Harga logam mulia berbalik menguat pada perdagangan di Selasa (30/12). Pasar kembali memusatkan perhatian pada risiko geopolitik dan ekonomi global, mendorong reli emas yang mengarah pada kinerja tahunan terbaik sejak 1979.
Dilansir dari Reuters, Rabu (31/12), harga emas spot naik 0,8% ke US$4.364,70. Sementara itu, emas berjangka menguat 1% ke US$4.386,30. Harga perak melonjak 7,3% ke US$77,48.
Baca Juga: Investor Beralih ke Emas dan Perak, Bitcoin Tertinggal di 2025
Logam mulia lainnya juga mencatat kenaikan. Platinum naik 5,1% ke US$2.216,45. Sedangkan palladium menguat 1,6% ke US$1.639,08.
“Kemarin kami melihat volatilitas yang sangat ekstrem, dengan pergerakan kuat ke arah atas yang kemudian diikuti aksi ambil untung cukup besar. Namun hari ini pasar mulai stabil dan sentimen perdagangan secara umum masih tetap positif,” kata Wakil Presiden dan Analis Senior Logam Zaner Metals, Peter Grant.
Emas, yang dikenal sebagai aset lindung nilai (safe haven), telah melonjak tajam sepanjang 2025. Kenaikan tersebut didorong oleh kombinasi pelonggaran suku bunga, meningkatnya ketegangan geopolitik, pembelian kuat oleh bank sentral, serta arus masuk ke produk exchange-traded fund (ETF) berbasis emas.
Risalah Federal Reserve Desember menunjukkan bank sentral itu menyetujui pemangkasan suku bunga hanya setelah melalui perdebatan yang mendalam mengenai berbagai risiko yang membayangi perekonomian dari Amerika Serikat. The Fed dijadwalkan menggelar pertemuan berikutnya pada 27–28 Januari.
“Pasar juga masih skeptis terhadap tercapainya kesepakatan damai Rusia-Ukraina. Indikator risiko geopolitik secara umum tetap tinggi, sehingga menopang harga emas,” ujar Grant.
Baca Juga: Alasan Harga Platinum Melonjak Tajam
Ketegangan geopolitik kembali meningkat setelah memanasnya konflik dari Rusia-Ukraina. Kiev dituduh berupaya menyerang kediaman dari Presiden Rusia, Vladimir Putin. Ukraina membantah tuduhan tersebut dan menyebutnya tidak berdasar.




