KOMPAS.TV - Seorang ibu di Medan, Sumatera Utara ditemukan tewas di tangan anak kandungnya.
Korban ditemukan meninggal dalam kondisi luka di tubuhnya. Polisi bilang, pembunuhan dipicu perlakuan korban yang kerap melakukan kekerasan dan ancaman terhadap anggota keluarganya.
Sakit hati memuncak, setelah korban menghapus aplikasi game online di ponsel pelaku.
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana, Sumatera Utara menyebut, akan mendampingi anak yang berkonflik dengan hukum. Mulai dari menjalani proses hukum hingga di persidangan.
Di Situbondo, Jawa Timur, 3 orang dalam satu keluarga ditemukan tewas dengan sejumlah luka. Jasad ketiga korban, pertama kali ditemukan oleh kerabat yang datang ke rumah.
Guna mengungkap kasus kematian satu keluarga ini, polisi melakukan olah TKP lanjutan. Selain menyita barang bukti, polisi juga sudah memeriksa 4 saksi.
Dan kasus yang menjadi sorotan publik adalah tewasnya seorang anak 9 tahun, di rumah mewah, yang tak lain anak politisi PKS hingga kini belum terungkap.
Polisi mengaku belum bisa mempublikasikan secara detail atas perkembangan dari kasus ini, karena masih bersifat rahasia atau konfidensial, khususnya berkaitan dengan barang bukti ilmiah dan para saksi.
Maraknya pembunuhan di keluarga menjadi kekhawatiran tersendiri, apalagi keluarga merupakan lingkungan terdekat yang seharusnya aman dan nyaman.
Maraknya kasus pembunuhan di lingkup keluarga, menjadi keprihatinan tersendiri. Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang seharusnya aman nyaman. Mengapa kasus pembunuhan bisa terjadi di lingkungan keluarga?
Kali ini kita akan bahas dengan psikolog klinis forensik, Kasandra Putranto.
Baca Juga: Kasus Pembunuhan Ibu Kandung di Medan, Psikolog: Tidak Ada Indikasi Gangguan Mental pada Anak
#pembunuhan #kriminal #anakbunuhibu #keluarga
Penulis : Shinta-Milenia
Sumber : Kompas TV
- pembunuhan
- anak bunuh ibu
- keluarga
- kekerasan
- anak politisi





