Kriminolog soal Anak 12 Tahun Diduga Bunuh Ibu Kandung: Bukan Dendam, tapi Ledakan Emosi

kompas.tv
5 jam lalu
Cover Berita
Kriminolog Haniva Hasna memberikan pandangannya mengenai kasus anak berusia 12 tahun berinisial A diduga membunuh ibu kandungnya, F (42), di Medan, Sumatera Utara, dalam program Kompas Malam KompasTV, Senin (29/12/2025). (Sumber: Tangkapan Layar YouTube KompasTV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kriminolog Haniva Hasna memberikan pandangannya mengenai kasus anak berusia 12 tahun berinisial A diduga membunuh ibu kandungnya, F (42), di Medan, Sumatera Utara pada Rabu, 10 Desember 2025 lalu.

Dalam program Kompas Malam KompasTV, Senin (29/12/2025), Haniva mengatakan cara anak dan orang tua dalam menyikapi sakit hati berbeda.

"Kalau orang dewasa biasanya dia bisa menunda reaksi, bisa menimbang konsekuensi, bisa menyalurkan emosi itu lewat kata-kata sehingga ada kemarahan yang merepet gitu ya. Tapi kalau anak-anak, mereka belum mampu memproses emosi secara verbal, belum bisa memisahkan perasaan sesaat dengan akibat jangka panjang," jelasnya. 

Ia menyebut anak-anak biasanya merespons dengan tubuh dan tindakan, bukan dengan kata-kata. 

"Pada anak, ketika dia sakit hati, bentuk dari sakit hati itu adalah rasa terancam, rasa tidak adil, rasa kehilangan kendali, atau keinginan menghentikan sesuatu," ujarnya. 

Baca Juga: Fakta-Fakta Anak 12 Tahun Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan

Haniva juga menyinggung kondisi keluarga A yang disebut diwarnai kekerasan. 

"Anak ini berusaha mengendalikan kondisi rumah di mana ada kekerasan antara orang tua dengan kakak dan ayahnya. Nah, ini yang dia ambil sehingga kondisi-kondisi yang tidak bisa dikendalikan ini menjadi sebuah agresi yang destruktif terhadap ibunya," ucapnya. 

Haniva menjelaskan, dalam kriminologi, hal tersebut dikenal sebagai banjir emosi atau emotional flooding, yakni kondisi emosi yang naik secara cepat dan logika tidak sempat bekerja. 

"Jadi ini bukan dendam, tapi ini ledakan emosi yang tidak ada rem psikologisnya," ujarnya. 

Haniva mengatakan, hampir semua anak terkontaminasi konten kekerasan. Tetapi ketika emosional anak sehat, ada regulasi emosi yang baik, dan ada penerimaan yang baik dari keluarga, maka kondisi tidak nyaman pada anak tidak berakhir dengan perilaku destruktif. 

Penulis : Tri Angga Kriswaningsih Editor : Edy-A.-Putra

1
2
Show All

Sumber : Kompas TV

Tag
  • kriminolog
  • anak bunuh ibu
  • anak bunuh ibu kandung
  • anak bunuh ibu di medan
  • pembunuhan
  • pembunuhan di medan
Selengkapnya


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Menakar Peluang Sektor Booming 2026: Sinyal Saham Bank Bangkit, Begini Peluangnya
• 8 detik lalumediaapakabar.com
thumb
Rockets hadapi Pacers dengan fokus perkuat kolektivitas
• 17 jam laluantaranews.com
thumb
Amanda Manopo Cerita Tantangan Syuting Dusun Mayit hingga Harus Naik Gunung
• 2 jam lalukumparan.com
thumb
Gerak Cepat, PB Tunjuk Prof Mansyur Ahmad Caretaker PORDI Sulsel
• 3 jam laluharianfajar
thumb
Danielle Dikeluarkan dari NewJeans, Dituduh Langgar Kontrak dan Merusak Reputasi
• 6 jam lalurepublika.co.id
Berhasil disimpan.