Waspada, "Abang" Pengedar dan Pemadat di Kampung Narkoba Jerat Anak-anak Jakarta

kompas.id
2 jam lalu
Cover Berita

JAKARTA, KOMPAS - Terjadi peningkatan anak terpapar narkoba di Jakarta. Anak SMP-SMA itu mendapat narkoba dari abang-abangan kampung narkoba, seperti Boncos dan Ambon. Penelitian terkini menyimpulkan bahwa strategi pencegahan risiko narkoba harus berbasis peningkatan kesejahteraan dan penguatan ketahanan keluarga.

Badan Narkotika Nasional atau BNN DKI Jakarta memaparkan hal tersebut dalam laporan kinerja tahun 2025 pada Senin (29/12/2025). Dari 8.865 peserta rehabilitasi narkoba pada 2025, terdapat 322 anak usia 13-18 tahun. Jumlah ini bertambah dari 236 anak usia 13-18 tahun pada 2024.

"Ini menjadi sinyal agar lebih waspada. Termasuk perempuan pengguna narkoba juga meningkat," ucap Kepala BNN DKI Jakarta, Awang Joko Rumitro. Ada 946 perempuan peserta rehabilitasi narkoba di tahun 2025, sedangkan tahun sebelumnya tercatat 716 perempuan.

Deteksi dini melalui tes urine terhadap 28.255 orang (swasta, pemerintah, pendidikan, dan masyarakat) juga menemukan 3 anak SMP dan 21 anak SMA positif narkoba. Sementara hasil skrining di lingkungan pendidikan kepada 19.381 anak mendapati 132 anak pernah mengonsumsi narkoba.

Selain itu, 1.847 anak perokok, 544 menggunakan vape, dan 37 mengonsumsi alkohol.

"Ini menjadi alarm kita. Anak-anak bermain di kampung narkoba, contohnya di Boncos ataupun Ambon. Jadi mereka mendapatkan barang dari teman, ”abang-abangan” gitu istilah populernya, temannya yang usianya lebih tua, ditawari oleh mereka," tutur Awang.

Baca JugaJakarta Barat Masih Dibelit Peredaran Narkoba

Anak SMP-SMA itu juga langsung membeli dari bedeng-bedeng di kampung narkoba. Menurut Awan, transaksi semakin mudah lantaran pengedar tidak membatasi usia pembeli.

Untuk hal itu, BNN punya program Remaja Teman Sebaya Anti Narkotika. Tujuannya agar teman sebaya bisa mengajak, mendukung atau mengingatkan bahaya narkoba.

Kampung narkoba

Sepanjang 2025, BNN DKI Jakarta mengusut 40 kasus narkoba dengan 39 tersangka. Barang bukti yang disita antara lain 7,6 kg sabu, 8,2 kg ganja, 43,9 gram ganja sintetis, dan 98 butir ekstasi.

Dilakukan pula operasi terpadu penindakan kampung narkoba. Dari Kampung Muara Bahari, Jakarta Utara, pada 5 November dan 7 November 2025, ditangkap 17 tersangka.

Saat itu ditemukan 89,1 kg sabu, 91,53 gram ganja, 159 butir ekstasi, uang Rp 1.468.253.000, uang palsu Rp 5,5 juta, 5 batang emas seberat 100 gram, 6 gelang emas putih, 1 gelang emas kuning, 1 cincin emas, 6 kalung emas, 6 pucuk senjata api, 1 senjata api rakitan, 2 senapan angin, 6 airsoft gun, dan 21 senjata tajam.

Baca JugaOperasi Narkoba di Ajang DWP 2025, 17 Orang Pengedar Ditangkap

Operasi di Kampung Ambon, Jakarta Barat, pada 6 November 2025 berujung penangkapan 8 tersangka dengan 558,05 gram sabu, 1 klip ganja siap edar, alat hisap sabu, timbangan, handphone, kartu ATM, dan buku tabungan.

Sementara di Kampung Berlan, Jakarta Timur, pada 26 November 2025 ditangkap 24 tersangka. Barang bukti yang disita ialah 124,39 gram ganja, 62,77 gram sabu, 1 mesin penghitung uang, 2 brankas, 3 unit timbangan digital, uang Rp 8.230.000, perhiasan, 31 unit handphone, 13 unit kamera pemantau (CCTV), 3 senapan angin, dan 13 senjata tajam.

Awang menyebut, faktor ekonomi (kesejahteraan) sebagai pemicu langgengnya kampung narkoba. Warga berulang terjerumus dalam bisnis terlarang itu, baik sebagai kurir, bandar, dan penyedia gudang penampungan.

Oleh sebab itu, pemberdayaan masyarakat terus dilakukan. Misalnya, membentuk ketahanan keluarga dengan melibatkan 10 keluarga di Kelurahan Kota Bambu Selatan (Kampung Boncos), serta 10 keluarga dan 4 pengurus PKK di Kelurahan Kedaung Kali Angke (Kampung Ambon).

Upaya ini berlanjut dengan pelatihan soft skill bagi 24 guru bimbingan konseling di Kelurahan Kota Bambu Selatan dan 43 orang di Kelurahan Kedaung Kali Angke.

Dibentuk juga tim relawan sebanyak 50 orang di Kelurahan Kota Bambu Selatan, 43 orang di Kelurahan Kedaung Kali Angke, 25 orang di Kampung Muara Bahari, dan 200 orang dari jajaran Pemprov DKI Jakarta.

