JAKARTA, DISWAY.ID – Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) menyiapkan 75 dapur khas Nusantara di Arab Saudi untuk melayani konsumsi jemaah haji Indonesia pada musim haji 2026.
Seluruh dapur tersebut diwajibkan menggunakan produk Indonesia, mulai dari Ready to Eat (RTE), makanan segar, hingga bumbu pasta.
Kebijakan ini disebut menjadi bagian dari upaya pemerintah Indonesia menghadirkan cita rasa Nusantara di Tanah Suci, sekaligus memastikan layanan konsumsi yang sesuai selera dan kebutuhan jemaah selama menjalankan ibadah haji.
BACA JUGA:Kemenhaj Dorong UMKM dan Diaspora Terlibat dalam Layanan Haji 2026
Salah satu langkah merealisasikannya terlihat dalam pertemuan yang digelar Kantor Urusan Haji (KUH) Jeddah bersama para importir Arab Saudi, Minggu (28/12/2025).
Pertemuan tersebut menjadi ruang dialog untuk memastikan kesiapan implementasi pemanfaatan produk RTE dan bumbu pasta asal Indonesia sebagai bagian dari layanan konsumsi jemaah haji 2026.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekosistem Ekonomi Haji dan Umrah, Jaenal Effendi, menegaskan bahwa kebijakan ini bukan semata soal pasokan makanan.
“Ini tentang menghadirkan layanan yang responsif terhadap kebutuhan jemaah dan kenyamanan rasa yang familiar bagi jemaah,” ujarnya, dikutip dari laman haji.go.id
Menurut Jaenal, layanan konsumsi yang sesuai selera dan memenuhi standar mutu menjadi faktor penting agar jemaah dapat beribadah dengan lebih tenang dan nyaman.
BACA JUGA:Menhaj Gus Irfan Supervisi Kesiapan Haji 2026 di DKI Jakarta, Tekankan Akurasi Data dan Koordinasi Berjalan
“Layanan yang prima dimulai dari pemahaman atas kebutuhan jemaah. Konsumsi yang sesuai selera dan standar mutu menjadi salah satu penopang utama kenyamanan ibadah,” tambahnya.
Di balik sajian RTE dan bumbu pasta Nusantara yang akan tersaji di Tanah Suci, terdapat peran besar UMKM dan produsen pangan nasional.
Karena itu, pemerintah berkomitmen memastikan seluruh rantai pasok berjalan optimal, mulai dari proses produksi di dalam negeri hingga penyajian di dapur-dapur haji di Arab Saudi.
Direktur Jenderal Pengendalian Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Harun Al Rasyid, menegaskan Kemenhaj terus memastikan setiap kebijakan dapat diimplementasikan secara nyata di lapangan.
“Yang kami dorong bukan hanya komitmen, tetapi kepastian pelaksanaan. Kemenhaj memastikan dapur benar-benar menggunakan produk Indonesia, dengan dukungan skema harga dan mekanisme pembayaran yang jelas agar layanan kepada jemaah berjalan optimal,” ujar Harun.
- 1
- 2
- »





