Harga logam mulia terkoreksi tajam pada perdagangan di Senin (29/12). Emas, perak, palladium dan platinum turun signifikan dari rekor tertinggi yang dicapai sebelumnya, setelah investor melakukan aksi ambil untung menyusul reli kuat dalam beberapa waktu terakhir.
Dilansir dari Reuters, Selasa (30/12), harga emas spot merosot 4,5% ke US$4.330,79. Sementara emas berjangka ditutup turun 4,6% ke US$4.343,60.
Baca Juga: Genderang Perang Melawan Tambang Ilegal, Pemerintah Diminta Bersikap Tegas
Penurunan paling tajam terjadi pada logam lainnya. Platinum anjlok 14,5% ke US$2.096,53. Sementara perak melemah 9,5% ke US$71,66. Adapun palladium spot terjun 15,9% ke US$1.617,47.
Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger mengatakan pelemahan tersebut dipicu aksi realisasi keuntungan setelah harga menyentuh level tertinggi.
“Semua logam naik ke level tertinggi terbaru, bahkan tertinggi sepanjang masa. Sekarang kita melihat aksi ambil untung yang mendorong koreksi dari level yang sangat tinggi tersebut,” kata Meger.
Sepanjang tahun ini, harga emas mencatat lonjakan signifikan, sementara platinum dan palladium juga berada di jalur kenaikan tahunan. Perak menjadi yang paling unggul, didorong statusnya sebagai mineral kritis, keterbatasan pasokan serta meningkatnya permintaan industri dan investor.
“Saya percaya fundamental utama berupa keterbatasan pasokan perak masih menjadi faktor penting di pasar, dan prospeknya tetap positif menuju 2026,” tambah Meger.
Adapun Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan akan meninjau kembali posisi negaranya dalam perundingan damai setelah pihaknya menyebut terdapat serangan drone ke kediaman presiden dari Rusia.
Baca Juga: Petrosea (PTRO) Bawa Update Soal Proyek Tambang Senilai Rp17,4 Triliun
Emas secara tradisional dipandang sebagai aset lindung nilai (safe haven) yang cenderung berkinerja baik di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, meskipun pergerakan harga jangka pendek tetap dipengaruhi oleh aksi spekulatif dan pengambilan keuntungan.




