Bursa Saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup melemah pada perdagangan di Senin (29/12). Ia mengawali pekan terakhir tahun ini dengan tekanan setelah saham-saham teknologi berkapitalisasi besar terkoreksi dari kenaikan pekan lalu.
Dilansir dari Reuters, Selasa (30/12), S&P 500 turun 0,35% ke level 6.905,74. Sementara Nasdaq Composite melemah 0,50% menjadi 23.474,35. Adapun Dow Jones Industrial Average turun 0,51% ke 48.461,93.
Baca Juga: Net Buy Rp2,24 Triliun, Asing Incar 10 Saham Ini
Koreksi tersebut terjadi setelah reli saham teknologi dalam beberapa pekan terakhir, memicu aksi ambil untung di awal pekan.
Direktur dan Kepala Strategi Investasi Haverford Trust, Hank Smith menilai pelemahan ini bukan menandai berakhirnya dominasi saham teknologi.
“Ini bukan awal dari berakhirnya dominasi teknologi, melainkan akan menjadi peluang beli,” ujar Smith.
Ia menambahkan bahwa valuasi saham teknologi utama masih tergolong wajar jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan, kekuatan bisnis dan kondisi keuangan mereka.
Sejumlah investor sebelumnya berharap terjadinya Santa Claus Rally. Ia merupakan fenomena musiman di mana pasar saham biasanya menguat pada lima hari perdagangan terakhir tahun berjalan dan dua hari pertama di Januari.
Meski demikian, tren pasar bullish dinilai masih bertahan, di tengah kekhawatiran atas tingginya valuasi saham teknologi dan volatilitas pasar.
Dengan optimisme terhadap perkembangan kecerdasan buatan, potensi penurunan suku bunga, serta ketahanan ekonomi, ketiga indeks utama itu masih berada di jalur mencetak kenaikan tahunan untuk tahun ketiga berturut-turut.
Baca Juga: Nvidia Resmi Beli Saham Intel Senilai US$5 Miliar
Mayoritas analis juga memperkirakan pasar saham masih berpeluang mencatatkan kenaikan lanjutan pada 2026.





