Kisi-kisi radiator mobil punya fungsi penting untuk mempermudah aliran udara. Namun, materialnya yang rapuh membuat komponen ini rentan rusak. Jika dibiarkan, udara tidak akan mengalir secara efisien yang akhirnya menyebabkan mesin cepat panas.
“Fungsi kisi-kisi untuk mengontrol angin yang masuk. Kalau mobil bergerak akan banyak angin yang ngumpul di situ (area radiator)," kata Jumai, pemilik bengkel Roni Radiator saat ditemui kumparan beberapa waktu lalu di Kalibata, Jakarta Selatan.
Dijelaskannya, kisi-kisi juga berfungsi untuk memperluas permukaan radiator yang bersentuhan dengan udara. Melalui luas permukaan lebih besar, panas dari coolant lebih cepat dilepas ke udara sehingga suhu mesin tetap stabil.
"Bentuk yang seperti saringan membuat angin mengalir efisien jadi mesin tidak overheat,” imbuhnya singkat.
Perlu diketahui, kisi-kisi pada radiator mobil termasuk komponen yang mudah rusak bahkan bila terbentur ringan. Banyak pengemudi masih menggunakan radiator dengan kisi-kisi yang sudah ringsek, padahal kondisi tersebut bisa menurunkan efektivitas pendinginan.
“Penyok itu biasanya disebabkan kipas yang dipasang di radiator. Ada juga faktor lain, seperti mobil yang turun mesin di bengkel radiatornya sering ditaruh sembarangan. Kisi-kisi itu punya bahan yang tipis sehingga mudah penyok,” ujarnya.
Ia menambahkan, kisi-kisi radiator yang ringsek akan mempengaruhi aliran coolant ke dalam mesin. Hal ini jelas tidak boleh dianggap sepele karena efeknya bisa menjalar ke sektor mesin kendaraan.
“Radiator dengan kisi-kisi yang penyok sebenarnya sudah tidak maksimal karena airnya tidak akan mengalir. Kisi-kisi harus segera diganti sebelum timbul kebocoran dan dampaknya semakin luas,” ucapnya.
Kendati memiliki material tipis, kisi-kisi tidak bisa diperbaiki sendiri oleh pengemudi, terutama yang terbuat dari alumunium. Menurut Jumai, material alumunium punya cara penyambungan khusus yang sulit untuk diurai dan disatukan kembali jika direparasi.
Ia menjelaskan, apabila kisi-kisi radiator berbahan alumunium rusak pada bagian yang berada di dekat upper tank masih bisa diperbaiki. Ia dapat mengatasi hal itu dengan cara memotong jalur air, lalu ditutup dengan lem besi, dan lanjut dilakukan proses epoxy.
“Kalau material tembaga itu masih bisa diperbaiki kuningan di dalamnya dengan dipatri. Mobil zaman sekarang banyak material radiatornya aluminium, cara mengelasnya khusus pakai teknik babet yang agak sulit dibongkar,” sambungnya.
Berbicara harga, Jumai membanderol biaya perbaikan kisi-kisi radiator mobil berbahan tembaga sekitar Rp 300 ribuan. Apabila materialnya aluminium, pengemudi harus menyiapkan biaya untuk mengganti kisi-kisi sekitar Rp 500 ribu atau lebih tergantung pada jenis mobil.




