Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ambruk berjamaah pada perdagangan Selasa atau Rabu dini hari waktu Indonesia (31/12/2025).
Indeks S&P 500 bahkan melemah tipis pada perdagangan Selasa, mencatatkan penurunan untuk tiga sesi berturut-turut.
Indeks pasar luas S&P 500 turun 0,14% dan ditutup di 6.896,24. Penurunan ini memperpanjang tren negatifnya dengan meelmah tiga haru beruntun.
//FMG_Tag - IMPULSE var _ContextAdsPublisher = window.parent.document.createElement('script'); _ContextAdsPublisher.type = 'text/javascript'; _ContextAdsPublisher.async = true; _ContextAdsPublisher.id = "cads-generic"; _ContextAdsPublisher.src = window.parent.document.location.protocol + '//cdn.contextads.live/publishers/cads-generic.min.js?product=impl'; var _scripter = window.parent.document.getElementsByTagName('script')[0]; _scripter.parentNode.insertBefore(_ContextAdsPublisher, _scripter); //FMG_Tag - VIBE var _ContextAdsPublisher = window.parent.document.createElement('script'); _ContextAdsPublisher.type = 'text/javascript'; _ContextAdsPublisher.async = true; _ContextAdsPublisher.id = "cads-generic"; _ContextAdsPublisher.src = window.parent.document.location.protocol + '//cdn.contextads.live/publishers/cads-generic.min.js?product=vibe'; var _scripter = window.parent.document.getElementsByTagName('script')[0]; _scripter.parentNode.insertBefore(_ContextAdsPublisher, _scripter); //FMG_Tag - RC var _ContextAdsPublisher = window.parent.document.createElement('script'); _ContextAdsPublisher.type = 'text/javascript'; _ContextAdsPublisher.async = true; _ContextAdsPublisher.id = "cads-generic"; _ContextAdsPublisher.src = window.parent.document.location.protocol + '//cdn.contextads.live/publishers/cads-generic.min.js?product=rc'; var _scripter = window.parent.document.getElementsByTagName('script')[0]; _scripter.parentNode.insertBefore(_ContextAdsPublisher, _scripter); //FMG_Tag - expandedFloor var _ContextAdsPublisher = window.parent.document.createElement('script'); _ContextAdsPublisher.type = 'text/javascript'; _ContextAdsPublisher.async = true; _ContextAdsPublisher.id = "cads-generic"; _ContextAdsPublisher.src = window.parent.document.location.protocol + '//cdn.contextads.live/publishers/cads-generic.min.js?product=sf'; var _scripter = window.parent.document.getElementsByTagName('script')[0]; _scripter.parentNode.insertBefore(_ContextAdsPublisher, _scripter);Indeks Nasdaq Composite terkoreksi 0,24% dan berakhir di 23.419,08. Dow Jones Industrial Average turun 94,87 poin atau 0,20%, ditutup di 48.367,06.
Ketiga indeks utama Wall Street melemah di awal pekan, terseret oleh penurunan saham-saham teknologi. Nvidia mencatatkan penurunan dua hari berturut-turut, demikian pula sesama saham bertema kecerdasan buatan (AI), Palantir Technologies.
Saham Nvidia sudah ambruk 1,6% sementara Palantir jatuh 4% dalam dua hari terakhir.
Meski demikian, saham-saham tersebut masih menjadi pemenang besar sepanjang tahun ini. Saham Nvidia meroket 39% sepanjang 2025 sementara Palantir dan AMD masing-masing melonjak 139% dan 78%.
//
Menurut Bill Northey dari U.S. Bank Asset Management, penguatan sektor AI berpotensi berlanjut pada tahun depan, didukung oleh fundamental teknologi serta ekspansi pembangunan pusat data.
"Penerima manfaat awal yang paling jelas sejauh ini adalah komponen picks-and-shovels, yakni sektor semikonduktor dan saham-saham input utama dalam pembangunan tersebut," ujarnya, dikutip dari CNBC International.
Dia meyakini bahwa memasuki 2026, justru perusahaan-perusahaan yang menerapkan AI dalam operasionalnya yang akan mulai menikmati peningkatan produktivitas dan percepatan laba korporasi.
"Kami juga melihat adanya peluang pelebaran kepemimpinan pasar pada 2026, setelah sepanjang tahun ini kepemimpinan pasar relatif sempit," tambahnya.
Sebagian investor mencermati potensi "Santa Claus rally", yaitu fenomena di mana S&P 500 biasanya mencatatkan kenaikan selama lima hari perdagangan terakhir di akhir tahun dan dua hari pertama bulan Januari, menurut Stock Trader's Almanac.
Sepanjang tahun berjalan, S&P 500 telah menguat sekitar 17%, seiring euforia untuk memanfaatkan AI. Faktor ini membantu indeks acuan AS ini unggul dibandingkan indeks Eropa STOXX 600, meskipun pada awal tahun investor sempat mendiversifikasi portofolio menjauhi saham AS akibat dominasi isu sengketa perdagangan.
Menjelang akhir tahun, sentiment di pasar saham relative sepi. Sentimen salah satunya datang dari risalah rapat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed). Risalah Federal Open Market Committee (FOMC) di Desember menunjukkan adanya perbedaan pandangan yang cukup tajam di antara para pembuat kebijakan terkait pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps yang diputuskan awal bulan ini.
Risalah tersebut juga menyoroti perdebatan mengenai seberapa agresif The Fed seharusnya dalam kebijakan suku bunga ke depan.
"Terkait dengan besaran dan waktu penyesuaian tambahan terhadap kisaran target suku bunga dana federal, beberapa peserta menilai bahwa berdasarkan proyeksi ekonomi mereka, akan tepat untuk mempertahankan kisaran target tersebut tidak berubah selama beberapa waktu setelah penurunan pada pertemuan ini," demikian tertulis dalam risalah tersebut.
Risalah FOMC juga semakin mencerminkan adanya perbedaan pendapat meski pada akhirnya komite kembali menurunkan suku bunga. Risalah tersebut menunjukkan bahwa keputusan itu sebenarnya lebih ketat dibandingkan hasil pemungutan suara akhirnya.
Sebagai catatan, rapat FOMC melalui voting 9-3 memutuskan untuk memangkas suku bunga 25 bps menjadi 3,5-3,75% pada 10 Desember lalu. Jumlah suara berbeda pendapat ini adalah yang terbanyak sejak 2019.
//
"Sebagian besar peserta menilai bahwa penyesuaian lanjutan ke bawah pada kisaran target suku bunga dana federal kemungkinan tepat dilakukan apabila inflasi menurun seiring waktu sesuai perkiraan," demikian tertulis dalam dokumen tersebut.
Meski begitu, muncul keraguan mengenai seberapa agresif FOMC seharusnya bersikap ke depan.
Pasar saham tetap bergerak sedikit negatif setelah rilis risalah. Pelaku pasar sedikit menaikkan taruhan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga lagi pada April.
Pelaku pasar pada umumnya memperkirakan FOMC akan menahan suku bunga dalam beberapa pertemuan ke depan sembari menunggu data baru. Musim liburan relatif sepi dari komentar pejabat The Fed, dan sedikit pernyataan yang ada menunjukkan sikap berhati-hati memasuki tahun baru.
//



