FAJAR, MAKASSAR — Satuan Tugas (Satgas) Pangan Sulawesi Selatan menggelar monitoring harga pangan guna memastikan harga terkendali selama momentum libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Satgas mendatangi dua pasar induk di Kota Makassar, yakni Pasar Terong dan Pasar Pa’baeng-baeng, Rabu, 31 Desember.
Satgas pangan terdiri dari tim dari Kepolisian Daerah (Polda) Sulsel, Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel, serta dari Kanwil Perum Bulog Sulselbar. Tim satgas pangan tampak mengecek secara langsung kualitas beras dan menanyakan harga bahan paangan kepada beberapa gerai pedagang yang terdapat di dua pasar tersebut.
Ketua Satgas Pangan dari Polda Sulsel Kompol Yus Ade Elisia menyampaikan, bahwa monitoring pasar dilakukan untuk memantau harga-harga kebutuhan pokok, khususnya harga beras, guna memastikan tidak terjadi kenaikan harga dalam rangka melayani masyarakat pada periode Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Menjelang Natal kemarin, kami juga telah melaksanakan monitoring ke pasar-pasar. Kebetulan hari ini kami kembali turun ke lapangan bersama dinas terkait, di antaranya Dinas Perdagangan, Satgas Pangan, Bulog, serta instansi lainnya, untuk bersama-sama memantau harga-harga yang ada di pasar di Kota Makassar,” ujar Kompol Ade.
Dari hasil pemantauan, Kompol Ade menyebut harga-harga kebutuhan pokok masih stabil dan masih berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET), khususnya di Makassar.
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Sulsel Kemal Redindo mengemukakan bahwa satgas pangan di seluruh kabupaten/kota se-Sulsel juga turut menggelar monitoring harga dalam menyambut libur Nataru. Ia menyebut bahwa harga dan stok pangan masih terkendali hingga h-1 Tahun Baru 2026.
“Artinya, ketersediaan pangan di Sulawesi Selatan aman. Masyarakat tidak perlu panik dan tidak perlu melakukan pembelian berlebihan karena stok cukup untuk menghadapi Nataru dan hari-hari setelahnya,” terang Redindo.
Redindo menilai harga masih relatif terkendali. Meskipun terdapat beberapa kios yang mengalami kenaikan harga. Namun, kenaikannya tidak signifikan dan masih di batas toleransi. Kenaikan tersebut disebabkan perbedaan ongkos angkut distribusi.
“Namun secara umum, harga di semua pasar relatif sama. Khusus beras, tidak terdapat perbedaan harga. Untuk beras premium harganya Rp14.900, sedangkan beras medium Rp13.500. Harga tersebut merupakan standar dan stoknya tercukupi. Penyaluran beras SPHP juga tersedia di seluruh kios dan masih terkendali. Demikian pula dengan komoditas lain seperti telur, ayam, dan cabai, harganya relatif terkendali,” ulas Redindo.
Pimpinan Wilayah Perum Bulog Sulselbar, Fakhrurozi mengatakan, pihaknya menggelar posko pengendalian harga pangan di pasar-pasar guna menjaga kestabilan harga. Salah satunya yang ada di Pasar Pa’baeng-baeng. Posko tersebut menyediakan Beras SPHP 5kg seharga Rp57 ribu, Gula Putih Kristal 1 kg seharga Rp17.500 dan MinyaKita 1 liter seharga Rp15 ribu.
“Posko ini mulai dibentuk sejak tanggal 25 kemarin. Kami diminta membentuk posko di setiap pasar untuk memastikan harga tidak mengalami kenaikan. Masyarakat juga dapat membeli kebutuhan pokok di posko-posko yang telah kami sediakan,” tukas Fakhrurozi.
Posko disiapkan di setiap pasar, seperti di Pasar Terong dan Pasar Pabaeng-baeng. Selain itu, posko juga tersedia di lokasi-lokasi Car Free Day dan titik-titik keramaian lainnya. Bulog juga bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan melalui kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM). (uca)





