JAKARTA, KOMPAS.com - Pemulihan infrastruktur di Aceh pascabencana menjadi pekerjaan rumah (PR) besar yang akan dituntaskan pemerintah.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan, wilayah Aceh Tamiang menjadi titik yang paling sulit dilakukan pemulihan. Bahkan, layanan pemerintah di daerah Aceh Tamiang belum maksimal.
Hal ini dikatakan Tito dalam Rapat Koordinasi (Rakor) pemulihan pasca-bencana dengan pimpinan DPR RI, kementerian/lembaga, hingga kepala daerah terdampak di Aceh, yang disiarkan langsung kanal YouTube DPR RI, Selasa (30/12/2025).
"Yang paling berat adalah (Aceh) Tamiang, karena Tamiang pemerintahannya belum berjalan efektif dan kemudian ekonomi juga belum berjalan maksimal. Kemudian untuk di daerah Sumatera Utara, sekalian saja di sini. Sumatera Utara itu cepat sekali recover," kata Tito, Selasa.
Baca juga: Aceh Utara Butuh Ribuan Relawan Kesehatan
Tito mengatakan, masih ada tujuh wilayah di Aceh yang terus menjadi perhatian pemerintah, meliputi Aceh Tamiang, Aceh Tengah, Aceh Timur, Gayo Lues, Bener Meriah, dan Pidie Jaya.
var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=Aceh, banjir aceh, wrapup, banjir sumatera, Pemulihan Aceh&post-url=aHR0cHM6Ly9uYXNpb25hbC5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8zMS8wODE2NDU2MS9wZWtlcmphYW4tcGVrZXJqYWFuLWJlc2FyLXVudHVrLXB1bGloa2FuLWFjZWgtdXNhaS1iYW5qaXI=&q=Pekerjaan-pekerjaan Besar untuk Pulihkan Aceh Usai Banjir §ion=Nasional' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `Dia bilang, sebagian besar wilayah yang berhasil dipulihkan harus masuk dalam kategori kuning, yakni kategori dalam perhatian, karena mengalami bencana susulan.
“Pidie Jaya tidak dimasukkan kuning, tapi karena kemarin kena lagi beberapa hari lalu, ya kita harus memasukkan kuning lagi," jelas Tito.
Sulitnya akses air bersihDalam kesempatan yang sama, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, pelebaran dan pendangkalan sungai akibat bencana di Sumatera, khususnya di Aceh, menjadi penyebab utama terganggunya pasokan air bersih bagi masyarakat di wilayah terdampak.
Dody mengatakan, hampir seluruh sungai di daerah terdampak mengalami pelebaran dan pendangkalan hingga dua sampai tiga kali lipat dari kondisi semula.
“Hampir di semua kabupaten itu sungai-sungainya itu melebar dan mendangkal, rata-rata dua sampai tiga kali lipat dari kondisi semula,” ujar Dody.
Baca juga: Menteri PU: Pelebaran dan Pendangkalan Sungai Jadi Penyebab Sulitnya Air Bersih
Dia bilang kondisi tersebut menyebabkan banyak instalasi pengolahan air atau water treatment plant yang berada di tepi sungai tertutup lumpur.
“Sehingga banyak water treatment plant yang selama ini berada di tepi-tepi sungai tertutup lumpur semua, sehingga kemudian menyebabkan Bapak Ibu sekalian kesulitan air bersih di seluruh kabupaten yang terdampak,” tuturnya.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Kementerian PU tengah berupaya mengaktifkan kembali instalasi pengolahan air bersih secepat mungkin.
Dody menargetkan, dalam waktu tiga hingga empat bulan ke depan, sejumlah water treatment plant dengan kapasitas sekitar 20 liter per detik dapat kembali beroperasi di beberapa titik.
“Kami memang sedang bekerja keras agar water treatment plant ini bisa kita aktifkan secepat-cepatnya,” ucap Dody.