Program lainnya ialah life skill kepada warga di kawasan rawan narkoba. Dimulai dengan pelatihan kuliner di Kampung Boncos dan Kampung Ambon, pelatihan cuci motor di Kamal Muara, barista kopi di Kelurahan Pondok Labu, dan pelatihan kuliner di Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Kelurahan Susukan, dan Kelurahan Makassar.

Penguatan keluarga

BNN mencatat prevalensi narkoba naik dari 1,73 persen (3,33 juta jiwa) pada 2023 ke 2,11 persen (4,15 juta jiwa) di tahun 2025. Peningkatan prevalensi terbesar terjadi pada kelompok usia 15-24 tahun, dari 1,81 persen pada 2023 menjadi 2,53 persen di 2025.

Terkait peredaran dan pencegahan narkoba di Jakarta, suatu penelitian kolaborasi dilakukan antara Program Studi Kajian Ketahanan Nasional Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (UI) dengan BNN DKI Jakarta. Penelitian ini dilakukan tentang Strategi Keamanan Wilayah dengan Penguatan Ketahanan Masyarakat Melalui Supply Reduction (Pengedaran Narkoba) di Kampung Muara Bahari-Jakarta Utara.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi pencegahan risiko narkoba harus berbasis pada peningkatan kesejahteraan dan penguatan ketahanan dari unit terkecil, yaitu keluarga. Responden dalam penelitian ini sebanyak 261 orang. Mereka perwakilan anggota keluarga (ibu, ayah, atau wali) yang memiliki anak usia remaja (usia lebih dari 15 tahun).

Baca JugaKampung Bahari Masih Jadi ”Lumbung” Peredaran Narkoba

Selain itu, terdapat responden penilaian risiko khusus untuk pengedaran narkoba. Jumlahnya 77 warga yang bersedia secara sukarela.

Penelitian itu menunjukkan ketahanan masyarakat bervariasi antar RW. Sebagai contoh, RW 12 memiliki nilai ketahanan individu paling rendah, sedangkan RW 7 menunjukkan ketahanan keluarga dan respon keamanan yang tinggi.

Di sisi lain, penelitian itu mengungkap ketahanan Organisasi BNN untuk kapabilitas pencegahan berada pada kategori sedang hingga tinggi. Adapun kapabilitas penanganan atau pemberantasan dan pemulihan secara umum berada dalam kategori sedang.

Terkait dengan ancaman dan kerentanan, RW 12, RW 13, dan RW 14 berada pada tingkat ancaman tinggi. Dampak paling dominan adalah pada aspek sosial-ekonomi, seperti meningkatnya kriminalitas dan menurunnya rasa aman.

Dalam penelitian itu, analisis mediator menunjukkan ketahanan individu remaja yang kuat sangat bergantung pada pendidikan orangtua, ketahanan komunitas, dan status kepemilikan rumah sendiri. Ancaman pada batas tertentu justru mendorong keluarga memperkuat fungsi internalnya sebagai bentuk adaptasi.

Sebanyak 20,7 persen responden rumah tangga di Kampung Muara Bahari dalam penelitian itu juga diketahui mengalami kerawanan pangan yang berpengaruh signifikan terhadap ketahanan keluarga. Pendidikan kepala rumah tangga yang tinggi dan status rumah milik sendiri secara signifikan meningkatkan ketahanan keluarga dan individu remaja.

Baca JugaMengapa Narkoba Terus Mengepung Jakarta?

Berdasarkan hasil penelitian itu, untuk mencegah peredaran narkotika diperlukan langkah strategis. Contohnya, memperkuat partisipasi warga sejahtera dalam pencegahan, meningkatkan ketahanan pangan, serta perlunya respons institusional dan pengembangan kohesi sosial untuk menciptakan lingkungan yang aman.

Sebagai salah satu upayanya, BNN akan membuat proyek awal (pilot project) bertema islami di Kampung Muara Bahari. Proses proyek itu dilakukan dengan menggandeng tokoh agama, peningkatan soft skill atau life skill dan hal-hal lainnya.

Kepala BNN Kota Jakarta Utara Irwan Andy Purnamawan mengatakan, proyek awal tersebut akan bekerja sama dengan dengan Pondok Pesantren Al Misbah di Kampung Muara Bahari. Kegiatannya mulai dari rehabilitasi narkoba, pelatihan, dan membentuk serambi pintar bersinar warga).

"Ini baru tahap untuk pembahasan nota kesepahaman. Mungkin awal tahun 2026 diluncurkan," ujar Irwan.

Jakarta juga bakal membentuk Satuan Tugas Jaga Jakarta Tanpa Narkoba. Tugasnya menekan paparan maupun peredaran narkoba.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kapolri: 10.759 Personel Dikerahkan ke Daerah Bencana Sumatera
• 9 jam laludetik.com
thumb
Dari Francesco Bagnaia hingga Pedro Acosta, Para Pembalap Kompak Keluhkan Padatnya Jadwal MotoGP 2026
• 5 jam lalutvonenews.com
thumb
Mensesneg Sebut Presiden Prabowo Berencana Kembali Kunjungi Lokasi Bencana di Sumatera
• 4 jam lalukompas.tv
thumb
Ayah di Sultra Tewas Usai Terjatuh Saat Lerai 2 Anaknya Berkelahi
• 22 jam laludetik.com
thumb
Kebakaran Papan Billboard di Sarinah Diduga karena Korsleting Listrik
• 20 jam laludetik.com
Berhasil disimpan.