JAKARTA, DISWAY.ID-- Bupati Aceh Tamiang Armia Fahmi meminta kepastian dari Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni terkait status dan pemanfaatan tumpukan kayu yang terbawa banjir besar di wilayahnya.
Permintaan tersebut disampaikan Armia dalam Rapat Satuan Tugas Pemulihan Pascabencana DPR RI di Aceh, Selasa (30/12/2025), yang disiarkan langsung melalui TVR Parlemen.
“Kami mohon fatwa dari Menteri Kehutanan, mau diapakan kayu ini. Apakah diserahkan ke kami untuk dijadikan papan, balok, atau kusen,” tanya Armia.
BACA JUGA:85 Persen Sekolah Terdampak Banjir Sumatera Sudah Kembali Beroperasi
Armia menjelaskan, tumpukan kayu yang sebelumnya berada di kawasan Pondok Pesantren Darul Mukhlisin, Aceh Tamiang, kini sebagian besar telah dipindahkan ke bantaran sungai.
“Tumpukan kayu di Pesantren Darul Mukhlisin sudah sekitar 85 persen kami angkut. Kayu dan balok besar sudah disingkirkan dan ditumpuk di pinggir sungai,” ujarnya.
Meski demikian, pemerintah daerah masih menunggu kejelasan hukum terkait langkah lanjutan, khususnya jika kayu tersebut hendak dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat terdampak.
Armia menekankan, kepastian hukum sangat dibutuhkan agar kebijakan daerah tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari.
“Sehingga ada fatwa yang kuat untuk kami melakukan hal tersebut. Ini perlu penegasan. Jangan sampai kami dipanggil aparat penegak hukum, padahal ini bentuk komitmen kami membantu masyarakat Aceh Tamiang,” tegasnya.
BACA JUGA:Jaminan Kuat John Herdman, Kontrak 2+2 Tahun Tanpa Risiko Pemecatan Selama Erick Thohir Pimpin PSSI
Armia juga melaporkan bahwa sejumlah fasilitas dasar mulai pulih pascabencana. Pasokan listrik telah kembali normal, sementara jaringan telekomunikasi, khususnya Telkomsel, sudah dapat digunakan warga.
Di sektor ekonomi, aktivitas perdagangan perlahan bergerak. Setelah proses pembersihan, sejumlah pasar dadakan mulai beroperasi untuk memenuhi kebutuhan warga, seperti sayuran dan telur.
“Kalau sudah 100 persen bersih, para penjual akan kami masukkan ke pasar agar tidak mengganggu arus lalu lintas,” ujarnya.
Untuk akses transportasi, Armia memastikan jalur Medan–Banda Aceh masih dapat dilalui. Namun, ia mengakui masih ada beberapa titik kemacetan akibat jalan rusak dan aspal berlubang.
BACA JUGA:DPR Tinjau Hotel di Mekkah yang Diakuisisi Danantara, Siap Jadi Tahap Awal Kampung Haji Indonesia 2026
- 1
- 2
- »


