Setiap momen perayaan rasanya kurang lengkap tanpa kembang api, termasuk perayaan tahun baru. Warnanya yang cantik dan bunyinya yang meriah sering bikin anak ikut antusias. Tapi di balik keindahannya, kembang api juga menyimpan risiko yang perlu dipahami orang tua—terutama saat melibatkan anak.
Lalu, sebenarnya usia berapa anak boleh main kembang api?
Apakah Aman Anak Bermain Kembang Api?Menurut berbagai organisasi kesehatan internasional, anak tidak disarankan menyalakan kembang api sendiri, berapa pun usianya. American Academy of Pediatrics (AAP) menegaskan bahwa, kembang api yang terlihat kecil sekali pun, tetap berpotensi menyebabkan luka bakar, cedera mata, hingga trauma pendengaran, pada anak.
Data dari US Consumer Product Safety Commission (CPSC) juga menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja termasuk kelompok yang paling sering mengalami cedera akibat kembang api. Cedera ini bukan hanya terjadi pada kembang api besar, tetapi juga jenis yang sering dianggap aman.
Jadi, Kapan Anak Boleh Main Kembang Api?
Alih-alih membiarkan anak menyalakan kembang api, para ahli merekomendasikan pendekatan berikut:
Anak usia berapa pun: tidak menyalakan kembang api sendiri.
Anak boleh menonton pertunjukan kembang api dari jarak aman.
Jika ingin ikut merayakan, Anda bisa memilih alternatif yang lebih aman, seperti glow stick, lampu LED, atau mainan cahaya khusus anak.
Dengan begitu, anak tetap bisa merasakan serunya perayaan tanpa harus menghadapi risiko cedera.
Peran Orang Tua Sangat Penting
Kembang api memang identik dengan momen bahagia. Namun, kebahagiaan itu akan jauh lebih bermakna jika dirayakan dengan aman. Dengan menetapkan batasan yang jelas dan memberikan contoh, Anda membantu anak memahami bahwa tidak semua hal yang terlihat menyenangkan selalu aman untuk dicoba sendiri.



