Jakarta (ANTARA) - Utah Jazz berambisi menjegal Boston Celtics dalam pertandingan pekan ke-10 NBA 2025-2026, di Delta Center, Salt Lake City, Amerika Serikat (AS), Rabu (31/12) pagi WIB.
Laman NBA, Selasa, menyatakan Jazz mulai menjelma menjadi lawan yang merepotkan bagi tim-tim kuat seperti Celtics, dengan mencatatkan tren positif lewat kemenangan kontra Detroit Pistons dan San Antonio Spurs pada pekan sebelumnya.
"Kami sudah sering berada dalam situasi pertandingan ketat musim ini dan para pemain tidak takut., sehingga mereka tetap terhubung serta mampu memenangi banyak pertandingan besar," kata Pelatih Utah Jazz Will Hardy.
Dia menilai ketenangan dan kebersamaan menjadi faktor penting dalam peningkatan performa timnya.
Baca juga: Pistons tantang Lakers demi memutus rentetan kekalahan
Sepanjang Desember, Jazz mencatat rekor laga 6-6 (menang-kalah), dengan empat kemenangan diraih melawan tim-tim yang berpeluang tampil di playoff.
Dalam kemenangan 127-114 melawan Spurs saat laga terakhir, tim itu tampil solid lewat kontribusi 29 poin oleh Lauri Markkanen dan 28 poin dari Keyonte George.
Perkembangan pemain muda seperti George, Brice Sensabaugh, Isaiah Collier, serta para rookie yakni Ace Bailey dan Walter Clayton Jr. turut memperkuat optimisme tim yang musim lalu menjadi juru kunci liga.
Sementara, di sisi lain, Boston Celtics datang dengan ambisi bangkit setelah kekalahan 108-114 dari Portland Trail Blazers yang telah memutus tren empat kemenangan beruntun.
Meski Jaylen Brown mencetak 37 poin, Celtics gagal menjaga konsistensi eksekusi, khususnya dari jarak jauh.
Mereka juga membawa misi balas dendam, setelah kalah tipis 103-105 dari Utah Jazz pada pertemuan pertama musim ini.
Jazz berharap momentum dan dukungan kandang kembali memberi mereka keunggulan kontra salah satu kandidat kuat juara NBA musim ini.
Baca juga: Clippers incar kemenangan kelima beruntun saat menjamu Kings
Baca juga: Grizzlies dan 76ers incar kemenangan di tengah badai cedera pemain
Laman NBA, Selasa, menyatakan Jazz mulai menjelma menjadi lawan yang merepotkan bagi tim-tim kuat seperti Celtics, dengan mencatatkan tren positif lewat kemenangan kontra Detroit Pistons dan San Antonio Spurs pada pekan sebelumnya.
"Kami sudah sering berada dalam situasi pertandingan ketat musim ini dan para pemain tidak takut., sehingga mereka tetap terhubung serta mampu memenangi banyak pertandingan besar," kata Pelatih Utah Jazz Will Hardy.
Dia menilai ketenangan dan kebersamaan menjadi faktor penting dalam peningkatan performa timnya.
Baca juga: Pistons tantang Lakers demi memutus rentetan kekalahan
Sepanjang Desember, Jazz mencatat rekor laga 6-6 (menang-kalah), dengan empat kemenangan diraih melawan tim-tim yang berpeluang tampil di playoff.
Dalam kemenangan 127-114 melawan Spurs saat laga terakhir, tim itu tampil solid lewat kontribusi 29 poin oleh Lauri Markkanen dan 28 poin dari Keyonte George.
Perkembangan pemain muda seperti George, Brice Sensabaugh, Isaiah Collier, serta para rookie yakni Ace Bailey dan Walter Clayton Jr. turut memperkuat optimisme tim yang musim lalu menjadi juru kunci liga.
Sementara, di sisi lain, Boston Celtics datang dengan ambisi bangkit setelah kekalahan 108-114 dari Portland Trail Blazers yang telah memutus tren empat kemenangan beruntun.
Meski Jaylen Brown mencetak 37 poin, Celtics gagal menjaga konsistensi eksekusi, khususnya dari jarak jauh.
Mereka juga membawa misi balas dendam, setelah kalah tipis 103-105 dari Utah Jazz pada pertemuan pertama musim ini.
Jazz berharap momentum dan dukungan kandang kembali memberi mereka keunggulan kontra salah satu kandidat kuat juara NBA musim ini.
Baca juga: Clippers incar kemenangan kelima beruntun saat menjamu Kings
Baca juga: Grizzlies dan 76ers incar kemenangan di tengah badai cedera pemain




