Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dunia mempertahankan sebagian besar kenaikannya karena pasar lebih mempertimbangkan ketegangan geopolitik, dari Venezuela hingga Rusia dan Iran, dibandingkan dengan kekhawatiran akan kelebihan pasokan.
Dilansir Bloomberg pada Selasa (30/12/2025) minyak West Texas Intermediate diperdagangkan pada level harga mendekati US$58 per barel setelah naik 2,4% pada hari Senin, sementara minyak Brent untuk kontrak Februari berada di bawah US$62, tepatnya US$61,94 per barel atau naik 2,1% pada perdagangan kemarin.
Sebagai informasi, Venezuela telah mulai menutup sumur-sumur di wilayah yang memiliki cadangan terbesar di dunia karena blokade AS. Secara terpisah, Presiden Donald Trump mengatakan AS telah menyerang sebuah fasilitas di Venezuela.
Hal itu terjadi ketika upaya Trump yang diperbarui untuk mengakhiri perang di Ukraina menghadapi hambatan baru setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan akan merevisi posisi negosiasinya setelah adanya dugaan serangan drone Ukraina ke kediamannya.
Sementara itu, AS berjanji akan menyerang Iran lagi jika negara itu membangun kembali program nuklirnya.
Meski demikian, secara tahunan harga minyak mentah tetap berada di jalur penurunan yang tajam karena kekhawatiran bahwa pasokan global akan melampaui permintaan setelah OPEC+ meningkatkan produksi dalam upaya merebut kembali pangsa pasar.
Baca Juga
- Harga Emas Antam Hari Ini Selasa 30 Desember 2025 di Pegadaian Jelang Tahun Baru
- Harga Emas & Perak Redup, Tertekan Aksi Profit Taking Para Pedagang
- Aksi Jual Saham Emiten Teknologi Hantam Wall Street jelang Ganti Tahun
Di antara tanda-tanda pasokan yang melimpah, jumlah minyak mentah yang disimpan di seluruh dunia di kapal tanker yang telah diam setidaknya selama tujuh hari melonjak 15% minggu lalu, menurut data Vortexa Ltd. Hal itu mendorong totalnya mendekati puncak yang terlihat November lalu, yang merupakan tertinggi sejak 2020.




