurut dia, definisi tersebut terlalu sempit untuk menjelaskan apa yang terjadi di kawasan-kawasan padat Jakarta.

Ia menyebut Johar Baru sebagai contoh nyata urbanisasi dalam makna yang lebih struktural.

Bukan sekadar orang desa datang ke kota, melainkan wilayah yang awalnya bersifat kampung dipaksa berubah menjadi kawasan urban tanpa kesiapan infrastruktur.

“Jadi urbanisasi itu bukan berpindahnya orang dari desa ke kota, tapi urbanisasi itu definisinya adalah kondisi di mana satu area yang bersifat rural dipaksa menjadi urban," kata dia saat dihubungi, Jumat (26/12/2025).

Proses pemaksaan ini berlangsung cepat dan tanpa perencanaan matang. Jalan sempit, bangunan tak beraturan, serta ketiadaan ruang publik menjadi ciri yang terus bertahan hingga kini.

“Nah itulah urbanisasi. Apa karakteristiknya? Tidak tertata, kalaupun ini jalannya sempit dan sebagainya," kata dia.

Baca juga: Kisah Minah Hidup di Rumah Sepetak dan Gang Gelap Jakarta

Bertahan hidup di dekat sumber penghidupan

Selain faktor pemicu dari atas (top-down), Rissalwan juga menyoroti faktor kedua yang datang dari bawah (bottom-up), yakni opportunity atau peluang ekonomi.

Warga memilih bertahan di kawasan padat karena lokasinya dekat dengan pusat aktivitas ekonomi.

“Nah kemudian penyebab kedua tadi yang saya sebutkan opportunity atau peluang. Nah ini kalau tadi dari segi top-down-nya," kata dia.

Bagi banyak warga, tinggal di kawasan padat di pusat kota memberikan akses langsung ke pekerjaan informal.

Mereka tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi besar dan bisa memperoleh penghasilan harian.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-for-outstream'); });
.ads-partner-wrap > div { background: transparent; } #div-gpt-ad-Zone_OSM { position: sticky; position: -webkit-sticky; width:100%; height:100%; display:-webkit-box; display:-ms-flexbox; display:flex; -webkit-box-align:center; -ms-flex-align:center; align-items:center; -webkit-box-pack:center; -ms-flex-pack:center; justify-content:center; top: 100px; }
LazyLoadSlot("div-gpt-ad-Zone_OSM", "/31800665/KOMPAS.COM/news", [[300,250], [1,1], [384, 100]], "zone_osm", "zone_osm"); /** Init div-gpt-ad-Zone_OSM **/ function LazyLoadSlot(divGptSlot, adUnitName, sizeSlot, posName, posName_kg){ var observerAds = new IntersectionObserver(function(entires){ entires.forEach(function(entry) { if(entry.intersectionRatio > 0){ showAds(entry.target) } }); }, { threshold: 0 }); observerAds.observe(document.getElementById('wrap_lazy_'+divGptSlot)); function showAds(element){ console.log('show_ads lazy : '+divGptSlot); observerAds.unobserve(element); observerAds.disconnect(); googletag.cmd.push(function() { var slotOsm = googletag.defineSlot(adUnitName, sizeSlot, divGptSlot) .setTargeting('Pos',[posName]) .setTargeting('kg_pos',[posName_kg]) .addService(googletag.pubads()); googletag.display(divGptSlot); googletag.pubads().refresh([slotOsm]); }); } }

“Fenomena ini itu karena orang-orang pada akhirnya memanfaatkan tempat-tempat atau lokasi yang dekat dengan mereka beraktivitas ekonomi," ujar dia.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Waka MPR Eddy Ungkap Relevansi Istilah EBT dengan Clean Energy di RI
• 2 jam lalubisnis.com
thumb
Ketidakadilan yang Didiamkan
• 7 jam lalukumparan.com
thumb
KPK Respons soal Pencopotan Eddy Sumarman sebagai Kajari Bekasi: Itu Ranah Internal Kejaksaan Agung
• 10 jam lalukompas.tv
thumb
Waspada Hujan Deras! Cek Prakiraan Cuaca Jakarta Hari ini 29 Desember 2025
• 14 jam laludisway.id
thumb
Dari Tukang Ikan Jadi Bos Mafia Paling Kejam! Simak Sinopsis The Knockout, Drama China Thriller dengan Rating Tembus 8,7
• 22 jam lalugrid.id
Berhasil disimpan.