Jelajah UMKM 2025: Loenpia Mbak Lien Konsisten Berinovasi dan Jaga Tradisi

bisnis.com
3 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, SEMARANG — Sulit untuk melepaskan lumpia dari sejarah Kota Semarang. Hidangan peranakan itu tak cuma mengawinkan tradisi kuliner Jawa dan Tionghoa, tapi juga menjadi ikon kekayaan budaya di Jawa Tengah.
 
Ketika bicara lumpia, akan muncul beberapa nama legendaris. Nama Loenpia Mbak Lien jadi salah satunya. Dimulai sejak tahun 1930-an, Sri Iriani Santoso atau Mbak Lien, merupakan generasi keempat dari penemu olahan kuliner lumpia di Kota Semarang.

Garis keturunannya bisa dilacak hingga ke abad ke-19, yaitu ke pasangan Tjoa Thay Joe seorang pendatang dari Fujian dan perempuan Jawa bernama Wasih. Keduanya menikah dan memadukan cita rasa manis dan gurih dari olahan rebung, udang, dan ayam.
 
"Lumpia itu dari kakek saya," ucap Christian Edonis, putra Mbak Lien yang kini melanjutkan usaha keluarganya.

Christian Edonis, penerus usaha Loenpia Mbak Lien.

"Dulunya keliling menggunakan gerobak. Akhirnya kami menetap di Jalan pemuda, itu pusat penjualan pertama kami. Oleh orang kampung sana, karena kami punya hubungan baik, bukalah outlet di dalam gang. Kami jadi bisa berjualan dan makan di tempat," tuturnya saat ditemui Tim Jelajah UMKM Bisnis Indonesia pada Selasa (16/12/2025).
 
Nilai tradisi tetap dipegang teguh oleh Edo dan saudara-saudaranya yang hingga kini meneruskan usaha Ibunya itu. Selain mempertahankan nama "Mbak Lien", penulisan lumpia juga masih menggunakan serapan dari bahasa Hokkien, yaitu "Lunpia" yang berarti kue lunak. Meskipun demikian, merawat tradisi tidak berarti menolak perubahan.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

Loenpia Mbak Lien terus melakukan inovasi untuk bisa bertahan di tengah gempuran perubahan zaman.
 
Inovasi pertama yang dilakukan adalah dengan memperkenalkan bahan baku baru seperti daging asap, jamur, kepiting, hingga keju mozzarela.

"Generasi Z dan Milenial jadi bisa lebih tahu, lumpia itu makanan yang penuh sejarah. [Dengan] pengembangan varian rasa yang lain, mereka mau nyobain," ujar Edo.
 
Selain varian anyar, Loenpia Mbak Lien juga percaya diri untuk membuka outlet baru. Warung kecil yang legendaris di Gang Grajen, Jalan Pemuda, tetap dipertahankan sebagaimana aslinya. Namun, di Jalan Madukoro Raya yang dekat dengan Bandara Ahmad Yani, warung itu membawa desain yang lebih segar.
 
"Ini baru jalan 2 tahun di sini. Sebenarnya untuk penyegaran saja. Di Pemuda itu benar-benar vintage tempatnya, bangunannya juga tidak kami ubah sama sekali. Di sini untuk refreshment, tempatnya juga nyaman. Jadi kalau outlet kita di Jalan Pemuda penuh bisa ke sini. Supaya antreannya tidak terlalu lama juga," tutur Edo.
 
Di lokasi anyarnya yang terdiri dari tiga lantai, Loenpia Mbak Lien tidak cuma menjual lumpia yang jadi andalannya. Aneka oleh-oleh dari seantero Jawa Tengah juga tersedia di lantai dasar.

Meskipun sama-sama menjual olahan kuliner, Edo menyebut keberadaan oleh-oleh itu bukanlah menjadi kompetitor bagi Loenpia Mbak Lien. Justru, aneka oleh-oleh yang dipajang di warungnya yang lebih modern itu mampu menjadi pelengkap untuk memenuhi kebutuhan pelanggan lumpia.
 
Lantai dua outlet Loenpia Mbak Lien diisi oleh Resto Gulungan. "Selain untuk diversifikasi bisnis, juga legacy dari Ibu yang memang mau membuka restoran. Yang autentik Indonesian Food, tetapi tidak lepas dari unsur rebung. Jadi ada beberapa varian menu rebung yang kami olah untuk main course," jelas Edo.


 
Inovasi yang dilakukan oleh Loenpia Mbak Lien ikut menyentuh sistem operasional yang dijalankan di belakang layar. Edo mengungkapkan, sejak tahun 2018, Loenpia Mbak Lien telah bekerja sama dengan SMBC Indonesia. Bank tersebut dipercaya untuk membekingi kebutuhan transaksi keuangan yang mesti dijalankan manajemen toko lumpia legendaris tersebut.
 
"Dengan TOUCHBIZ, kami tidak lagi repot dalam membayarkan kewajiban ke pegawai maupun supplier. Pembayaran bisa dilakukan secara terpusat, dari yang dulunya masih manual, satu per satu," tutur Edo.

Peralihan dari transaksi keuangan konvensional ke sistem digital menjadi salah satu strategi yang diambil Edo untuk bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman.

"Untuk penggajian, kami sudah punya database pegawai. Tinggal disetor ke SMBC Indonesia, nanti otomatis terdistribusi menggunakan TOUCHBIZ, sesuai persentasenya," lanjutnya.
 
Adaptasi juga dilakukan Edo dengan memaksimalkan penggunaan media sosial. Aktivitas promosi hingga pemesanan dilakukan secara daring. Selain untuk menjangkau pelanggan dari luar kota, strategi itu juga diharapkan mampu menarik pelanggan-pelanggan baru dari generasi muda.

"Kita harus mengikuti perkembangan zaman. Eranya sudah digital. Maka kami juga harus masuk ke sana," imbuhnya.
 
Inovasi itulah yang sukses membawa Loenpia Mbak Lien melintasi zaman. Dari sudut gang kecil di Kota Semarang pada Era Kolonial, hingga ke zaman kiwari yang serba daring, serba cepat, dan tak mengenal batas. Tentunya semua itu dilakukan dengan tetap mempertahankan tradisi dan kualitas lumpia yang sudah banyak diakui pelanggan.

"Kami berharap selain di Kota Semarang, kami mungkin bisa ke luar kota. Tetapi tentu harus kami cek, misalnya ketersediaan bahan baku. Harapannya, semua pelanggan kami bisa menikmati lumpia dengan kualitas dan cita rasa yang terjaga keasliannya," tutup Edo. (*)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Empati Musibah Sumatera, Polda Metro Ingatkan Tahun Baru Tanpa Kembang Api dan Knalpot Brong!
• 4 jam lalusuara.com
thumb
KSAD Jenderal Maruli: Saya Sudah Puluhan Kali Tangani Bencana, Ini yang Tercepat!
• 22 jam laluokezone.com
thumb
Pilkada Via DPRD: Jangan Korbankan Kedaulatan Rakyat
• 21 jam laluharianfajar
thumb
Catatan Akhir Tahun Amnesty: 2025 Dipenuhi Kekerasan Negara dan Krisis Ekologis
• 21 jam lalujpnn.com
thumb
Jangan Dirangkap, Kepala BNPB Minta Jabatan Kepala BPBD Tidak Diisi Sekda
• 10 jam laluokezone.com
Berhasil disimpan.