Momen Purbaya Kaget KSAD Harus Utang untuk Bangun Jembatan di Aceh

idxchannel.com
3 jam lalu
Cover Berita

Purbaya kaget mendengar curhatan KSAD Maruli Simanjuntak terkait kendala pendanaan dalam pembangunan jembatan darurat pasca bencana di Sumatera.

Momen Purbaya Kaget KSAD Harus Utang untuk Bangun Jembatan di Aceh. (Foto: Youtube DPR RI)

IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa merespons dengan santai curhatan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak mengenai kendala pendanaan dalam pembangunan jembatan darurat pasca bencana di Sumatera.

Purbaya mengaku baru mengetahui bahwa TNI Angkatan Darat harus menanggung beban utang untuk mempercepat perbaikan infrastruktur di lokasi bencana. Padahal, selama ini Menkeu merasa proses pencairan dana di balik layar berjalan tanpa hambatan melalui satu pintu.

Baca Juga:
Panglima TNI Prioritaskan Hunian hingga Layanan Publik pada Rekonstruksi Pascabencana

"Kalau peran Menteri Keuangan agak sedikit, Pak, karena kami di belakang. Kami cuma ya bayar kalau ada tagihan," kata Purbaya dalam Rapat Koordinasi Satgas Pemulihan Pasca Bencana dengan K/L daerah terdampak, Selasa (30/12/2025).

Ketidaktahuan Purbaya mengenai tunggakan biaya pembangunan tersebut terungkap saat ia duduk berdampingan dengan Jenderal Maruli. Menkeu pun berkelakar mengenai nasib tagihan yang belum terbayarkan tersebut.

Baca Juga:
Mendagri Perkirakan Anggaran Pemulihan Pascabencana di Sumatera Capai Rp59 Triliun

"Yang kami tahu kan selama ini satu pintu lewat BNPB, harusnya sih kita anggap lancar tadinya. Tapi saya baru tahu bahwa sebelah saya punya utang banyak rupanya," ujar Purbaya yang langsung disambut tawa oleh Maruli.

Pertukaran kalimat jenaka pun berlanjut ketika Purbaya mempertanyakan jaminan dari utang-utang proyek jembatan tersebut.

Baca Juga:
Masuki Fase Transisi, Hunian Sementara Warga Terdampak Bencana Sumatera Mulai Disiapkan

"Bapak kalau ngutang jembatan, jaminannya apa?" tanya Purbaya kepada Maruli.

"Ya tentara Pak," jawab Maruli singkat yang mengundang gelak tawa seluruh peserta rapat.

Di balik candaan tersebut, Jenderal Maruli menyampaikan fakta lapangan bahwa penanganan infrastruktur di wilayah terdampak, seperti Aceh dan Sumatera Utara, banyak dilakukan secara swadaya oleh personel TNI. 

Maruli mengakui timnya masih kesulitan memahami alur birokrasi sistem keuangan dalam penanganan darurat bencana.

"Sampai dengan saat ini kami belum mengerti sistem keuangannya Pak. Kita swadaya semua ini. Ya, sementara mungkin sampai pertengahan bulan depan kita masih kuat, setelah itu ya sudah korek-korek," ungkap Maruli.

Maruli juga menjelaskan bahwa TNI AD telah memborong jembatan armco langsung dari pabrik dalam tiga tahap pengerjaan demi mempercepat akses transportasi masyarakat. Namun, sebagian dari pembelian tersebut masih berstatus utang kepada pihak pabrik.

"Untuk armco sampai pabrik-pabriknya itu kita borong semua Pak, habis. Suruh bikin lagi, habis. Udah tiga tahap kita sudah kerjakan. Itu pun ya saya nanti bisik-bisik Bapak saja, itu masih utang, Pak. Jadi enggak ada masalah sebetulnya bisa masih bisa berlanjut," pungkas Maruli.

Adapun rapat ini juga dihadiri oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, Gubernur Aceh Muzakir Manaf, dan para bupati setempat serta Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad.

(Febrina Ratna Iskana)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Prediksi Arema FC Vs Persita di BRI Super League: Tak Ingin Kalah atau Imbang Lagi
• 3 jam lalubola.com
thumb
Viral Ludahi Kasir, Dosen UIM Makassar Dipecat
• 16 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Dari Hutan ke Layar Gawai: Cerita Mahout di Tengah Krisis Gajah Sumatera
• 9 jam lalukompas.id
thumb
Aprilia Tanggapi Santai Soal Niatan Jorge Martin Pindah ke Honda
• 18 jam lalumedcom.id
thumb
KPK Ungkap Isi Surat dari BPK yang Jadi Dasar Kasus Korupsi Izin Tambang Nikel di Sultra Dihentikan
• 3 jam lalurepublika.co.id
Berhasil disimpan.