Mangrove Menyerap Karbon Lebih Efektif Dibandingkan dengan Hutan

katadata.co.id
3 jam lalu
Cover Berita

Penelitian menunjukkan mangrove merupakan salah satu penjaga iklim paling efisien di alam. Tidak hanya melindungi pesisir dari abrasi dan gelombang, mangrove juga berperan dalam menyerap dan menyimpan karbon, menjadikannya salah satu penjaga iklim yang paling efisien di alam.

Lantas, bagaimana cara mangrove menyerap karbon? Menurut kajian Hery Purnobasuki dari Universitas Airlangga, hutan termasuk mangrove mampu menyerap karbon melalui proses fotosintesis.

Dalam proses ini, tanaman menyerap karbon dioksida (CO2) dan air dengan bantuan sinar matahari, kemudian mengubahnya menjadi glukosa sebagai sumber energi, sekaligus menghasilkan oksigen. Karbon yang diserap tersebut tersimpan dalam jaringan tanaman seperti batang, daun, dan akar.

Berbeda dengan banyak ekosistem darat, sebagian besar bahan organik pada mangrove tidak membusuk sepenuhnya. Pada hutan biasa, serasah yang membusuk melepaskan kembali karbon ke atmosfer.

Namun pada mangrove, kondisi tanah berlumpur yang miskin oksigen membuat proses pembusukan berjalan sangat lambat. Akibatnya, karbon terkunci dalam lapisan lumpur selama ratusan bahkan ribuan tahun.

“Karena itu, hutan mangrove lebih berfungsi sebagai penyerap karbon dibandingkan sumber karbon,” tulis Hery dalam penelitiannya dikutip, Senin (29/12).

Mangrove juga memiliki kanopi daun yang lebat, sehingga mampu menyerap karbon lebih banyak dibandingkan banyak jenis tanaman lain. Penelitian tersebut mencatat, satu hektare hutan mangrove mampu menyerap sekitar 110 kilogram karbon, dan sepertiganya mengendap sebagai bahan organik di lumpur.

Secara total, ekosistem mangrove yang tergolong lahan basah dapat menyimpan 800 hingga 1.200 ton karbon per hektare. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan banyak hutan daratan tropis.

Pada saat tanaman darat yang mati melepaskan hingga 50% karbonnya ke udara, mangrove justru melepaskan emisi jauh lebih kecil. Serasah tanaman akuatik yang tertimbun di lumpur tidak mudah terurai sehingga karbon tetap terperangkap di dalam tanah.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Hasil Super League: Malut United Comeback Dramatis atas Borneo FC
• 23 jam lalumedcom.id
thumb
Data Jumlah Wisatawan ke Kepulauan Seribu saat Libur Natal 2025
• 14 jam lalujpnn.com
thumb
Waspada Hujan Deras! Cek Prakiraan Cuaca Jakarta Hari ini 29 Desember 2025
• 14 jam laludisway.id
thumb
CEO Atalanta Bicara Soal Efek Palladino dan Rumor Transfer Palestra ke Inter Milan
• 14 jam lalumediaindonesia.com
thumb
Tahun Baru Tanpa Pesta Kembang Api, Istana: Tunjukkan Empati dan Solidaritas
• 1 jam lalurctiplus.com
Berhasil disimpan.