Setelah menempuh penerbangan panjang, mandi dengan air panas seringkali jadi pilihan traveler untuk menyegarkan tubuh. Hentikan kebiasaan ini mulai sekarang, karena ternyata hal ini bisa berdampak buruk terhadap kesehatan.
Dilansir The Sun, para ahli atau pakar perjalanan mengatakan bahwa hal ini dapat memperparah kondisi kulit yang dikenal sebagai “airplane skin”.
Dokter kulit bernama Dr. Cristina Psomadakis, menjelaskan bahwa kabin pesawat dikenal dengan lingkungan yang sangat kering.
Tingkat kelembapan udara di pesawat hanya sekitar 20 persen, jauh lebih rendah dibandingkan kondisi normal di darat yang berkisar 40-60 persen.
“Udara di ketinggian 30.000 kaki hampir tidak mengandung kelembapan. Saat ditarik masuk ke kabin dan disirkulasikan ulang, udara tersebut tetap kering tanpa tambahan uap air,” jelasnya.
Kondisi ini membuat kulit kehilangan kelembapan lebih cepat selama penerbangan.
Masalahnya, mandi air panas setelah mendarat justru semakin menghilangkan minyak alami kulit, sehingga memperburuk kekeringan.
Risiko Jerawat hingga IritasiSelain membuat kulit makin kering, mandi air panas setelah penerbangan juga dapat meningkatkan risiko jerawat. Ahli estetika, Rhea Souhleris Grous, menjelaskan bahwa ketika kulit terlalu kering, kelenjar minyak akan memproduksi sebum berlebihan.
“Air panas dapat merusak minyak alami kulit dan membunuh bakteri baik yang berfungsi menjaga kelembapan serta melindungi dari kotoran dan bakteri jahat,” ujarnya.
Akibatnya, pori-pori mudah tersumbat dan memicu jerawat maupun iritasi.
Para ahli menyarankan agar perawatan kulit dilakukan sejak berada di dalam pesawat, bukan hanya mengandalkan mandi setelah mendarat.
Pakar perawatan kulit selebritas, Sarah Akram menyarankan, rutinitas perawatan yang fokus pada hidrasi sebelum dan selama penerbangan.
“Gunakan pelembap secara rutin, semprotkan face mist, hindari menyentuh wajah terlalu sering, dan jauhi makeup tebal yang dapat memperparah kekeringan serta menyumbat pori-pori,” ujarnya.
Perlengkapan sederhana seperti pelembap, sheet mask, dan minum air putih yang cukup sangat membantu menjaga kelembapan kulit selama perjalanan.
Konsumsi makanan asin di pesawat, ditambah kurang minum air, dapat memperparah dehidrasi kulit. Karena itu, para ahli merekomendasikan untuk meningkatkan asupan air saat bepergian dengan pesawat.
Rata-rata kebutuhan air orang dewasa sekitar dua liter per hari, namun sebaiknya ditambah pada hari-hari penerbangan.
Manajer layanan pelanggan Qantas, Travys Carinci, yang terbang hampir 60.000 mil per bulan, mengaku selalu memulai hari dengan segelas besar air dan menargetkan minum 2,5 liter air per hari.
Jika tetap ingin mandi setelah penerbangan, maka para ahli menyarankan untuk memilih air hangat suam-suam kuku atau dingin, bukan air panas, agar kelembapan alami kulit tidak terkikis terlalu banyak.
Dengan perawatan sederhana dan kebiasaan yang tepat, risiko “airplane skin” dapat diminimalkan dan tubuh tetap segar setelah perjalanan panjang.




