Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koperasi mencatat sebanyak 7.894 business assistant (BA) telah terlibat aktif dalam pendampingan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih sepanjang tahun 2025.
Menteri Koperasi Ferry Juliantono menegaskan bahwa keberadaan BA merupakan ujung tombak keberhasilan Kopdes/Kel Merah Putih.
“Kopdes ini harus keren, modern, dan menjadi legacy bagi kita semua. Mari kita songsong 2026 dengan kinerja yang berintegritas agar Kopdes modern dan berdaya saing,” kata Ferry dalam pengarahan akhir tahun yang diikuti secara virtual oleh seluruh BA dan kepala dinas dari berbagai wilayah, di Jakarta, Senin.
Ferry, dalam keterangan pers kementerian, mengatakan laporan kinerja dari hampir 8.000 BA yang telah bekerja selama tiga bulan terakhir akan menjadi basis penilaian untuk program lanjutan pada 2026.
Ia menekankan bahwa keberhasilan Kopdes/Kel Merah Putih sangat bergantung pada kualitas pendampingan yang diberikan.
Kemenkop juga menargetkan percepatan pembangunan fisik Kopdes/Kel berupa gudang, gerai, dan sarana pendukung lainnya agar operasionalisasi dapat dimulai pada Maret–April 2026.
Ferry menegaskan tantangan pada tahun depan akan semakin berat, tetapi ia optimistis target pembangunan koperasi desa dapat tercapai.
Dengan keterlibatan hampir 8.000 pendamping bisnis, ia berharap Kopdes/Kel Merah Putih mampu menjadi ekosistem ekonomi baru yang menggerakkan transaksi uang serta aktivitas produktif di desa dan kelurahan, sekaligus memperkuat daya saing koperasi di tingkat lokal maupun nasional.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pengembangan Usaha Koperasi Panel Barus menambahkan bahwa pendampingan BA mencakup penyusunan rencana bisnis, kelengkapan administrasi di Simkopdes, hingga membantu pengajuan pembiayaan dan percepatan pembangunan aset fisik.
Menurutnya, asistensi bisnis memberikan landasan kuat agar Kopdes/Kel Merah Putih dapat tumbuh sehat dan berdaya saing.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Provinsi Sumatra Utara Naslindo menyampaikan apresiasi terhadap program BA dan project management officer (PMO) yang dinilainya sangat penting dalam memperkuat keberadaan Kopdes/Kel Merah Putih di wilayahnya.
Naslindo juga melaporkan bahwa sebanyak 380 koperasi di Sumatra Utara terdampak bencana dengan total kerugian mencapai lebih dari Rp31 miliar.
Untuk itu, ia meminta agar pendampingan BA tetap dilanjutkan melalui dukungan dana dekonsentrasi di wilayah terdampak bencana pada 2026.
Baca juga: Kemenkop: Semua produk lokal harus diserap Kopdes Merah Putih
Baca juga: Mendiktisaintek akan wajibkan mata kuliah koperasi di perguruan tinggi
Menteri Koperasi Ferry Juliantono menegaskan bahwa keberadaan BA merupakan ujung tombak keberhasilan Kopdes/Kel Merah Putih.
“Kopdes ini harus keren, modern, dan menjadi legacy bagi kita semua. Mari kita songsong 2026 dengan kinerja yang berintegritas agar Kopdes modern dan berdaya saing,” kata Ferry dalam pengarahan akhir tahun yang diikuti secara virtual oleh seluruh BA dan kepala dinas dari berbagai wilayah, di Jakarta, Senin.
Ferry, dalam keterangan pers kementerian, mengatakan laporan kinerja dari hampir 8.000 BA yang telah bekerja selama tiga bulan terakhir akan menjadi basis penilaian untuk program lanjutan pada 2026.
Ia menekankan bahwa keberhasilan Kopdes/Kel Merah Putih sangat bergantung pada kualitas pendampingan yang diberikan.
Kemenkop juga menargetkan percepatan pembangunan fisik Kopdes/Kel berupa gudang, gerai, dan sarana pendukung lainnya agar operasionalisasi dapat dimulai pada Maret–April 2026.
Ferry menegaskan tantangan pada tahun depan akan semakin berat, tetapi ia optimistis target pembangunan koperasi desa dapat tercapai.
Dengan keterlibatan hampir 8.000 pendamping bisnis, ia berharap Kopdes/Kel Merah Putih mampu menjadi ekosistem ekonomi baru yang menggerakkan transaksi uang serta aktivitas produktif di desa dan kelurahan, sekaligus memperkuat daya saing koperasi di tingkat lokal maupun nasional.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pengembangan Usaha Koperasi Panel Barus menambahkan bahwa pendampingan BA mencakup penyusunan rencana bisnis, kelengkapan administrasi di Simkopdes, hingga membantu pengajuan pembiayaan dan percepatan pembangunan aset fisik.
Menurutnya, asistensi bisnis memberikan landasan kuat agar Kopdes/Kel Merah Putih dapat tumbuh sehat dan berdaya saing.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Provinsi Sumatra Utara Naslindo menyampaikan apresiasi terhadap program BA dan project management officer (PMO) yang dinilainya sangat penting dalam memperkuat keberadaan Kopdes/Kel Merah Putih di wilayahnya.
Naslindo juga melaporkan bahwa sebanyak 380 koperasi di Sumatra Utara terdampak bencana dengan total kerugian mencapai lebih dari Rp31 miliar.
Untuk itu, ia meminta agar pendampingan BA tetap dilanjutkan melalui dukungan dana dekonsentrasi di wilayah terdampak bencana pada 2026.
Baca juga: Kemenkop: Semua produk lokal harus diserap Kopdes Merah Putih
Baca juga: Mendiktisaintek akan wajibkan mata kuliah koperasi di perguruan tinggi




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5453593/original/062278800_1766482411-Seskab_Teddy.jpg)