Tentara Nasional Indonesia (TNI) terus bergerak cepat dalam melakukan pemulihan di wilayah yang terdampak banjir bandang dan tanah longsor. Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyatakan bahwa sebanyak 37.910 personel telah diterjunkan ke titik-titik bencana untuk memastikan proses rehabilitasi berjalan secara terpadu dan efisien.
Pengerahan pasukan skala besar ini diperkuat dengan penambahan 15 batalyon tambahan, yang terdiri dari lima batalyon Zeni dan sepuluh batalyon teritorial. Fokus utama para prajurit saat ini adalah pembangunan Hunian Sementara (Huntara), pemasangan jembatan darurat, serta normalisasi fasilitas publik.
"Pembangunan itu akan membantu pemasangan jembatan Bailey, pembuatan Huntara dan Huntap (Hunian Tetap), serta pembersihan lumpur di sekolah, pesantren, jalan, dan fasilitas umum lainnya," ujar Jenderal Agus Subiyanto.
Selain infrastruktur fisik, TNI juga aktif dalam penyediaan logistik, evakuasi medis, hingga program trauma healing bagi warga yang terdampak secara psikologis. Di tingkat lapangan, dukungan kemanusiaan juga terus dilakukan TNI meliputi pembangunan dapur lapangan, pos kesehatan, sumur bor, serta fasilitas MCK di titik-titik terdampak.
Baca juga: 37 Desa di Aceh Tengah Masih Terisolasi, Tiga di Antaranya Hanya Bisa Diakses Jalan Kaki Tantangan Medan dan Akses Material Meskipun pembangunan Huntara menjadi prioritas utama untuk menjamin kenyamanan warga, TNI mengakui adanya tantangan besar di lapangan. Kondisi geografi yang rawan longsor serta tebing-tebing yang tidak stabil menjadi hambatan utama dalam pengiriman material bangunan ke lokasi terdampak.
"Kendala utamanya adalah akses material, karena akses dari lokasi ke tempat yang kita bangun ini agak rumit karena kondisi tebing yang masih rawan longsor," ungkap W.S. Danramil Akabiluru, Kapten Czi Zulkarnain.
TNI menegaskan komitmennya untuk tetap hadir di tengah masyarakat hingga kondisi benar-benar pulih. Pembangunan Huntara diharapkan menjadi solusi jangka pendek yang memberikan rasa aman bagi warga sambil menunggu kesiapan pembangunan Hunian Tetap yang lebih layak dan jauh dari zona rawan bencana.



