Mendikdasmen Pastikan Guru dan Siswa Korban Bencana di Sumatera Dapat Layanan Psikososial

liputan6.com
10 jam lalu
Cover Berita

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memastikan penanganan darurat bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat tidak hanya berfokus pada pemulihan fisik, tetapi juga pemulihan kondisi mental bagi para guru, siswa, serta orang tua yang terdampak.

Hal ini disampaikan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI Abdul Mu’ti dalam konferensi pers Update Penanganan Darurat Tiga Wilayah yang digelar di Media Center BNPB, Jakarta Timur, Selasa (30/12/2025).

Advertisement

BACA JUGA: Mendikdasmen: 85 Persen Sekolah Terdampak Bencana di Sumatera Bisa Beroperasi, 587 Masih Dibersihkan

Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan dukungan pemulihan pendidikan, termasuk layanan psikososial, bagi tenaga pendidik dan peserta didik yang terdampak bencana. Menurutnya, bencana tidak hanya merusak infrastruktur sekolah, tetapi juga meninggalkan dampak psikologis yang mendalam.

Ia menjelaskan, sejak awal pemerintah telah bekerja sama dengan Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI) untuk memberikan layanan pendampingan psikososial. Pendampingan tersebut tidak hanya ditujukan kepada guru dan siswa, tetapi juga kepada orang tua korban bencana.

“Banyak korban merupakan anak-anak, sehingga pendampingan psikologis juga diperlukan bagi orang tua dan tenaga pendidik,” ujarnya.

Ia menambahkan, layanan psikososial ini melibatkan berbagai organisasi kemanusiaan, seperti Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), serta relawan dari berbagai lembaga. Kolaborasi lintas organisasi ini diharapkan dapat membantu memulihkan kondisi mental masyarakat terdampak, sekaligus mendukung keberlanjutan proses belajar-mengajar di wilayah bencana.

Berdasarkan laporan dari tim lapangan, trauma psikologis masih dirasakan oleh sebagian korban bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Kondisi cuaca yang masih sering diguyur hujan memicu kembali rasa cemas dan ketegangan psikologis, terutama bagi anak-anak dan para guru yang terdampak langsung.

Abdul Mu’ti menyebut hujan kerap menjadi pemicu trauma karena mengingatkan korban pada peristiwa bencana yang sebelumnya dialami.

“Kami mendapatkan laporan dari lapangan, ketika hujan turun ada sebagian yang langsung mengalami ketegangan psikologis,” ujarnya.

 


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Ratusan Tawuran Terjadi di 2025, Polda Metro Optimalkan Layanan 110
• 1 jam laludetik.com
thumb
Mendagri Tito: Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awal, Libatkan Semua Pihak
• 13 jam laluliputan6.com
thumb
Pascabanjir Bandang Aceh, Aliran Sungai Dibersihkan dari Kayu Gelondongan
• 30 menit laludetik.com
thumb
Nilai TKA 2025 Tak Relevan, P2G Usul SNBP 2026 Kembali ke Rapor dan Indeks Sekolah
• 5 jam lalumedcom.id
thumb
BNPT Ungkap 112 Anak Terpapar Radikalisme lewat Game Online dan Media Sosial Sepanjang 2025
• 6 jam lalukompas.tv
Berhasil disimpan.